Lensa69

Cerita Sex Atasan Dengan Sekretaris Baru Yang Ganas

Cerita Sex Atasan Dengan Sekretaris Baru Yang Ganas

Sehubungan dengan sekretarisku yang megundurkan diri karena menikah, aku meminta bagian kepegawaian untuk mencarikan sekretaris untukku. Untuk menghemat keuangan perusahaan, aku minta dicarikan dari internal perusahaan saja. Dari bagian lain yang berminat untuk menjadi sekretaris.

Diantara beberapa karyawan yang ditawarkan padaku, ada satu yang menarik perhatianku. Namanya Eva, staf bagian administrasi, umurnya 30 tahun yang berarti 5 tahun di bawah umurku. Dari hasil interview dengannya, aku rasa dia memenuhi semua kriteria yang aku inginkan.

Orangnya smart, wajahnya cantik dan yang membikin aku tertarik padanya adalah bentuk tubuhnya yang bahenol. Tubuh bagian atasnya menonjol oleh sepasang payudara yang cukup besar, sementara tubuh bagian bawahnya tampak pantanya yang bulat dan besar. Sungguh bentuk tubuh yang begitu menawan yang dapat mebangkitkan gelora birah bagi setiap lelaki yang memandangnya.

Pada awalnya Eva merasa canggung sehingga sering sekali berbuat salah dan merasa kurang nyaman kalau harus menghadap aku. Mungkin salah satu yang membuatnya kurang nyaman adalah tatapan mataku yang sangat tajam dan terkadang seperti sedang menelanjangi tubuh indahnya.

Karena memang aku sangat terpesona dengan bentuk tubuhnya yang bahenol tersebut. Namun berkat keramahan, ketelatenan serta kesabaranku dalam membimbing dia, kini dia sudah tidak canggung lagi dan hubunganku dengannya juga semakin dekat.

Eva termasuk tipikal orang yang cerdas sehingga dalam waktu singkat apa yang aku ajarkan dapat dia kuasai. Dan dengan cepat pula dia dapat mengetahui dan menyesuaikan dengan kebiasaanku. Hingga akhirnya dia dapat aku andalkan untuk mengatur agenda kerjaku dan menyiapkan segala sesuatu yang aku butuhkan berkaitan dengan pekerjaanku.

Dan karena kepandaiannya tersebut dan prestasi kerjanya yang bagus, aku tidak ragu mempromosikannya sehingga gajinya naik hampir dua kali lipat. Sejak mendapat promosi tersebut, ada satu perubahan yang Eva alami yaitu dia berusaha tampil lebih menarik setiap hari untukku. Hal itu membuat aku menjadi semakin betah berada didekatnya.

Hubunganku dengan Eva semakin lama semakin akrab dan dekat. Kini Eva mulai berani curhat tentang kehidupan pribadinya kepadaku. Mulai dari pengalamannya sebelum bekerja ditempatku sampai urusan rumah tangganya. Bahkan sampai masalah kehidupan seksualnya dengan mantan suaminya tanpa ragu dia ceritakan kepadaku.

Dari obrolan tersebut akhirnya aku mengetahui kalau Eva seorang janda dengan satu anak. Mantan suaminya seorang pilot yang meninggal dalam sebuah kecelakaan pesawat terbang.

Setelah dekat dan mengetahui latar belakang kehidupannya terutama masalah kehidupan seksualnya, aku tahu Eva tipikal perempuan yang mempunyai libido seksual tinggi. Hal tersebut membuat aku jadi terobsesi untuk dapat meniduri sekretaris baruku tersebut.

Aku membayangkan alangkah nikmatnya seandainya aku dapat meniduri Eva, dapat menikmati tubuh sekretarisku yang bahenol yang cukup menarik bagiku walaupun dia sudah tidak muda lagi dan bukan gadis perawan.

Akhirnya kesempatan untuk mewujudkan keinginan itu terjadi.

Aku ditugaskan oleh kantorku untuk bertemu klien di Bandung. Karena banyak yang harus aku persiapkan dalam pertemuan tersebut maka aku putuskan untuk mengajak Eva dalam tugas tersebut.

Kami menginap disebuah hotel bintang lima. Sebenarnya aku ingin pesan satu kamar saja agar aku dapat berduaan sekamar dengan Eva, namun karena sebelumnya aku belum mengkonfirmasi keinginanku tersebut kepada Eva aku tidak yakin kalau Eva akan menyetujui keinginanku tersebut.

Akhirnya aku putuskan untuk memesan dua kamar namun yang ada pintu penghubung antar kamar. Awalnya Eva ragu namun setelah aku jelaskan alasannya agar sewaktu-waktu aku butuh dirinya tinggal ketok pintu penghubung gak perlu keluar kamar. Begitu juga bila dia butuh konsultasi hasil kerjanya denganku tinggal masuk melalui pintu penghubung tersebut. Dan agar lebih menyakinkan Eva maka kunci pintu penghubung aku minta agar Eva yang menyimpan.

Hari pertama agenda meeting benar-benar padat. Meeting berlangsung dari pagi sampai malam. Hal itu membuat aku capek sekali. Begitu selesai meeting aku minta Eva agar jangan lupa menyiapkan bahan buat besok pagi. Sementara karena kondisiku yang agak kurang fit hari itu, begitu tiba di kamar aku langsung tidur.

Hal serupa juga terjadi pada hari kedua meeting dengan klienku. Agenda pada hari kedua juga masih padat. Sehingga menguras banyak stamina dan pikiran. Baru pada hari ketiga yang merupakan hari terakhir agenda meeting tidak terlalu padat. Hanya membuat resume hasil meeting yang akan ditandatangani kedua belah pihak. Akhirnya tepat pukul 13.00 meeting selesai.

Selesai meeting, aku santai didalam kamar hotel. Tiba2 pintu penghubung antara kamarku dan kamar Eva terbuka, Eva mengetuk pintu dan wajahnya yang manis nongol dari balik pintu.

“Pak boleh saya masuk?” Tanya Eva dengan sopan.

“Eh… kamu Va. Masuk aja.” kataku. Aku sangat terkejut begitu Eva sudah ada didalam kamarku. Dia memakai gaun terusan yang sangat ketat sehingga walaupun seluruh tubuhnya tertutup namun lekuk2 tubuhnya yang menawan itu tercetak dengan jelas.

“Kenapa, Pak? Ada yang salah dengan Eva sampai Bapak tidak berkedip gitu melihat Eva.” kata Eva sambil tersenyum, seakan-akan dia tahu aku terpesona melihat tubuhnya yang bahenol tersebut.

“Lagi ngapain Pak?, kayaknya dari tadi serius banget liatin Tab-nya?” tanya Eva.

“Biasa lihat2 berita di twitter dan update status FB” jawabku santai.

“Kirain…, biasanya sih cowok kalau lagi asyik dengan Tab-nya gak jauh2 dari lihat foto2 telanjang cewek atau lihat video porno” ujar Eva sambil duduk ditepi tempat tidur. Aku sempat melirik belahan payudaranya yang besar tersebut.

“Kalau itu sih banyak Va di laptop aku” kataku.

“Ah yang bener Pak, Eva mau liat dong… itung2 buat refreshing” kata Eva.

“Serius nih, kalau mau aku nyalain laptopku.” Aku mencoba memancing keseriusan Eva.

Eva mengangguk malu. Aku buka Video XXX Jepang berformat MP4.

“Kesempatan nih untuk merangsang libido seksual Eva sehingga nantinya aku dapat menyetubuhi dirinya sesuai keinginanku selama ini.” Gumanku dalam hati. Setelah beberapa lama Video aku putar, tiba2 Eva berkomentar,

“Ihhh… Kontol cowoknya gede banget Pak” seru Eva.

Aku kaget dengan perkataan Eva tersebut sehingga aku menoleh ke arahnya.

“Maaf pak, Eva kelepasan ngomong jorok…” kata Eva sambil membekap mulutnya sendiri, saat melihat aku menoleh ke arahnya.

Namun komentar tersebut tidak aku tanggapi. Aku kembali membaca Twitter dan FB ku namun sebenarnya aku sudah tidak konsen lagi. Aku sudah tidak sabar untuk cepat2 menyetubuhi tubuh bahenol Eva.

“Kayaknya Eva sudah mulai terangsang. Dia sudah tidak malu2 lagi menyebut kata kontol secara terus terang. Tinggal menunggu waktu nih, aku akan dapat menyetubuhinya.” kataku dalam hati.

Setelah berjalan beberapa menit, aku melihat kearah Eva yang sedang menikmati adegan demi adegan yang ada dalam video tersebut. Kemudian aku mendekatinya.

“Kamu pernah posisi gitu ga Va?” tanyaku saat melihat adegan doggy style di video tersebut.

Eva menggelengkan kepala, “Gak pernah Pak, semenjak nikah seks kami biasa saja, bahkan Eva jarang digauli Pak. Mantan suami Eva kan pilot pak, jadi jarang ketemunya. Setiap ketemu harapan Eva dapat melampiaskan dahaga seksual Eva dan mendapatkan kepuasan biologis karena jarang digauli tapi ternyata mantan suami Eva tidak mampu memberi kepuasan yang Eva inginkan. Padahal sebenarnya nafsu sek Eva itu tinggi Pak…” lanjut Eva sambil matanya tidak berkedip melihat adegan demi adegan dilayar Laptopku.

“Gimana rasanya ya kalau memek di isep kayak tadi…..” tiba2 tanpa sadar Eva berbicara.

“Kalau Eva mau ngerasain memeknya di isep, aku mau kok ngisep memek Eva?” candaku.

“Emang Bapak mau ngisep memek Eva?” tanya Eva yang sepertinya birahinya sudah semakin tinggi.

Tanpa menjawab pertanyaan Eva, aku langsung melumat bibirnya. Mulanya Eva kaget, namun akhirnya dia membalas ciumanku.

Eva benar-benar sudah dikuasai nafsu birahinya. Saat ini dia ingin menyalurkan gejolak birahinya yang selama ini terpendam. Sekaranglah saatnya baginya untuk melampiaskan nafsu seksnya yang begitu menggelora yang tidak tersalurkan sepeninggal suaminya.

Eva sudah tidak memperdulikan lagi bahwa yang sedang melumat bibirnya adalah aku, yang tidak lain adalah Bosnya. Saat ini kesempatan baginya melampiaskan nafsu seksnya yang tinggi tersebut dan bagiku saat ini adalah saat yang tepat untuk mewujudkan keinginanku menyetubuhi Eva yang sudah lama aku pendam.

Eva melepaskan bibirnya dari lumatan bibirku. Lalu dia berdiri melepaskan gaunnya hingga tinggal mengenakan CD dan BH saja. CD Eva model bikini yang tipis dan minim, sehingga semuanya terlihat dengan jelas.

Pantatnya yang bahenol terlihat bulat dan mulus sedangkan bagian depannya tampak bukit memeknya yang tembem dihiasi bulu2 jembut yang cukup lebat hingga sebagian keluar dari samping kanan dan kiri serta atas CD Eva. Dibagian dada, BH yang dikenakan Eva tak sanggup menampung sepasang payudaranya yang cukup besar.

Begitu menyaksikan tubuh montok Eva yang hanya mengenakan CD dan BH tersebut, akupun segera melepas pakaian yang aku kenakan hingga aku tinggal mengenakan CD yang membungkus kontolku yang besar. Bagian depan CDku tampak menyembul akibat kontolku yang mulai tegang melihat tubuh Eva yang seksi tersebut.

Sesaat Eva melirik ke arah depan CDku yang tampak menyembul besar menyembunyikan batang kontolku di dalamnya. Melihat hal itu, Eva merasakan itilnya berdenyut-denyut dan liang memeknya terasa mulai basah oleh cairan akibat rangsangan birahi yang menderanya. Dengan nafsu yang berkobar-kobar Eva memeluk erat tubuhku. Dengan ganas bibirnya kembali mencium bibirku.

Dengan tidak kalah ganasnya aku membalas pagutan bibir Eva dan memilin-milin lidah Eva didalam mulutku. Kemudian tangan Eva masuk ke dalam CDku, dan menemukan batang kontol yang besar. Perlahan tangan Eva mulai mengocok batang kontolku. Sehingga dia merasakan denyut-denyut batang kontolku yang perlahan-lahan mulai tegak berdiri.

Eva semakin tak kuasa menghadapi kenyataan tersebut. Memeknya semakin terasa gatal dan denyutan cairan kental dan licin semakin memenuhi seluruh rongga yang ada di dalam liang memeknya. Eva melepas bibirnya dari pagutan bibirku, lalu jongkok tepat didepan selangkanganku.

Diplorotkannya CD yang membungkus kontolku. Dengan berpegangan pada pundak Eva aku mengangkat sebelah kakiku sehingga CDku terlepas dan jatuh dilantai. Kemudian Begitu CDku telah copot, batang kontolku yang sudah tegang sejak tadi langsung meloncat keluar.

“Eesstt… uukhh… Paaak… gede banget kontolnya. Eva pingin dipuasin dengan kontol bapak yang gede ini…” desah Eva ketika rangsangan birahinya semakin tinggi saat melihat batang kontolku yang panjang besar dan bengkok itu telah tegak dan keras. Dikocoknya dengan lebut batang kontolku sehingga batang kontolku semakin keras dan tegak.

Tiba2 Eva bangun dari posisi jongkoknya. Dengan cepat Eva mencopot BH dan CD yang masih melekat ditubuhnya. Kemudian dengan keadaan telanjang bulat, Eva merebahkan tubuh bahenolnya di tempat tidur.

Tubuh bahenol Eva yang selama ini hanya dapat aku nikmati dalam balutan pakaian seksinya kini dapat aku nikmati dalam keadaan telanjang bulat tanpa sehelai kain yang menutupinya. Pada bagian memek sampai sebatas pusarnya, bulu2 jembut yang hitam dan keriting tumbuh lebat sehingga menutupi bukit memeknya yang tembem tersebut. Sementara di dadanya menggantung indah sepasang payudara besar yang dihiasi puting yang berwama kecoklatan.

Aku menelan air ludah, menahan nafsu yang membara. Begitupun Eva. Tubuhnya bergetar dan jantungnya berdegub kencang mengguncang dadanya. Saat kedua tangan Eva menyibakkan bulu2 jembut yang menutupi memeknya tersebut, tampak permukaan bibir memeknya yang tebal dan itilnya yang tampak menonjol telah basah oleh cairan yang keluar dari liang memeknya akibat rangsangan birahinya.

Eva membuka kedua belah kakinya lebar-lebar sehingga isi di dalam memeknya semakin tampak jelas olehku. Aku menelan air ludah menahan nafsu ketika melihat isi di dalam memek Eva yang tampak berkilat dan berwarna kemerahan.

Degub jantungku semakin kencang, tubuhku gemetaran saat pandangan mataku menatap ke arah lubang memek Eva yang tampak menganga diantara lebatnya bulu2 jembut yang menutupi memek tembemnya tersebut.

Tampaknya Eva ingin agar aku segera mengoral memeknya. Namun aku tidak langsung mengoral memeknya, aku ingin memberikan rangsangan yang maksimal pada Eva, sehingga dia dapat benar-benar merasakan kenikmatan dan kepuasan seksual saat ML bersamaku.

Dengan lembut aku kecup bibir Eva sambil kedua telapak tanganku bergerak meraba-raba payudaranya yang besar. Akibat aksiku tersebut, tubuh Eva menggelinjang hebat merasakan sentuhan lembut di tubuh bagian atasnya. Mulut Eva mendesah.

Kepalanya mendongak ke atas. Kedua matanya terpejam. Kedua payudara Eva bergerak-gerak disaat tubuhnya menggeliat-geliat eratis, sehingga membuat aku semakin terangsang. Lalu perlahan-lahan aku mendekatkan bibirku ke payudara kiri Eva.

Dengan lembut ujung lidahku mengulasi puting payudara Eva yang mencuat ke atas tersebut dan kemudian puting payudara yang tampak merah agak kecoklatan itu aku lumat dan aku hisap-hisap.

“Ooouuww… uukhh… eesstss… aduh Paaakkk… ssshhh… geliiiii… Paaaaakk… ssshhh…” terdengar erangan manja dari mulut Eva. Tanpa memperdulikan suara erangan tersebut, selesai menjilat, melumat serta menghisap puting payudara bagian kiri, mulutku pindah ke puting payudara sebelah kanan sambil tanganku meremas-remas payudara kirinya sehingga tubuh Eva semakin menggeliat-geliat menahan nikmat yang luar biasa.

“Ooooohhh Paaaaaakkk… enaaak bangeeet Paaaakk… oooouuhhh… teruuus Paaaaakk…” suara rintihan Eva menikmati aksiku pada payudaranya.

Puas bermain dengan payudara Eva, cumbuanku mulai merambat turun. Hingga akhirnya wajahku tepat berada diselangkangan Eva. Kemudian aku langsung mendekatkan mulutku ke permukaan bibir memek Eva. Semerbak bau harum memek Eva seketika tercium olehku.

Setelah bibirku dekat dengan permukaan bibir memek Eva, sambil menyibakkan bulu2 jembut yang menutupi belahan bibir memek Eva, perlahan-lahan aku mengeluarkan ujung lidahku. Dengan perlahan belahan bibir memek Eva itu aku ulas-ulas dengan ujung lidahku.

Jilatan lidahku semakin merambat ke atas kearah itil Eva dan begitu itilnya tersentuh ujung lidahku, seketika itu pula Eva memegang kepalaku sambil merintih merasakan kenikmatan yang luar biasa. Aku terus menggesekkan lidahku di atas itil Eva sehingga itil tersebut makin lama makin membengkak dan keras.

Karena merasakan nikmat yang luar biasa tersebut tanpa terasa Eva menggoyangkan pantatnya, kadang dia angkat, kadang dia goyang ke kiri dan ke kanan. Kemudian aku melakukan sedotan kecil di itil Eva lalu itil tersebut kupermainkan kembali dengan ujung lidahku.

Akibat aksi sedot dan jilat yang aku lakukan pada itilnya, membuat kenikmatan yang Eva dapatkan menjadi semakin luar biasa, gerakannya makin tak terkendali. Eva mengangkat pantatnya tinggi” sehingga bibir memeknya menempel erat di bibirku.

“Oooowwwww… eeessstss… Paaak… aduh… Paaaakkk… enaaaaakkk…” desah Eva. Tubuhnya ketika itu serasa terguyur air yang menyejukkan dan sejuta perasaan nikmat menyelubungi tubuhnya. Dengan gemas aku terus mengulas-ulas ujung lidahku di belahan bibir memek Eva. Cairan kental dan agak licin kian menguncur dari pelupuk liang memek Eva membuat memek Eva menjadi semakin becek.

Namun aku tidak perduli. Aku mau membuat Eva orgasme terlebih dahulu, karena itu lidah dan wajahku kujauhkan dari memeknya. Ketika aku melihat lubang memek Eva telah basah oleh cairan kental dan agak licin yang bercampur dengan air liurku, perlahan-lahan jari tengah tangan kananku bergerak masuk mengulas-ulas bagian dalam memek Eva yang mengkilat basah dan berwarna kemerahan.

Di saat ujung jari tanganku menyentuh benda lembut dan licin didalam liang memek Eva, tiba2 dinding2 liang memek Eva seakan-akan menjepit erat jari2 tanganku tersebut dan berdenyut-denyut.

Jari tanganku serasa dipijat dan diisep didalam liang memek Eva. Sambil ujung lidahku menjilati itil Eva, jari tanganku perlahan-lahan keluar masuk di liang memek Eva. Gerakan jari tanganku di memek Eva yang basah itu sampai menimbulkan suara crreek… crrreeek… crrreeek… creek… crrreeek…

Aku semakin mempercepat kocokan jari-jariku di memek Eva, sambil terus menjilat dan mengenyot itil Eva. Sesekali mataku melirik ke wajah Eva. Mata Eva merem-melek, sementara keningnya berkerut-kerut menahan nikmat.

Crreek… Crrreeek… Crreek… Crek… Crek… Crok… Crok… Suara yang keluar dari kocokan jariku di memek Eva semakin terdengar keras. Aku mempertahankan kocokan tersebut.

Untuk menambah rangsangan pada diri Eva, sambil terus mengocok liang memek Eva dengan jariku, tanganku yang lain meremas-remas payudara Eva. Hal tersebut semakin membuat birahi Eva tambah memuncak. Tubuhnya semakin bergetar. Aksi yang aku lakukan tersebut semakin membuat Eva merasakan nikmat yang sangat luar biasa.

“Ouughhhh… Paaaaakkk… eenaaaakkk… aakkkuuu mau kelluaarr…” rintih Eva. Tubuhnya menggeliat-liat. Menyadari hal tersebut aku semakin mempercepat kocokan jariku di liang memek Eva.

“Ssshhh… aagghhhh… Paaaakkkk… aakkkuuuu keluaaaarrrr…!!!” pekik Eva pinggulnya yang amat aduhai itu menggial ke kiri dan ke kanan.

Ssssrr… sssrrrr… ssssrrrr… memek Eva memuntahkan lahar kenikmatannya.

Tubuhnya mengejang, aku merasakan hangatnya air kenikmatan Eva yang membasahi jari tanganku.

Beberapa detik kemudian Eva terbaring lemas di atas tempat tidur. Matanya memejam rapat. Tampaknya dia baru saja mengalami orgasme yang begitu hebat. Kocokan jari tanganku di memeknya pun kuhentikan.

Kubiarkan jariku tertanam dalam memeknya sampai jepitan dinding memeknya terasa lemah. Setelah lemah. jari tanganku kucabut dari memeknya. Dengan bergantian aku dan Eva menjilati cairan yang membasahi jari tanganku tersebut.

Setelah istirahat beberapa saat sambil menikmati orgasmenya, kemudian Eva bangkit dari tidurnya. Tubuhku didorongnya sehingga posisiku jadi terlentang. Eva duduk di antara selangkanganku, lalu digenggamnya batang kontolku yang telah ngaceng itu dengan telapak tangannya. Perlahan-lahan Eva merundukkan tubuhnya sehingga kini mulutnya tepat berada di depan batang kontolku.

“Eva isep kontolnya ya pak… Eva mau ngerasain kontol bapak yang super gede ini! Gedenya jauh melebihi kontol mantan suamiku…” kata Eva sambil tangan kirinya menggenggam batang kontolku dan tangan kanannya mengusap-usap biji pelirku.

Kemudian sluppp….. batang kontolku masuk kedalam mulut Eva yang hangat. Batang kontolku dikulum dan diisep-isep didalam mulut Eva. Sesekali Eva menjilati kepala kontolku dengan ujung lidahnya. Mulut Eva yang mungil tersebut hanya mampu menampung setengah dari batang kontolku. Kepala Eva mengangguk-angguk mengeluar-masukkan batang kontolku di mulutnya.

“Oooww… aaakhh… Vaa… ssssshhh….. Enak sekali Vaaa…” suara desahku sambil menggeliat seraya mengangkat kepalaku menghadap langit-langit kamar. Bukan main nikmat yang aku rasakan saat itu.

Eva mengeluarkan batang kontolku dari dalam mulutnya. Digenggamnya batang kontolku kemudian dengan bibirnya yang mungil itu, Eva menjilati dan melumat kepala kontolku yang besar tersebut. Perlahan-lahan jilatan ujung lidah Eva turun dari bagian atas batang kontolku ke bagian bawah. Eva menyapu bersih setiap jengkal bagian batang kontolku dengan ujung lidahnya.

Setelah beberapa saat lamanya, setiap bagian batang kontolku sudah terjilat oleh ujung lidah Eva. Batang kontolku tampak bersih dan mengkilat karena basah oleh air ludah Eva. Kemudian sambil telapak tangannya mengurut-urut batang kontolku, Eva menjilati kedua biji pelirku. Hal itu yang membuat aku semakin menggeliat hebat.

“Oughhh….. sssshhhh….. enakh….. Vaa…” aku melenguh dengan mata terpejam menikmati aksi mulut dan tangan Eva pada kontolku.

Cukup lama Eva melakukan jilatan-jilatan lidahnya pada kontolku. Aku semakin menggeliat-geliat hebat karena menahan rangsangan yang semakin meninggi.

Eva menghentikan aksinya. Kemudian Eva kembali telentang di atas ranjang dengan kedua belah pahanya direntangkannya lebar-lebar sehingga bagian bibir memeknya itu tampak terkuak memperlihatkan isi di dalamnya yang berwama kemerahan dan berkilat.

“Pak….. Eva sudah ga tahan, masukin aja kontolnya Pak…..” pinta Eva.

Tanpa banyak pikir, aku mengambil posisi berada diantara kedua paha Eva. Kedua kaki Eva aku letakkan di atas pundakku. Sebelum aku memasukkan kontolku kedalam memek Eva, aku menempelkan dan menggesek-gesekkan ujung kepala kontolku pada itil Eva yang berada tepat di atas bibir memeknya. Tampak itil Eva sudah sedemikian bengkaknya. Eva merasakan sensasi yang begitu nikmat yang belum pernah dia rasakan.

“Oooh…, Paaaak! Cepat masukin kontolnya Pak! Buruan entoti Eva… Eva udah nggak tahan lagi pingin dientot…..” Eva sudah tak bisa tahan lagi ingin segera disetubuhi olehku. Memeknya yang sudah lama tidak dimasukin kontol lelaki, sudah sangat gatal pingin digaruk dengan kontolku.

Perlahan aku mendorong pantatku, sehingga kepala kontolku pun perlahan mulai membelah celah diantara bibir memek Eva dan perlahan masuk kedalam liang memeknya. Eva menaikkan pantatnya ke atas menyambut kontolku sambil tangannya menekan pantatku sehingga batang kontolku dapat masuk dalam memeknya dengan sempurna.

“Auuuu paaaak… sakit pakk… pelan-pelan pak… Aaarrrghhh…!!!” Eva menjerit ketika batang kontolku yang besar itu menembus liang memeknya.

Beberapa detik Eva tidak bergerak. Eva merasa liang memeknya penuh sesak dan perih, liang memeknya belum beradaptasi dengan ukuran kontolku yang besar dan panjang bila dibandingkan dengan milik suaminya ditambah lagi liang memeknya sudah lama tidak kemasukkan batang kontol. Setelah kontolku tertanam beberapa saat di dalam liang memeknya, rasa perih yang Eva rasakan perlahan berubah menjadi rasa nikmat.

“Ooouuww… aoukhhh… eessstts… enak Pak!” lenguh Eva dengan mata terpejam-pejam dan kepala mendongak menghadap ke atas.

“Ayo, Va! Goyangkan pantatmu!” perintahku. Eva menuruti perintahkuku. Eva mencoba untuk mengikuti irama dan gerakan-gerakan nikmat yang aku lakukan. Dan efeknya sungguh luar biasa, saat kontolku menggesek bagian dalam lubang memek Eva yang licin dan nikmat tersebut kurasakan kedutan-kedutan didalam memek Eva. Batang kontolku serasa dipijit-pijit dan disedot-sedot didalam memek Eva.

“Uuukhh… Vaa… Ya begitu!!! Terus goyangkan pantatmu!!! Ssshhh… ooohh…” desahku dengan mata terpejam-pejam menikmati empotan memek Eva.

Eva pun juga menikmati tusukan mantap batang kontolku. Bahkan dia memeluk tubuh kekarku dengan erat. Seolah tak ingin berhenti dari permainan nikmat ini.

“Ouughhh… Paakkk… teeruusss… tusuk lebih dalam lagi… aaggghhhh… Paakkk… puaskan Eva dengan kontol gede Bapak…… ssshhhh… aaaaahhhh…” Eva mengerang kenikmatan menikmati tusukan batang kontolku yang terus masuk ke lubang senggamanya.

Kudorong pinggulku ke bawah dan terus ke bawah sehingga bleeeesss… kontolku masuk semua kedalam memek Eva. Sampai bulu kemaluan kami saling beradu, sedangkan kedua belah mata kami terpejam merasakan kenikmatan luar biasa yang sama2 kami rasakan.

“Ooohh… Pak… Ssstt… enak Pak… rasanya memek Eva penuh banget. Kontol bapak mentok didalam memek Eva” erang Eva saat kontolku sudah amblas masuk seluruhnya kedalam memeknya. Eva merasakan nikmat yang sungguh luar biasa. Baru kali ini ia merasakan batang kontol yang besar dan panjang bukan main sehingga membuat dirinya seakan-akan tengah berada di awang-awang.

“Ooooh… Vaa jepitan memekmu nikmat sekali… aaaahhhh…” aku mendesis-desis merasakan jepitan dinding2 didalam lubang senggama Eva ketika kontolku tertancap amblas di lubang memeknya. Kontolku serasa dipijit-pijit dan disedot-sedot didalam lubang tersebut.

Perlahan-lahan aku menarik kontolku sebatas bagian kepalaya, lalu perlahan-lahan aku menekan pantatku lagi sampai batang kontolku amblas lagi didalam memek Eva. Kemudian aku tarik lagi lalu aku tekan lagi. Begitu berulang-ulang. Awalnya perlahan-lahan lalu semakin lama semakin cepat.

Keadaan lubang memek Eva sudah sangat basah oleh cairan pelumas yang selalu menguncur deras dari dalam memeknya. Semakin tergesek lubang memeknya oleh batang kontolku, semakin banyak pula menguncur cairan tersebut sehingga memperlancar gerakan keluar masuknya kontolku di dalam lubang memeknya.

Cleb… Cleb… Cleb… decak suara pergesekan kelamin kami berdua seakan-akan turut bersenandung diantara desah nafsu birahi kami berdua yang semakin meniti naik ke puncak. Suara decak itu seakan-akan memberikan semangat dan spirit untuk kian melaju menuju puncak orgasme. Hingga akhirnya,

“Ouughhh… Paaaakkk… aaaakkkkuuu… kkeeelluuarrr…!!!” Evai mengerang tubuhnya mengejang. Ssssrr… ssssrrrr… ssssrrrr… memek Eva memuntahkan cairan kenikmatannya.

Dengan batang kontolku yang masih berada didalam lubang memek Eva, sejenak aku menghentikan sodokan kontolku untuk memberikan kesempatan bagi Eva menikmati orgasmenya sambil menikmati kedutan2 dari dalam lubang memek Eva yang memijit-mijit batang kontolku. Sungguh nikmat terasa.

“Gimana Vaaa? Enak?” tanyaku.

“Enak sekali pak, rasanya nikmat sekali, memek Eva terasa sesak kemasukan kontol bapak, abis gede banget sih” Eva menjawab dengan nafas yang masih tersengal-sengal, matanya terpejam menikmati sisa-sisa kenikmatan yang baru saja ia rengkuh.

Tubuh Eva terasa lemas setelah mencapai puncak orgasmenya. Wajahnya berbinar karena napsunya telah terpuaskan. Aku tersenyum sambil membelai wajahnya lalu mengecup keningnya.

Kemudian aku melumat payudara Eva dengan batang kontol yang masih terbenam di dalam memeknya. Mendapat serangan pada kedua titik sensitifnya, membuat gairah Eva bangkit kembali.

“Ayo Pak, Eva sudah napsu lagi, pengen ngerasain kontol bapak keluar masuk dimemek Eva lagi”, kata Eva sambil menggoyangkan pantatnya.

Mendengar permintaan Eva tersebut, aku pun kembali memompa kontolku keluar masuk lubang senggama Eva yang sangat nikmat menjepit kontolku. Eva pun mengimbangi gerakanku dengan menggoyang dan memutar pinggulnya.

Aku terus memompa kontolku keluar masuk lubang senggama Eva. Kemudian dengan tanpa mencabut kontolku dari dalam memek Eva, aku membalikkan posisi sehingga Eva sekarang menindihku.

Mulanya Eva tengkurap di atas tubuhku, tetapi kemudian dia menduduki batang kontolku karena dengan begitu dia merasa leluasa mengontrol gerakannya. Eva memaju-mundurkan pantatnya. Dan saat Eva memutar-mutar pantatnya, batang kontolku terasa seperti diremas-remas didalam memek Eva. Memek Eva memang tergolong memek yang nikmat disetubuhi. Jepitan dan cengkraman memeknya di batang kontolku terasa nikmat sekali.

“Oooohhh… Vaa… nikmat banget empotan memek kamu” erangku menikmati jepitan dan empotan memek Eva pada batang kontolku, “Kencang sekali empotannya… ssssshhhh… nikmat… Vaa…” aku terus mendesah merasakan empotan memek Eva yang luar biasa nikmatnya.

Tak lama kemudian, kurasakan otot2 dalam lubang senggama Eva mulai mengencang, menandakan dia akan segera mencapai orgasmenya kembali. Eva pun semakin liar menggoyangkan pantatnya maju mundur hingga akhirnya Eva pun kembali mendapatkan orgasmenya.

“Oooooooohhhhh… Paaaaakkkkk… Eva kluaaaaarr laaaggiii… aaaahhh hhhhhhh….” Eva menekan pantatnya kuat2. Sssrrrrr… sssrrrr… sssrrrr… sssrrrrr… memek Eva kembali menyemburkan lahar kenikmatannya, membasahi batang kontolku.

Eva ambruk setelah mendapat orgasmenya. Biasanya wanita yang baru saja mengalami orgasme maka untuk mencapai orgasme berikutnya sangatlah mudah. Hal itu pula yang dialami Eva. Hanya dalam waktu beberapa menit saja Eva telah mendapatkan kembali orgasmenya.

“Aduh pak rasanya nikmat banget dan lemes banget” kata Eva.

Sebenarnya tadi saat Eva menggoyang patatnya naik turun dan memutar pinggulnya ke kiri dan ke kanan, aku sudah hampir mendapatkan ejakulasiku. Namun belum sempat aku mendapatkan ejakulasiku, ternyata Eva sudah lebih dulu mendapatkan orgasmenya.

Maka agar aku pun dapat segera memperoleh ejakulasiku, kuminta Eva tidur tengkurap dan menaikkan bagian pinggulnya. Memeknya kusodok dari belakang.

Terasa nikmat sekali cengkraman lubang senggama Eva ketika perlahan-lahan kubenamkan batang kontolku. Dengan posisi tersebut jepitan lubang senggama Eva pada batang kontolku semakin kuat terasa. Hal tersebut semakin membuat diriku merasa nikmat. Aku pun semakin gencar menyodokkan batang kontolku kedalam lubang senggama Eva.

“Ouughhh… Paaaaak… akkuuuu mauuuuu keellluuaaarrr lagi… oooohhhhh… enaaaakkkkk sssekkaaaaallliiii… Paaaaaakkkk…” Eva mengerang. Ternyata dengan posisi DS tersebut, sodokan batang kontolku dari belakang menyundul-nyundul titik G-Spot Eva, sehingga membuat dia dengan cepat akan mencapai puncak kenikmatannya lagi.

Sementara itu jepitan dan cengkraman lubang senggama Eva pada kontolku semakin erat kurasakan, membuat aku merasa akan mencapai puncak kenikmatanku.

“Ouuughhhh…. Aaakkkuuuu juga mau kelluaaaarrr….. aaaagghhhhhh… enaaakkk sekaaalliiiii…… ooougghhhh…. Vaa… aku gak taaahhaaannn laagi…” erangku. Kemudian dengan satu hentakan, aku menyodokkan batang kontolku kedalam lubang senggama Eva kuat-kuat.

“Vaaa… aaakkkuuuu kelluaaaarrr….. aaaagghhhhhh…!!!!” aku menjerit merasakan puncak orgasmeku.

Croootttt… croooottt… croooottt… sssrrr… sssrrr… sssrrr…

Aku menyemprotkan pejuhku didalam memek Eva. Cairan spermaku menyiram hangat rahim Eva. Pada saat aku ejakulasi, Eva pun mendapatkan orgasmenya kembali. Memek Eva kembali menyemprotkan cairan kenikmatannya. Akupun merasakan hangat dibatang kontolku karena disiram oleh cairan kenikmatan Eva tersebut.

Setelah kontolku berhenti menyemprotkan spermaku, aku pun mencabut batang kontolku dari dalam memek Eva. Begitu batang kontolku tercabut, tampak cairan putih kental meleleh keluar dari lubang memek Eva. Cairan itu merupakan campuran antara spermaku dan cairan orgasme Eva. Akupun kemudian merebahkan tubuhku disamping tubuh Eva. Sesaat kemudian Eva memelukku dengan mesra.

“Terima kasih Pak. Bapak telah memberikan Eva kepuasan yang belum pernah Eva dapatkan sebelumnya” Eva berkata sambil mengecup pipiku.

“Sama2 Va, aku juga puas banget ngentot dengan kamu. Memek kamu nikmat banget, empotannya terasa banget” kataku memujinya sambil memberikan kecupan di keningnya. Kemudian kami berdua berpelukan. Karena tubuhnya yang amat lemas akibat beberapa kali mencapai orgasme, Eva pun tidak kuat menahan kantuknya. Dan sebentar kemudian Evapun sudah tertidur pulas.

Tak terasa ternyata 2 jam lamanya aku dan Eva berpacu dalam birahi. Persetubuhan siang itu cukup melelahkan dan menyita stamina kami berdua namun penuh dengan kepuasan. Aku bangkit dari tempat tidur menuju ke kamar mandi membersihkan diriku dan sekeluarnya dari kamar mandi aku membawa handuk basah yang hangat.

Dalam keadaan tertidur pulas, memek Eva aku bersihkan dari sisa2 spermaku dan cairan orgasmenya yang sampai meleleh keluar dari memeknya. Begitu pulasnya Eva tertidur, sampai2 saat memeknya aku bersihkan dia tidak bangun sama sekali.

Setelah bersih, badan Eva yang masih telanjang aku tutupi dengan selimut tebal. Eva sudah mendengkur halus. Kemudian dalam keadaan masih telanjang, akupun ikut masuk ke dalam selimut. Tak lama kemudian aku pun sudah tertidur.

Cerita Sex Atasan Dengan Sekretaris Baru Yang Ganas

Kira-kira pukul 8 aku terbangun, ketika merasa ada yang meremas-remas batang kontolku. Kulihat Eva sedang menelungkup dikakiku. Kontolku dielus dan diremas-remasnya.

“Pak, Eva pengen lagi?” pintanya manja ketika melihat aku sudah terbangun dari tidurku.

“Jangan khawatir Va, aku akan memuaskanmu. Masih banyak waktu. Mendingan sekarang kita mandi lalu makan. Biar segar dan cukup tenaga buat melanjutkan permainan kita selanjutnya” kataku.

Karena aku ingin agar secepatnya dapat menggeluti tubuh bahenol Eva kembali, maka aku mengusulan pesan makanan lewat hotel saja. Dan ternyata Eva setuju dengan usulanku tersebut.

“Ok pak Eva setuju banget dengan usul Bapak. Biar gak usah repot2 keluar cari makan, lagian Eva juga sudah pingin segera dipuasin sama kontol super Bapak” jawab Eva. Aku menelpon room service untuk memesan makanan dan minuman.

Aku dan Eva menuju ke kamar mandi. Kami berpelukan mesra dibawah kucuran air hangat yang memancar dari shower. Kemudian dengan telatennya Eva menggosok setiap jengkal tubuhku.

Saat tangan-tangan halus Eva menggosok-gosok kontolku, batang kontolkupun mulai ngaceng. Aku menikmati elusan tangan Eva pada batang kontolku. Namun aku segera sadar bahwa aku tidak boleh larut dengan perlakuan Eva, maka tangan Evapun aku tarik dari kontolku. Lalu akupun mulai menggosoki tubuh Eva.

Mula-mula tanganku menggosok bagian leher, lalu turun kebagian dada Eva. Dengan lembut aku menggosok kedua payudara Eva yang besar dan kencang tersebut. Kemudian gosokanku turun hingga akhirnya sampai dibagian selangkangan Eva.

Memek Eva dengan hati-hati aku bersihkan. Puas dengan saling gosok, kami berdua kemudian membersihkan busa sabun yang menempel ditubuh kami dengan guyuran air shower yang hangat.

Terdengar bel pintu, aku segera mengeringkan tubuhku, lalu menyarungkan handuk di pinggangku dan keluar kamar mandi, ternyata room service membawa makanan dan minuman yang aku pesan.

Setelah itu aku kembali ke kamar mandi, shower sudah dimatikan dan Eva lagi mengeringkan badannya dengan handuk. Aku pun keluar dari kamar mandi bersama dengan Eva dengan tubuh terbungkus handuk.

Akhirnya terasa juga perut lapar yang sudah minta diisi. Dalam keadaan yang hampir telanjang hanya berbalut handuk, kita duduk di sofa menikmati makanan yang telah aku pesan. Selesai makan, Eva menyandar di dadaku.

“Pak, nikmat sekali ngentot dengan bapak. Rasanya Eva mulai ketagihan ngentot dengan Bapak” kata Eva

“Aku juga nikmat sekali ngentot sama kamu, Va. Gimana masih mau lagi?” tanyaku sambil tersenyum.

“Mau banget… Eva ingin ngerasain dientot Bapak sampai lemas” jawab Eva.

Lalu sambil berpelukan, bibir kami sudah saling berciuman dengan mesra.

Sambil tetap berciuman, tanganku menarik ikatan handuk yang menutupi tubuh Eva sehingga sepasang payudara Eva yang besar itu menggantung bebas. Tanganku lalu meremas sepasang payudara tersebut. Saat ciumanku beralih ke tengkuk Eva, tubuh Evapun semakin menggelinjang.

Tangan Evapun tidak tinggal diam. Ditariknya lilitan handukku dan kemudian diraihnya batang kontolku lalu dikocoknya dengan lembut sehingga perlahan-lahan batang kontolku mulai ngaceng dan tegak berdiri. Tubuh Eva semakin menggelinjang hebat ketika tanganku yang satunya lagi mulai merabai selangkangannya.

“Pak, ditempat tidur aja yuk???” ajak Eva.

“Sudah nggak sabar ya” kataku.

Saat tubuhku sudah ada dipinggiran tempat tidur, Eva mendorong tubuhku keranjang dan jatuh telentang. Evapun segera menjatuhkan tubuhnya di ranjang menyusulku. Kami berdua kembali berciuman dengan buas.

Tak lama kemudian Eva mendorong kepalaku ke dadanya. Ia ingin aku mengerjai payudaranya. Aku menurut karena aku pun juga ingin merasakan lembutnya sepasang payudara Eva yang montok itu.

Eva mendesah sambil meremas rambutku saat mulutku mulai menjilati dan menghisap salah satu puting payudaranya sedangkan tanganku dengan lembut meremas payudara yang satunya. Aku merasakan payudara Eva yang lembut perlahan terasa semakin menegang dengan puting yang semakin mengeras.

“Oh… Paaaakkk…! Gelii… terus paaaaakkk… ssssshhh… aaaakh…” suara erangan Eva merasakan nikmat saat kedua payudaranya mendapat rangsangan dariku.

Sambil tanganku yang satu terus merabai payudara Eva, tanganku yang satunya lagi mulai merambat turun hingga tepat berada kembali di selangkangan Eva. Eva menyambutnya dengan merenggangkan kedua kakinya.

“Aaaahh… terus paaaakkk!” desis Eva ketika jemariku mulai menyentuh memeknya. Jemariku dengan perlahan menyusuri bukit yang ditumbuhi oleh bulu2 jembut yang lebat yang dibaliknya terdapat bibir lembut yang lembab.

Eva semakin menggelinjang ketika ujung jariku menyentuh itilnya. Kini mulut dan tanganku secara bersamaan memberikan rangsangan kepada Eva, wanita yang telah lama menahan dahaga seksnya itu.

Eva sangat menikmati setiap jilatan dan rabaanku tersebut. Setelah puas menjilati kedua payudara Eva, perlahan mulutku mulai bergerak kebawah menyusuri perut mulus Eva dan berhenti di pusarnya. Eva menggelinjang ketika lidahku menjilati pusarnya.

Eva rupanya tidak mau merasakan nikmat sendiri. Ditariknya pinggulku kearah kepalanya. Aku paham maksudnya. Dengan segera aku kangkangi kepala Eva diantara kedua pahaku dengan batang kontolku yang menegang keras tersebut tepat diatas muka Eva.

Kemudian Eva menjilati batang kontolku, sementara jari jari tangannya bermain di bulu2 jembut dan biji pelirku. Jilatan Eva makin menggila dan akhirnya batang kontolku masuk ke dalam mulutnya.

Dengan penuh nafsu Eva mengulum batang kontolku. Eva menghisap kontolku seperti anak kecil mengisap es mambo. Ketika dia menghisap kepala kontolku, jari-jarinya menggosok-gosok batang kontolku. Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa dan aku hanya bisa menggeliat.

Aku membalas serangan Eva pada kontolku dengan merundukkan kepalaku yang berada diantara paha Eva yang mengangkang sehingga mulutku tepat di atas bukit memeknya. Dengan menyibakkan bulu2 jembutnya yang lebat itu, mulutkupun mulai menjilati celah lembab yang harum milik Eva.

“Ouughh… ssssshhh… aahhh…” Eva mengerang sambil melepas kuluman pada batang kontolku.

Lidahku terus mengulas-ulas celah memek Eva yang sudah lembab dan basah dan ketika jempol tanganku menggosok-gosok itil Eva yang sudah semakin mengembang dan keras, Eva menggelinjang dan menjerit kecil, “Uuhhg… oohh… sssshhhh… oohhh…”

Kami berdua dengan penuh nafsu terus saling merangsang. Eva yang telah lama ditinggal oleh suaminya, bertahun-tahun menyimpan hasrat seksualnya, sehingga sekarang seakan-akan merupakan kesempatan baginya untuk menumpahkan nafsu terpendamnya tersebut.

Demikian juga dengan aku, walaupun sudah banyak perempuan yang aku tiduri, bagiku Eva mempunyai banyak kelebihan. Tubuhnya mulus dan montok, sepasang payudaranya besar dan montok dan memeknya masih terasa sempit serta empotannya sangat kuat. Sehingga aku merasakan sensasi yang sangat berbeda dari yang pernah aku alami sebelumnya.

“Paaaakkkk!!! Ouuuhhh… eemhh, entoti Eva paaaakkk… ouhh…” diantara desahannya Eva meminta aku segera menyetubuhinya. Eva sudah tak tahan menahan gejolak birahinya.

Aku segera menghentikan jilatanku dan mengatur posisi. Eva telentang pasrah dengan kedua paha terbuka lebar menantikan hujaman batang kontolku pada lubang memeknya yang telah semakin basah mengkilat dan berdenyut-denyut.

Dada Eva berdebar kencang, teringat pada malam-malam ketika dirinya disetubuhi oleh suaminya. Tak ada kemesraaan dan kenikmatan, yang ada hanya rasa kecewa. Persetubuhan itu berlangsung sebentar karena suaminya cepat ejakulasi sementara dia belum mencapai orgasmenya.

Terbayang wajah suaminya yang tersenyum dengan wajah penuh kepuasan tanpa menghiraukan dirinya yang belum meraih puncak kenikmatannya. Eva tersentak dari lamunannya ketika terasa benda hangat menyentuh celah bibir memeknya. Direngkuhnya tubuhku ketika perlahan batang kontolku yang keras itu mulai menyusuri lubang memeknya.

“Akh…! enak Paaaakkk…!!!” desis Eva. Tangannya menekan pinggulku agar batang kontolku itu masuk seluruhnya.

Akupun juga merasakan nikmat. Memek Eva yang masih terasa sempit dan seret itu mencengkeram erat batang kontolku.

Dan kembali kurasakan empotan memek Eva pada batang kontolku yang berada di liang senggamanya. Aku mulai menggerakkan pinggulku perlahan naik-turun dan terus dipercepat diimbangi gerakan pinggul Eva. Kami berdua terus berpacu menggapai nikmat.

“Ayo Paaaakkk enjot terusss… paaaakkk!” desis Eva kembali merasakan nikmatnya enjotan batang kontolku di memeknya.

Aku menggerakkan pinggulku semakin cepat dan keras. Sesekali kusentakkan kedepan sehingga batang kontolku masuk seluruhnya kedalam memek Eva.

“Oh… Paaaakkk…! Eva… ooooohhh sudaaahhhhhhh… mmmmmhhh ngggaaakkkhh… tahaaan… ooooohhh… kooonnntoooolll baapppaaakkkk mennnntthooookkhhhh… aaauuuhhhh… Eva ngggaaaakkkhhhh tahaaannnnn… oohhh… ohhh… ooohh… ooohhh… yyaaa… yaaa… uuuhhh… Eva… ngaaakk… taaaahhhh… ooooooooooohhh…” erang Eva merasakan kemikmatan setiap kali aku melesakkan dalam2 kontolku didalam liang senggamanya. Terasa batang kontolku menyodok dasar memek Eva yang terdalam.

Semakin sering Aku melakukan gerakan tersebut, semakin bertambah nikmat yang dirasakan Eva sehingga pada hentakan yang ke sekian, Eva merasakan otot diseluruh tubuhnya meregang. Dengan tangannya ditekan pantatku agar hujaman bantang kontolku semakin dalam.

“Terussshhhh Paaaaakkk… aaahhhhh… ennaaakkkhhh… Evaiii nggaaaaaa taaaahaannn… Eva keluuuuaaaarr… aaahhhhhhh… keeeeeelllllluuuuaaarrr!!!!” jeritan panjang Eva saat merasakan orgasme pertamanya dimalam ini.

Ssssrr… ssssrrrr… ssssrrrr… memek Eva menyemburkan cairan orgasmenya dan lubang memeknya terasa berdenyut-denyut. Eva merasakan kenikmatan yang luar biasa.

Sejenak aku berhenti mengenjotkan batang kontolku di liang senggama Eva sambil menikmati empotan memek Eva pada batang kontolku. Beberapa saat kemudian, aku yang belum keluar menggerakkan kembali pinggulku dengan irama yang semakin lama semakin cepat.

Karena sodokan kontolku yang terus menerus pada memeknya, membuat nafsu Eva kembali bangkit. Eva berusaha mengimbangi gerakanku. Diangkatnya kedua kakinya keatas dan dipegang dengan kedua tangannya, sehingga pinggulnya sedikit terangkat membuat memeknya semakin menjengkit.

Dengan posisi Eva seperti itu, menyebabkan hujaman kontolku semakin dalam. Aku yang berusaha mencapai kenikmatan, merasa lebih nikmat dengan posisi Eva seperti itu. Demikian juga dengan Eva, kenikmatan yang dia peroleh perlahan membuat nafsunya semakin naik. Eva mengangkat dan menumpangkan kakinya dipundakku, sehingga selangkangannya lebih terangkat.

Aku memeluk kedua kaki Eva, sehingga tubuhnya setengah berdiri. Aku merasakan jepitan memek Eva lebih terasa sehingga gesekan batang kontolku menjadi semakin nikmat. Aku semakin menghentakkan pinggulku ketika kurasakan kenikmatan puncak sudah semakin dekat kurasakan.

“ooooohhhhhhhhh…” aku rebah menimpa tubuh Eva dan memeluknya, sambil menghujamkan kontolku sekuat-kuatnya. Mentok didalam sana sampai dasar liang senggama Eva dan berteriaak panjang, “aaaaaaaaahhhhhhhh… esssshhhhh… akuuuu… keluuuuaaaarrrrr … aaaahhhhhhhhhh…!!!” aku berteriak.

“Aaaaaahhhhhh… Eva juuuugaaaaaa… keellluuaaaarrrr… laaggggii…!!!” jerit Eva untuk kedua kali merasakan orgasme berturut-turut. Eva mendekapku erat, aku ambruk di atas tubuh montok Eva. Kontolku masih berada di liang senggama Eva. Keringat mengucur dari tubuh kami berdua. Nafas kami saling memburu.

Croootttt… croooottt… croooottt… sssrrr… sssrrr… sssrrr…

Kontolku menyemprotkan pejuh banyak sekali kedalam memek Eva yang dalam waktu hampir bersamaan memeknya juga menyemburkan cairan orgasmenya. Kami berdua saling berdekapan.

“Makasih Pak, makasih. Luar biasa nikmatnya kontol bapak… Eva puas banget” kata Eva terbata-bata diantara nafasnya yang memburu. Kami sibuk mengatur nafas masing-masing. Eva mendekapku erat, aku ambruk keatas tubuh montok Eva yang catik itu. Pelan-pelan kulepaskan kontolku yang mulai melemas dari memek Eva. Tubuh kami yang panas berkeringat terus berdekapan mengatasi dinginnya malam.

Tak sampai sepuluh menit kami saling berdekapan, batang kontolku yang telah lepas dari lubang memek Eva mulai dirabai dan diremas-remas kembali oleh tangan Eva. Rupanya Eva sudah ingin dientot lagi.

Aku tersenyum, “lembur nih malam ini!” kataku dalam hati. Memang Eva sudah bangkit lagi hasratnya. Nafsunya yang lama terpendam seakan-akan segera muncul kembali meskipun baru terpenuhi. Sepertinya ia tidak ingin melepaskan kesempatan yang ada untuk bercinta sebanyak mungkin denganku.

Begitu pula denganku yang tak bosan2nya menikmati memek Eva yang benar2 nikmat. Sehingga kami berdua ingin terus berpacu merasakan kenikmatan persenggamaan berdua.

Eva mendekati tubuhku lalu dengan penuh nafsu kontolku yang masih berlepotan pejuhku dan cairan orgasmenya, dia kulum. Kontolku tersebut dikenyot-kenyot didalam mulutnya sambil tangannya meremas-remas biji pelirku. Mendapat rangsangan tersebut, kontolkupun mulai tegak dan ngaceng kembali.

Setelah kontolku cukup tegang, kemudian Eva telentang disampingku. Ia mengakangkan pahanya lebar lebar, memperlihatkan belahan memeknya yang telah mekar tersebut. Eva sudah tidak sabar pingin buru-buru memeknya ditimpa kontol superku.

“Ayo Paaak…!!! En tot Eva lagi…!!! Udah gatel lagi nih memek Eva pingin digaruk lagi sama kontol Bapak…” Ujar Eva sambil mengusap usap belahan memeknya yang sudah mekar dan basah akibat nafsu birahinya yang sudah memuncak.

“Sabar Va, aku capek banget…!!!” Ujarku sambil menarik nafas panjang. Aku memang capek sekali setelah mengalami pertempuran melawan Eva barusan. Kali ini aku mendapatkan lawan yang sebanding. Eva benar benar telah menguras tenagaku. Rupanya Eva yang sudah benar-benar dalam birahi tinggi tidak mau menerima alasanku.

“Ayo Paaakk…!!! Cepetan aku sudah kepingin dientot lagi…!!! Lihat nih memek Eva sudah mekar begini. Kalau Bapak biarkan terus begini, Eva bisa mati menahan nafsu birahi Eva…” Eva terus merengek rengek agar aku segera menimpanya.

Karena akupun juga sudah bernafsu ingin segera menimpa kembali tubuh bahenol Eva, maka akupun bangun dan merangkak di atas tubuh Eva yang sudah siap menerimanya. Aku menggosok gosokkan kepala kontolku dibelahan memek Eva.

“Ooohhh… Paaakkk… Eva sudah tidak tahan lagi. Buruan masukin kontolnya Pak. Ooohhh… sekarang Paaaakkk… Ssssshhhhh…” pinta Eva agar aku segera ngentoti dirinya.

Aku pun kemudian menempatkan kontolku agar posisinya tepat di atas lubang memek Eva. Lalu kutekan kontolku kedalam memek Eva yang disambut oleh Eva dengan mengangkat bokongnya. Dan… blessss… melesaklah kontolku yang bukan main besarnya itu kedalam memek Eva sampai mata Eva melotot menahan semua itu.

“Auwwww Paaaakkk… sssssshhhhh… enaaaak Paaakkk… oooohhhh…” Eva mulai mendesah sambil merem-melek menikmati tusukan kontolku.

“Ayo Paaaak… enjot yang kuat… Tusuk yang dalam… Ssshhh… mmmm…..” Eva memintaku untuk semakin cepat dan kuat mengenjotkan kontolku didalam memeknya.

Aku pun mengayun-ayunkan pantatku sehingga kontolku yang luar biasa gedenya itu menghujam bertubi-tubi diliang senggama Eva.

Keringat mulai mengucur membasahi tubuh kami berdua. Desahan nafas birahi kami berdua semakin memburu. Kepala Eva mendongak ke atas dengan disertai mata yang terpejam-pejam, menggeleng ke kiri ke kanan membuat rambutnya menjadi acak¬-acakan tak menentu.

Aku terus menggoyangkan pantatku turun naik ke atas ke bawah membuat kontolku terus keluar masuk liang senggama memek Eva. Eva yang berada di bawah tubuhku, mengimbangi gerakan keluar masuk kontolku tersebut dengan menggoyangkan pantatnya ke kiri dan ke kanan, seperti penari striptease. Gerakannya sungguh erotis.

“Oooohh… ssshhhh… Uuuuhhh… nik… maaaat… sssshhhh… aaaahhhh…” desah Eva dengan mata terpejam-pejam. Sambil terus menggoyangkan pantatnya membuat batang kontolku serasa dipinjat-pijat dan diremas-remas didalam liang senggama memek Eva.

Sssshhhh…… ooooohhhh… Empotan memekmu… enak banget… ssshhhh… ooooohhhh…” akupun mengerang merasakan nikmatnya empotan memek Eva yang sungguh luar biasa nikmatnya.

Cleb… clob… cleb… clob… bunyi decak suara pergesekan kelamin kami berdua. Semakin memacu nafsu kami berdua.

Bibir memek Eva mengempot-empot mengikuti helaan kontolku yang menghujam keluar masuk memeknya sehingga lama-kelamaan bibir memek Eva itu akhimya tampak memerah dan mengkilat.

Hal tersebut juga terjadi pada batang kontolku yang keluar masuk di dalam liang senggama memek Eva, batang kontolku yang terjepit erat oleh sempitnya liang senggama memek Eva membuat batang kontolku tampak memerah dan berkilat licin seperti telah diberi pelumas.

“Ssssshhhh… Paaaakkk… Enaaaaak… enjot yang cepat Paaaak…” rengek Eva sambil terus mengempot-empotkan otot memeknya. Aku pun menjadi blingsatan karena remasan otot memek Eva sehingga enjotanku menjadi makin cepat dan makin keras.

“Iya… gitu… ooooohhh… Paaaaak… aduuuuuh… enak banget Paaaak… terus Paaaaak… terasa banget gesekan kontol Bapak di memek Eva, nancepnya dalem banget… terus Pak… yang cepat… sssshhhh… aaaahhhh…” kata Eva terengah-engah keenakan. Aku mempercepat enjotan kontolku membuat Eva menjadi semakin liar, pantatnya menggelinjang saking nikmatnya dan Eva terus merintih kenikmatan sampai akhirnya dia tidak dapat menahan lebih lama,

“Paaaak… Eva gak tahan lagi Paaaaak… Eva keluuuaaarrr Paaaaak… aaaaahhhhh…!!!” jerit Eva. Tubuhnya mengejang. Dengan nafas yang terengah engah.

Seerr… seeerr… seerrrr… seeeeerrrr… memek Eva kembali menyemburkan cairan orgasmenya banyak sekali membasahi batang kontolku. Terasa olehku memek Eva berkedut-kedut kuat sekali meremas kontolku yang masih keras itu. Eva memeluk tubuhku erat-erat sementara kontolku masih tetep nancep di memeknya.

Eva menikmati enaknya orgasme oleh enjotan kontol Aku. Aku menahan gerakan kontolku di dalam memek Eva. Aku membiarkan Eva menikmati orgasmenya. Pelan pelan tubuh Eva lunglai, lemas. Sehingga pelukannya pun makin melemah.

Setelah kurasa cukup memberi kesempatan bagi Eva untuk menikmati orgasmenya, aku mulai menarik kontolku perlahan-lahan. Tampak bibir memek Eva monyong mengikuti tarikan batang kontolku.

Kemudian aku mendorong kontolku kembali perlahan-lahan kedalam liang senggama memek Eva. Bibir memek Evapun ikut terdorong bersama kontolku. Perlahan-lahan aku tarik kembali kontolku lalu aku dorong kembali.

“Enak Va?” tanyaku menggoda Eva yang sedang menikmati sodokan kontolku di memeknya.

“Ooohhhh….. Enaaaaak banget Paaaak…” jawab Eva. Aku mengenjotkan kontolku semakin cepat sambil meremas payudara Eva.

“Aow… Paaaaak…!!!” jerit Eva lirih, ketika kontolku kembali menghunjam memeknya. Cengkraman memek Eva terasa erat sekali pada kontolku yang besar dan panjang. Kontolku keluar masuk memek Eva dengan cepat dan keras.

“Ouuuhhhh Pak… terus Paaaaak… tusuk yang kuat… Paaaaak… Eva mau nyampe lagi Pak…!!!” teriak Eva. Aku mempercepat enjotanku.

“Paaaaak!!! Aku keluaaaarrr lagiiiii… aaaaahhhh…!!!” jerit Eva saking nikmatnya.

Seerr… seeerr… seerrrr… seeeeerrrr… memek Eva menyemburkan cairan orgasmenya. Memek Eva mengejang-ngejang ketika dia mendapatkan orgasmenya.

Setelah beristirahat sejenak, menyadari bahwa aku masih belum ada tanda2 mau keluar. Eva berdiri sehingga kontolku terlepas dari jepitan memek Eva.

“Pak, gantian Eva yang service Bapak, Eva main di atas, ya?” kata Eva sambil mengurut-urut kontolku.

Tanpa menjawab, aku pun merebahkan diriku dan kemudian Eva menduduki tubuhku. Kedua paha Eva dibuka lebar2 di atas selangkanganku. Liang memek Eva tepat di atas kontolku. Eva menggenggam batang kontolku yang masih tegak sempurna.

Pelan2 Eva menggosok-gosokkan kepala kontolku kebelahan memeknya yang sudah agak kering, karena sebelumnya telah dia lap dengan handuk. Saat kepala kontolku bergesekan dengan itilnya, Eva terasa geli-geli nikmat.

Pelan2 Eva menurunkan pantatnya ke bawah. Bleeessss….. Kontolku pun amblas tertelan lubang memek Eva yang hangat dan lembut. Terasa nikmat bukan main. Eva pun merasakan kenikmatan tersebut. Matanya merem melek merasakan kenikmatan tersebut.

Dalam posisi WOT Eva jadi lebih leluasa mengontrol keluar masuknya kontolku dalam memeknya. Dan Eva pun juga lebih leluasa memainkan otot-otot liang senggama memeknya sehingga empotan memeknya lebih terasa olehku sehingga membuat aku merintih-rintih.

“Vaa, memekmu nikmat sekali Vaa… seret banget, kerasa sekali cengkeramannya. Empotannya bikin kontolku serasa diisap-isap didalam memekmu… Aaaahhh… Vaaa… Enaaaaakkkk…” eranganku merasakan enaknya jepitan dan empotan memek Eva pada kontolku sehingga memberikan kenikmatan yang luar biasa rasanya.

Eva menaik turunkan pantatnya sambil menggoyang dan memutar-mutarkan pantatnya, sehingga kontolku keluar masuk liang senggama memeknya. Aku meremas- remas kedua payudara Eva. Dengan posisi WOT, Eva merasakan lebih nikmat karena dia bisa mengarahkan gesekan kontol besarku ke seluruh bagian memeknya termasuk itilnya.

Akibat goyangan Eva dan empotan dalam memeknya, membuat aku tidak tahan lagi untuk segera menembakkan pejuku, kepalaku menggeleng-geleng menahan nikmat dan sebentar lagi tampaknya pejuku akan keluar. Dan ternyata benar, aku memberikan aba-aba pada Eva bahwa aku akan keluar.

“Vaa… nikmat banget Vaa… aku mau keluar… sssshhhh… aaaahhh…” desisku.

“Tahan Pak. Kita keluar sama-sama Pak. Sssshhhh… oooohhhhh… Eva juga mau nyampe lagi…” rintih Eva sambil mempercepat goyangan pantatnya. Evapun merasakan sebentar lagi juga akan mendapatkan orgasmenya kembali.

“Aaaaahhhhh… Vaaa… aku keluaaarrrr…!!!” Aku mengerang hebat sambil menekan kuat-kuat pantat Eva kebawah lalu menahannya sehingga kontolku amblas seluruhnya dalam liang senggama memek Eva. Crot… Croott… Crooottt… menyemburlah pejuku dalam memek Eva banyak sekali. Bersamaan dengan itu, Evapun kembali mendapatkan orgasmenya.

“Aaaaahhhh… Paaaaak… aku juga keluuuuaaaarr…!!!” jerit Eva. Memeknya berkedut-kedut. Ser… seerr… seerrr… memek Eva menyemburkan kembali cairan orgasmenya. Pejuku dan lendir memek Eva bercampur menjadi satu membanjiri memek Eva. Kami berdua akhirnya terkulai lemas di atas tempat tidur. Eva tengkurap di atas tubuhku.

“Makasih Pak. Bapak kuat banget mainnya. Eva berkali2 nyampe bapak baru keluar, udah gitu kontol Bapak terasa sekali gesekannya, abis gede banget dan panjang lagi” kata Eva sambil mencium bibirku.

“Sama2 Va, aku juga sangat puas sekali, nikmat banget ngentotin kamu, memek kamu enak banget, sudah peret, empotannya bikin gak tahan terasa banget…” jawabku.

Setelah batang kontolku mengecil, Eva menarik pantatnya sehingga kontolku tercabut dari memeknya. Kontolku berlumuran lendir memek Eva dan pejuku sendiri. Dengan sisa – sisa tenaganya Eva membaringkan tubuhnya disampingku.

Eva terkapar lemas setelah puas mencapai puncak kenikmatan berulang kali. Akupun kemudian memeluknya sambil menikmati sisa-sisa kepuasan yang kedapatkan darinya. Gak terasa hari sudah hampir tengah malam akhirnya kami tertidur sambil berpelukan.

Tepat pukul empat pagi, alarm dari HPku berbunyi. Setiap hari aku memang memasang alarm tepat pukul empat pagi agar aku punya banyak waktu untuk siap-siap ke kantor, karena jarak dari rumahku ke kantor lumayan jauh. Mendengar bunyi alarm, aku terbangun dari tidurku.

Dengan mata yang masih agak redup akibat bangun dari tidur, aku melihat tubuh bugil Eva disampingku. Pandanganku begitu nanar ketika menatap kearah selangkangan Eva. Bukit memeknya membukit indah dan bibir memeknya ditutupi oleh lebatnya bulu2 jembut yang hitam keriting. Sementara di dadanya menggantung dua payudara besar yang padat dan sekal dengan putingnya yang besar berwarna coklat kehitaman.

Melihat pemandagan tersebut, seketika nafsuku bangkit. Perlahan aku mulai menjilati kedua payudara tersebut, bergantian puting kiri dan kanannya kuisep dan kukulum. Merasakan ada yang mengerjai kedua payudaranya, Eva perlahan membuka matanya. Begitu dilihatnya aku sedang menjilati kedua payudaranya, dia tersenyum dan ketika kusedot putingnya agak keras dia melenguh.

“Oooooohhhh… Pak… terus isep putingnya Pak… enak Pak…” tangan Eva memegang belakang kepalaku dan ditekannya kepalaku sehingga mulutku menekan kuat pada payudaranya. Akibat jilatan dan sedotanku pada kedua puting payudara Eva, puting payudara tersebut lama kelamaan menjadi membesar dan mengencang.

Tiba-tiba Eva membalikkan tubuhku sehingga kini tubuhnya berada di atas tubuhku. Kemudian dia menggeser kebagian bawah tubuhku sehingga kepalanya berada diantara selangkanganku. Dengan cepat tangannya mulai memegang kontolku yang masih lembek dan kemudian mengocoknya dengan lembut.

“Kontol Bapak memang luar biasa… belum ngaceng aja sudah segede ini. Pantas saja memek Eva terasa penuh ketika kontol Bapak masuk dalam liang memek Eva” kata Eva.

Akibat kocokan dan elusan tangan Eva tersebut, kontolku perlahan-lahan mulai ngaceng dan mengeras. Kemudian Eva menjilati kontolku. Aku mulai menggelinjang dan melenguh. Kontolku keluar masuk dalam mulut Eva.

Gerakanku pun semakin tidak karuan juga. Semakin cepat dan kuat Eva menghisap kontolku, maka aku pun semakin keras mengerang sambil tanganku mulai mengelus dan mengkobel-kobel memek dan itil Eva, sehingga memeknya mulai basah kembali.

Mulut Eva masih penuh dengan kontolku yang keluar masuk mulutnya. Sesekali tanganku juga meremas kedua payudara montok Eva sehingga dia merasa geli yang hebat. Eva melepas kontolku dari mulutnya, kemudian kontolku dikocok naik turun dan dihisap lagi berulang-ulang dan saat aku kegelian, aku kobel memeknya dalam dalam.

“Aaaaahh… Paaak… geli” kata Eva sambil melepaskan kontolku dari mulutnya.

“Va, aku pingin ngentoti kamu dari belakang tapi kamunya berdiri sambil pegangan meja rias itu…” ajakku sambil menunjuk tempat yang aku inginkan dan tanpa banyak bicara, Evapun kemudian turun dari tempat tidur dan berdiri di depan meja rias dan akupun segera menyusulnya.

Aku peluk Eva dari belakang sambil memciumi punggungnya, perlahan-¬lahan Eva aku suruh menungging dengan kedua tangan berpegangan pada tepian meja rias. Disaat Eva sudah membungkukkan tubuhnya, kedua tanganku meremas-remas kedua payudaranya sambil menciumi leher dan punggungnya.

Kemudian kedua telapak tanganku berusaha semakin merenggangkan kedua belah paha Eva, sehingga kedua belah pahanya mengangkang lebar-lebar.

Sambil mengusap-usap permukaan bibir memek Eva, aku mendekatkan kepala kontolku yang sudah tegak dan keras tersebut ke permukaan bibir memek Eva. Perlahan-lahan kepala kontolku menguak bibir memek Eva dan disaat bibir memek itu sudah terkuak, lalu kepala kontolku kusodokkan ke dalam liang senggama memek Eva.

Sesaat setelah kurasakan kepala kontolku terjepit oleh bibir memek Eva, perlahan-lahan aku menekan pantatku ke depan sambil kedua tanganku memegangi pinggang Eva.

Bleeesssss….. kontolku yang besar dan panjang itu membelah bibir memek Eva dan menyelinap masuk liang senggama memek Eva sehingga membuat Eva menggeliat dan memekik pelan.

“Aaaaahhh… Ssssshhh… Ooooohhhh…” suara Eva dengan kepala mendongak ke atas dan matanya terpejam.

“Uuuuukkhhhh… uuufhhh…” suaraku serak-serak parau. Pantatku bergerak perlahan-lahan semakin kutekan semakin dalam batang kontolku masuk kedalam liang senggama memek Eva.

Lambat laun akhirya semua batang kontolku amblas masuk tanpa tersisa lagi dalam liang senggama memek Eva, sampai bulu jembutku bertemu bulu jembut Eva. Bukan main nikmatnya perasaanku ketika kontolku amblas seluruhnya ke dalam liang senggama memek Eva. Eva menggeliat-geliat tak menentu, mendesah-desah dan tubuhnya terasa bergetar hebat.

Desah nafas kami berdua semakin terdengar. Tubuh kami berdua mulai basah terguyur oleh kucuran air keringat. Pantatku yang berada di belakang Eva yang membungkuk memegang tepian meja rias tersebut, terus bergoyang maju mundur.

Kedua tanganku memegang erat pinggang Eva. Sedangkan Eva mengimbangi hempasan pantatku yang maju mundur dengan cara memutar-mutar pinggulnya dan menggoyang ke kiri dan ke kanan. Gerakannya tampak erotis sekali.

“Oooohhh… sssshhhh… aaaaahhhh…” desah suara Eva tak henti-henti dengan kedua matanya terpejam-pejam, sedangkan kepalanya yang terdongak ke atas bergerak ke kiri dan ke kanan, merasakan kenikmatan yang luar biasa.

“Oooohhh… aaaaahh… uuukhh… eesst… uuufffh…” suaraku dengan kepala terdongak ke atas langit-langit bergerak ke kiri dan ke kanan mengikuti helaan pantat Eva yang maju mundur itu.

Jleeb… jlob… jleeb… jlob… jleeb.. jloob… suara pergesekan dinding kontolku yang menghujam keluar masuk di antara banyaknya cairan yang kian membanjir membasahi liang senggama memek Eva. Licin dan hangat terasa bagian dalam liang senggama memek Eva tersebut.

Tidak ada kenikmatan lain, selain kenikmatan yang kami rasakan saat itu. Saat aku menyodokan kontolku kedalam memek Eva, Evapun menyambut dengan menghentakkan pantatnya kebelakang.

Evapun tidak henti-hentinya menggoyang dan memutar pantatnya sehingga kontolku yang berada didalam liang senggama memeknya terasa dipijit dan diperas-peras oleh dinding-dinding liang senggama memek Eva.

Setelah berkali-kali liang senggama memek Eva kemasukan kontolku, kini memeknya telah beradaptasi dengan besarnya kontolku. Sehingga kali ini Eva dapat mengendalikan orgasmenya agar tidak cepat sampai. Akupun juga tidak ingin buru-buru ejakulasi. Aku ingin berlama-lama menikmati legitnya liang senggama memek Eva.

Setelah tiga puluh menit bertarung, barulah aku mulai merasakan adanya perubahan pada Eva. Tubuhnya semakin terasa menegang. Kedutan memeknya terasa semakin kencang.

“Oooohhhh… Paaaaak… sssshhhh… Eva gak tahan Paaaaak… Eva mau nyampai Paaaaak… sssshhhh… aaaahhhhh…” erang Eva.

“Aku juga Vi… ssshhhh… oooohhhh… nikmatnyaaaaa…” Akupun mengerang merasakan nikmatnya persetubuhan tersebut.

Aku merasakan adanya denyut-denyut sel yang bergerak ke ujung kepala kontolku. Akupun semakin memperkuat hempasan pantatku yang maju mundur. Sedangkan dari depan, Eva semakin mempercepat goyangan pantatnya yang tak ubahnya bagai seorang penari striptease, sehingga bunyi decakan akibat pergesekan kedua klamin kami semakin terdengar keras.

Jleeb… jlob… jleeb… jlob… jleeb.. jloob… bunyi tersebut seakan memberikan semangat dan rangsangan bagi kami berdua untuk cepat-cepat mencapai puncak orgasme. Dan tak lama setelah itu tubuh kami berdua semakin terasa menegang.

Hempasan pantatku yang maju mundur semakin cepat dan kuat, sehingga batang kontolkupun semakin cepat keluar masuk liang senggama memek Eva dan menusuk dalam-dalam liang senggama memek Eva.

“Oooohhh… Paaaaak… Eva keluuuaaarrr… sssshhhhhh… aaaahhhh…!!!” rintih Eva setengah memekik. Tubuhnya mendadak tegang, dengan kepala menghadap ke atas dan bersamaan dengan itu cairan orgasmenya memancar keluar dari liang memeknya.

Ser… Seeeeeer… Seeeer… semburan cairan hangat dan kental seketika memenuhi rongga di liang senggama memeknya. Setelah itu tubuh Eva nyaris terjerembab jatuh karena lemas akibat orgasme yang baru saja dia alami.

Aku dengan cepat memegang kuat bagian pinggang Eva. Sementara itu akupun merasakan ejakulasiku sudah semakin dekat, maka aku semakin mempercepat keluar-masuknya batang kontolku di liang senggama memek Eva dengan mempercepat hempasan pantatku maju mundur.

Akibat banjirnya liang senggama memek Eva oleh cairan orgasmenya, semakin mudah bagi kontolku untuk keluar masuk memeknya. Dan tak lama setelah itu tiba-tiba tubuhku terasa tegang.

“Vaaa… aku keluuuaaaaar… sssshhhh… aaaaahhhhh…!!!” aku memekik.

Croott… crot… croot… crooot… pejuku muncrat semakin memenuhi rongga liang senggama memek Eva yang baru saja tersiram oleh cairan orgasmenya sendiri.

Dan ketika semburan pejuku yang memancar keluar dari kontolku berhenti, tiba-tiba tubuhku yang semula tegang mendadak menjadi lemas tak berdaya. Aku peluk erat-erat tubuh Eva yang sama-sama lemas akibat orgasme yang dialaminya.

Desah nafas kami berdua terdengar jelas ditelinga kami masing-masing dan keringat yang menguncur deras membahasi tubuh kami berdua yang sedang menikmati sisa-sisa orgasme kami masing-masing.

Setelah istirahat beberapa saat lamanya dan ketika tubuh kami mulai terasa agak segar, kami berdua bergerak naik ke atas ranjang agar kami dapat beristirahat dengan nyaman dari semua rasa lelah. Tubuh Eva yang montok tersebut aku dekap erat-erat.

Tidak sampai sepuluh menit, Eva kembali menggenggam batang kontolku yang masih layu tersebut lalu dikocok-kocok dengan lembut kontolku tersebut beberapa kali. Dan tak lama batang kontolku terasa berdenyut-denyut mengeras dan kemudian tegak ngaceng kembali.

Kontolku yang besar dan panjang tersebut diguncang-guncangkan oleh Eva dan mulai membentur bagian permukaan memek Eva yang berbaring berhadap-hadapan denganku. Kemudian kontolku diulas-ulaskan ke bagian permukaan memeknya.

“Ukhhh… aaakhhh…” desahku ketika kepala kontolku terasa ngilu tersentuh bebuluan yang rimbun di sekitar permukaan lubang memek Eva.

“Eeessst…..” desah Eva ketika merasakan bibir memeknya teroles kepala kontolku yang besar. Mata Eva terpejam-pejam menahan nikmat. itilnya terasa berdenyut-denyut dan memeknya mulai basah oleh lendir memeknya.

Tiba-tiba Eva bangkit dari tidurnya. Lalu sambil mengocok-ngocok batang kontolku dengan telapak tangannya, dan kemudian melangkahi tubuhku yang terbaring dibawah tubuhnya. Sambil mengarahkan lubang memeknya ke bagian kepala kontolku yang tegak menghadap ke atas itu, perlahan-lahan Eva menurunkan pantatnya ke bawah.

Bleeeeesssss….. batang kontolkupun melesak kedalam liang senggama memek Eva yang terasa licin akibat cairan yang keluar dari memek Eva sehingga memudahkan masuknya batang pelirku kedalam liang memeknya tersebut.

“Ooouuuwww… eeessst… uuufhhh” desah Eva dengan kedua belah mata terpejam di kala merasakan batang kontolku yang masuk semuanya diliang senggama memeknya sampai menyentuh dinding rahimnya ditambah lagi bibir memeknya yang tergesek bebuluan yang ada di sekitar pangkal kontolku.

“Uuuuufhhh… akhhhh… eeeesssst…” erangku di kala aku merasakan remasan lembut dinding-dinding liang senggama memek Eva. Empotannya sungguh luar biasa nikmatnya. Tak terbayangkan betapa nikmat rangsangan yang dirasakan kami berdua ketika itu.

Namun semua itu belum membuat kami untuk segera mencapai puncak kenikmatan. Perlahan-lahan Eva mengengkat pantatnya sehingga pantatnya yang menempel di pangkal kontolku yang penuh dengan bulu-bulu jembut tersebut terangkat naik sehingga batang kontolkupun perlahan-lahan keluar dari liang memek Eva hingga sebatas bagian kepala kontolku yang masih tejepit di bagian bibir memeknya.

Kemudian Eva langsung menghempaskan kembali pantanya kebawah sehingga batang kontolkupun masuk kembali kedalam liang senggama memek Eva sedalam-dalamnya hingga pantatnya menindih pangkal kontolku. Dengan cara menaik-turunkan pantatnya Eva terus mengocok batang kontolku didalam liang senggama memeknya.

Decak-decak suara becek akibat kontolku yang keluar masuk liang senggama memek Eva yang mulai banjir dengan cairan memeknya mulai terdengar lagi. Bunyi suara becek tersebut membuat kami semakin bergairah.

Gerakan Eva yang mengangkat dan menurunkan pantatnya ke atas dan ke bawah, lama kelamaan membuat sekujur tubuhnya kembali basah oleh keringat. Nafas Eva tersengal-sengal, kepalanya tertatap menghadap ke atas dan kedua belah matanya terpejam.

Kedua payudara Eva yang besar tersebut bergerak-gerak naik turun mengikuti gerakan tubuhnya yang sedang menaik-turunkan pantatnya. Dengan gemas kemudian kedua tanganku meremas-remas kedua payudara Eva tersebut sambil sesekali memilin-milin putingnya dengan jari-jari tanganku.

“Ooouww .. eesst… Aukhhh… uuufhh… eeeesssst…” Eva mendesah hebat ketika merasakan sentuhan hangat batang kontolku yang menggesek dinding liang senggama memeknya dan remasan tanganku dikedua payudaranya serta pilinan jari-jari tanganku pada puting payudaranya. Bukan main nikmat yang dirasakan Eva ketika itu.

“Aaauukhhh… Eeesst… aakhh…. Eekhhh… oooouuuuwww…” rintihku merasakan nikmatnya jepitan memek Eva yang terus-menerus mengempot menyedot-nyedot kontolku didalam liang senggama memeknya. Sungguh memek Eva, sekretaris baruku yang bertubuh padat, sekal dan montok itu betul memberikan sensasi kenikmatan yang sangat hebat kepadaku.

Waktu semakin beranjak. Eva terus memacu tubuhnya naik turun di atas tubuhku yang terlentang dibawahnya. Tubuh Eva meliuk-liuk bagai penari erotis. Cairan memeknya kian banyak keluar membuat liang senggama memeknya menjadi semakin licin sehingga memperlancar gerakan kontolku yang keluar masuk liang senggama memeknya.

Cloook… cleeek… Cloook… Cleeek… bunyi suara pergesekan dinding kontolku dengan dinding liang senggama memek Eva yang semakin becek akibat banjir oleh cairan memeknya yang terus keluar dari memeknya. Bunyi decak-decak tersebut sungguh merangsang.

Keringat yang membasahi tubuh Eva semakin lama semakin banyak. Degub jantung Eva yang semakin kencang tersebut membuat dadanya berguncang-guncang. Nafasnya tersengal-sengal. Sungguh membuat aku benar-benar puas pagi ini.

“Oouuww… Akhhh… Eeessst… Eva gak tahan Paaaaak… Uuukhh… eeekhhh… nikmaaaaattt… Eva mau nyam…pai lagi Paaaaak… Eeeesssttt…” desah Eva. Suaranya serak-serak parau akibat menahan rangsangan birahi yang semakin meningkat dan matanya terpejam-pejam menikmati kenikmatan yang amat sangat.

Waktu menunjukkan pukul lima pagi. Eva masih berada di atas perutku. Tubuhnya tampak sudah sangat basah oleh kucuran keringat. Rambutnya awut-awutan tak menentu. Gerakan naik turun tubuh Eva mulai melemah. Melihat Eva yang berada di atas perutku tampak sudah mulai kecapekan, lalu aku meminta Eva mencabut kontolku dan menyuruhnya untuk membaringkan tubuhnya dengan posisi miring membelakangi tubuhku.

Sambil meremas kedua belah payudara Eva aku mengangkat kaki kiri Eva kemudian aku menempatkan tubuhku diantara kedua kaki Eva sehingga kaki kiri Eva kini berada dipundakku. Sambil menggenggam batang kontolku dan mengarahkan kepala kontolku sehingga tepat berada di permukaan lubang memek Eva yang terkuak itu, aku mengambil ancang-ancang dan kemudian aku tekan pantatku.

Bleeeeessssss….. batang kontolku kembali menyeruak membelah celah diantara bibir memek Eva. Melihat batang kontolku masuk kedalam liang senggama memek Eva menambah aku semakin terangsang dan dengan penuh gairah aku tekan kuat-kuat pantatku sehingga kontolku amblas seluruhnya masuk ke dalam liang senggama memek Eva.

Evapun merasakan nikmat yang tiada tara di saat pelupuk dasar lubang memeknya tersentuh oleh kepala kontolku. Ditambah lagi dengan posisi senggama seperti itu membuat liang memeknya menjadi semakin sempit sehingga gesekan batang kontolku semakin terasa banget didingding liang senggama memeknya.

“Oooohhhkhh… eesssst… Paaaaak… nikmaaattt… baaangeeet… Eva gak kuat Paaaaak… Eeeesssst… aaaaakkkhhh…” desis Eva dengan kepala menggeleng ke kanan dan ke kiri serta matanya terpejam-pejam.

“Aaakhhh… eeessstt… eeenaaak Vaaa… Ooooohhh…” akupun mengerang merasakan kuatnya jepitan dan empotan liang senggama memek Eva.

Aku menarik keluar batang kontolku dari dalam liang memek Eva hingga tinggal menyisakan kepala kontolku yang masih terjepit bibir memek Eva. Setelah itu perlahan-lahan aku tekan lagi pantatku ke depan sampai batang kontolku kembali amblas masuk seluruhnya didalam liang memek Eva.

Lalu batang kontolku aku tarik lagi perlahan-lahan dan kemudian aku tekan lagi sampai amblas. Sementara itu tanganku mulai meremas-remas payudara Eva yang membuat Eva menggeliat dan merintih hebat.

“Ooouuww… uuufhhh… eeessst… Eva keluuaaarrr… Aaaaakkkhhh…!!!” jerit Eva dengan muka tegang menatap ke arahku.

Tangan Eva menekan kuat-kuat pantatku sehingga batang kontolku masuk seluruhnya di liang senggama memeknya yang berkedut-kedut akibat orgasme yang dialaminya. Ser… seerr… seerrr… cairan orgasmen Eva menyemprot dengan derasnya memenuhi liang senggama memeknya.

Mendengar rintihan Eva tersebut, aku semakin memperkuat hujaman pantatku dan semakin kuat meremas-remas payudara Eva. Aku betul-betul merasa gemas dan geram menghadapi kemolekan tubuh Eva tersebut. Mendapat serangan dariku, membuat gairah Eva langsung bangkit kembali.

“Ooohhhh… Aaaaahhhhh… Enaaaakkk… teruuuuusssss Paaaaak… sodok yang kuat memek Eva Paaaaak… ssssshhhhh… aaahhh…” rintih Eva dengan tensi birahi yang semakin tinggi.

Aku semakin memperkuat seranganku dengan menghujami liang senggama memek Eva dengan batang kontolku. Eva menggoyang-goyangkan pantatnya mengimbangi setiap tusukan kontolku.

Creeekkk… croookkk… creeekkk… croookkk… bunyi decak-decak pergesekan antara batang kontolku dengan diding liang senggama memek Eva semakin terdengar keras. Seakan menyemangati kami berdua.

Aku semakin memperkuat dan mempercepat enjotan kontolku di liang senggama memek Eva. Sedangkan Eva dengan sebelah kaki berada dipundakku mengimbangi helaan dan hempasan pantatku dengan menggoyang-goyangkan pantatnya sehingga pergesekan dinding-dinding kontolku dan dinding-dinding liang senggama memek Eva terasa begitu nikmat kami rasakan.

Waktu terus beranjak. Keadaan semakin memuncak tinggi. Tubuh kami berdua sudah tak karuan. Rambut acak-acakan, tubuh basah oleh keringat yang terus mengalir. Tubuhku terasa semakin bergetar hebat.

Akupun merasakan kalau sebentar lagi akan mencapai puncak orgasme. Aku mengenjot kontolku semakin cepat dan kuat. Sel-sel yang berada di tempat persembunyiannya, tiba-tiba terasa bergerak menuju ujung kepala kontolku.

Dengan sekali hentakan aku sodokkan kontolku kuat-kuat diliang senggama memek Eva hingga mentok dan terasa menyentuh dinding rahim Eva. Crooot… Crooot… Crooooot… menyemprotlah pejuku yang kental dan hangat didalam liang senggama memek Eva.

“Ooooohh… Vaaa… aku keluuuaaaaar…!!!” teriakku.

Di saat Eva merasakan adanya muntahan dan deyut-denyut kontolku di dalam liang senggama memeknya, sambil menarik pantatku dengan kedua tangannya, Eva langsung menggoyang-goyangkan pantatnya menggiling-giling batang kontolku yang masih menancap di dalam liang senggama memeknya. Tubuh Eva semakin menegang kencang. Denyut-¬denyut memeknya terasa sangat kuat.

“Paaaaak… Eva… keluaaaaarrrr… Aaaaahhhh…!!!” jerit Eva. Tubuhnya bergetar hebat merasakan orgasmenya yang kesekian kalinya dipagi ini. Ser… seerr… seerrr… kembali cairan orgasmenya menyembur memenuhi liang senggama memeknya bercampur dengan cairan pejuku.

Akibat terlalu banyaknya cairan diliang senggama memek Eva sehingga tidak tertampung lagi di dalam liang senggama memeknya sehingga cairan yang berwarna putih keruh tersebut meleleh keluar dari memek Eva.

Tak terbayangkan kenikmatan yang kami rasakan saat itu. Bagai terdampar di pantai surga. Aku melepaskan kaki Eva yang masih menggantung di pundakku. Begitu kaki Eva turun, dengan sedikit memutar pantatku, tubuhku ambruk menghimpit tubuh Eva. Tubuh kami saling berhimpitan. Eva memeluk erat2 tubuhku.

Terdengar nafas kami berdua terengah-engah, kedua tubuh kami seolah menyatu, tubuh kami berdua basah oleh keringat kami berdua, senyum kepuasan menghiasi kami, kami berdua betul-betul merasa puas dengan persetubuhan pagi ini, kami berdua terkapar kelelahan kehabisan tenaga. Dengan sisa-sisa tenaga yang ada, aku mencabut kontolku dari memek Eva, lalu aku berbaring disisinya.

“Terima kasih Va, akhirnya kesampean juga aku ngentoti kamu. Sejak pertama kali melihatmu dulu, kontolku langsung ngaceng pingin ngentot denganmu. Perempuan dengan kumis tipis sepertimu pasti memiliki nafsu sex yang tinggi dan ternyata memang benar. Nafsumu memang benar-benar tinggi. Kalau saja aku gak rajin olah raga dan menjaga staminaku, sudah pasti aku akan kedodoran melayani kamu. Aku puas banget, ngentot dengan kamu nikmat banget” kataku sambil mengelus2 pipi Eva.

“Sama-sama Pak, dientot sama Bapak nikmat banget. Eva puas banget. Seumur hidup Eva baru dengan Bapak Eva benar-benar merasakan nikmatnya ngentot” balas Eva. Sambil menciumi pipiku, Evapun berulangkali bilang bahwa dia sangat puas ngentot denganku.

Bahkan dia bilang, “Pak boleh gak kalau lain waktu Eva ingin dientot lagi”

“Boleh. Kapan saja Eva kepingin hubungi saja aku. Lagian aku juga ketagihan dengan jepitan dan empotan memek kamu” balasku sambil tersenyum.

Jam telah menunjukan pukul 6 pagi. Karena hari ini kami harus kembali ke Jakarta, akupun bangkit dari tempat tidur menuju ke kamar mandi yang segera diikuti oleh Eva.

Kontolku yang mulai mengkerut, tampak mengkilat karena cairan orgasme Eva yang bercapur dengan cairan pejuku. Begitu pula dengan memek Eva. Saat dia berdiri dari lubang memeknya terlihat cairan putih keruh mengalir perlahan. Di kamar mandi, kami berdua membersihkan diri kami masing-masing.

Setelah membersihkan diri, aku mulai mengenakan pakaian. Sementara dengan berbalut handuk sambil menjinjing pakaiannya, Eva minta ijin kembali ke kamarnya sendiri. Namun sebelum melangkah menuju kamarnya sekali lagi Eva mencium lembut pipiku.

“Terima kasih Pak, atas semua kenimatan yang telah Bapak berikan ke Eva” bisik mesra Eva ditelingaku lalu pergi menuju ke kamarnya.

Setelah sarapan pagi dan beres-beres barang bawaan kami masing-masing, tepat pukul 9, Aku dan Evapun kembali lagi ke Jakarta. Dalam perjalanan aku merasa betul-betul beruntung dapat menikmati kepuasan bersetubuh sampai beberapa kali dengan Eva.

Sementara nampaknya Evapun merasa puas juga dientot kontolku yang gede dan panjang ini, yang membuat dia memperoleh orgasme berkali-kali. Sungguh pengalaman yang tak pernah aku lupakan.

Sudah seminggu lebih sejak persetubuhanku yang pertama dengan Eva di Bandung berlalu. Namun rasanya masih membekas sehingga timbul keinginan untuk mengulangnya. Saat aku lagi mengenang persetubuhan saat itu, tiba2 HPku berdering. Saat aku angkat ternyata dari Eva.

“Halo Va, tumben nih malam2 telepon” sapaku

“Halo Bang… belum tidur?” balas Eva.

“Gak tahu malam ini aku gak bisa tidur…” jawabku dengan sedikit kaget karena tiba2 Eva menyebutku dengan sebutan Abang.

“Sama Bang. Eva juga gak bisa tidur. Eva teringat kejadian saat kita di Bandung minggu lalu” sambung Eva, “Rasanya kontol Abang masih mengganjal di memek Eva. Memek Eva jadi gatal ingin digaruk lagi sama kontol Abang yang gede itu” jelasnya.

Ternyata apa yang aku rasakan dirasakan juga oleh Eva. Sejak memeknya merasakan nikmatnya sodokan kontolku saat itu, kini memeknya terasa gatal ingin digaruk lagi dengan kontolku.

“Abang juga lagi mengenang nikmatnya empotan memek Eva saat menjepit kontol Abang” kataku, “Rasanya abang pingin ngentoti Eva lagi” sambungku.

“Ah Abang bisa aja. Memek Eva jadi basah nih Bang” kata Eva. Lalu sejenak kami saling terdiam di telepon. Tak lama kemudian Eva memecah kebisuan tersebut.

“Bang… besok malam mau gak ke rumah Eva? Eva ingin dientot lagi sama Abang” ajak Eva. Aku sangat senang, mendengar ajakan Eva tersebut. Kali ini Eva mengajakku untuk ngentot di rumahnya.

“Bang… Kebetulan besok kan hari Sabtu. Kita libur kerja. Pagi2 aku akan mengantar anakku ke neneknya dan aku akan minta pembantuku untuk menemaninya sehingga malamnya kita punya banyak waktu. Kita bisa ngentot sepuasnya” jelas Eva. Memeknya yang sudah seminggu lebih tidak dientot rasanya sudah amat gatal pingin digaruk sama kontol sehingga membuat dirinya tanpa malu2 memintaku untuk ngentoti dirinya di rumahnya.

“Oke… besok malam aku pasti datang. Sekarang kita istirahat agar besok stamina kita jadi fresh” kataku.

“Baik Bang… met bobok. Jangan lupa besok malam ke rumah Eva…” jawab Eva kemudian dimatikannya teleponnya.

Sebelum tidur, Eva membayangkan alangkah nikmatnya ngentot dengan diriku sepuasnya di rumahnya.

Sesuai permintaan Eva, Sabtu malam aku datang ke rumah Eva dengan menggunakan Taxi. Begitu masuk ke ruang tamu, aku langsung mencium mulut Eva dengan rakus dan ganas dan sebentar saja kami sudah telanjang.

Di sofa, aku berlutut menghadap memek Eva dan Evapun lalu merenggangkan kakinya untuk memudahkanku menjilati memek Eva. itil Eva tak luput dari jilatan lidahku. Lama juga aku mengerjai memek Eva dengan lidahku. Eva sangat suka saat memeknya aku jilati. Tak lupa aku menyedot-nyedot itil Eva. Sehingga akibatnya sebentar saja memek Eva sudah cukup basah.

Kemudian Aku berdiri dan kini giliran Eva yang berlutut menghadap kontolku yang besar itu. Eva mengulum dan menghisap batang kontolku. Sekitar 10 menit kemudian, Aku memegang bahu Eva mengajak untuk segera memulai persetubuhan ini.

Eva mendorong tubuhku sehingga kini aku terduduk di sofa. Batang kontolku tegak berdiri. Eva mengangkangkan kakinya sambil menghadap ke arahku. Tangan kirinya memegangi batang kontolku agar posisinya tepat di atas lubang memeknya. Setelah kepala kontolku tepat menempel di atas celah memeknya yang sudah sangat basah dan licin, Eva pun menurunkan pantatnya perlahan-lahan.

Sleeeeep….. Bleeeeeesssss….. Batang kontolku masuk lubang memek Eva.

“Ahhhh….. sssss….. mmmmm….. aaaaaaahhhh….. aaabbbaannnggg….. mmmm….. aaaaaaahhhh…..” desah Eva seiring batang kontolku yang terus menerjang masuk lubang memeknya menggesek-gesek dinding lubang memeknya hingga akhirnya batang kontolku amblas seluruhnya didalam lubang memeknya. Eva mendekapku erat2 sambil melumat bibirku dengan ganas. Memeknya berkedut-kedut. Itulah empotan memek Eva yang sungguh sangat nikmat rasanya.

Eva sangat menyukai ngentot dengan gaya seperti ini. Karena kontolku dapat masuk sedalam-dalamnya di lubang memeknya dan dia dapat mengontrol dan mengambil kendali sehingga dia dapat mengarahkan kontolku menggesek bagian-bagian sensitif di lubang memeknya.

Dan akupun dapat meremas dan menghisap teteknya. Tanganku juga dapat meremas-remas pantatnya. Dan dalam posisi tersebut, tanganku juga dapat dengan mudah menggesek-gesek itilnya. Semua itu semakin menambah kenikmatan bagi Eva.

Gerakankan pantat Eva semakin tidak beraturan, ke depan, ke belakang, ke kiri dan ke kanan. Terkadang Eva mengangkat pantatnya lalu menekan ke bawah kuat-kuat. Semua gerakan tersebut menimbulkan rasa yang sangat nikmat.

Aku mengimbangi gerakan Eva tersebut dengan mengisap-isap kedua tetek Eva secara bergantian. Tanganku pun tidak tinggal diam, menggesek-gesek itil Eva sambil melumat bibirnya.

“Ahhh….. eeerrghh….. mmmm….. bang….. isap tetek Eva bang….. gigit-gigit putingnya bang….. oohhh….. ssssshhh….. mmmmm….. aaaaahhh….. eeerrrgh….. aaahhh….. ssshhhhh…..” Eva mengerang merasakan kenimatan sambil bergerak naik turun di atas pangkuanku dengan batang kontolku yang mengisi penuh lubang memeknya.

Kontolku yang besar dan panjang tersebut selalu membuat memek Eva pingin terus merasakan sodokan-sodokan nikmat kontolku. Membuat memek Eva senantiasa merindukan batang kontolku walaupun baru seminggu lebih aku entoti memeknya.

Gerakan pantat Eva semakin tak karuan. Akibat hisapan dan jilatan mulut dan lidahku di kedua tetek Eva secara bergantian serta gesekan antara itil dengan bulu jembutku membuat membuat pertahanan Eva bobol.

“Ohhh….. sssssshhhhhh….. nnniikkkmmaaattt….. bbaangg….. Evvaaa….. sammmpaaiii….. uuuuhhhh….. Eva….. kkkeellluuuaarr….. bbbaannnngg….. oooohhh….. aaahhhh…..” Eva menjerit sambil menghentakan pantatnya kuat2 ke bawah sehingga batang kontolku terbenam dalam-dalam didalam lubang memeknya hingga menyentuh pangkal rahimnya.

Seeeerrrr….. seeerrr….. seerr….. cairan kenikmatan Eva menyembur membasahi batang kontolku yang berada didalam memeknya. Tubuh Eva menggelepar dan mengejang menahan nikmat yang luar biasa saat dia mencapai klimak. Lubang memek Eva berkedut-kedut dengan kuatnya. Batang kontolku serasa diremas dan dihisap-hisap didalam lubang memek Eva. Bukan main nikmatnya merasakan empotan memek Eva tersebut.

Setelah memberikan waktu istirahat sebentar buat Eva menikmati orgasmenya, aku minta Eva untuk mencabut kontolku dari dalam memeknya.

“Va, aku pingin ngentoti kamu dari belakang” ajakku. Tanpa banyak bicara, Eva pun kemudian menunggingkan pantatnya sambil tangannya berpegangan sandaran sofa dan aku pun segera menyusulnya.

Aku peluk Eva dari belakang sambil menciumi punggungnya, kedua tanganku meremas-remas kedua teteknya. Dari punggung, ciumanku pindah ke leher Eva. Kemudian kedua telapak tanganku berusaha semakin merenggangkan kedua belah paha Eva, sehingga kedua belah pahanya mengangkang lebar-lebar.

Dari belakang terlihat belahan memek Eva mengkilat akibat basah oleh cairan yang terus keluar dari memeknya akibat rangsangan nafsu birahinya. Eva menggoyang-goyangkan pantatnya saat aku mengusap-¬usap permukaan bibir memeknya dan menggosok-gosok itilnya.

“Buruan Baaaaaang….. sodok memek Eva….. Baaaaaangggg….. Eva dah gak tahan pingin disodok lagi sama kontol Abang yang gede….. sssshhhh….. aaahhhhh…..” rengek Eva memintaku untuk segera menyodokkan kontolku ke dalam lubang memeknyai yang sudah sangat becek tersebut.

Aku mendekatkan kepala kontolku yang masih tegak dan keras tersebut ke permukaan bibir memek Eva. Perlahan-lahan kepala kontolku menguak bibir memek Eva dan disaat bibir memek itu sudah terkuak, lalu kepala kontolku kusodokkan ke dalam lubang memek Eva.

Eva yang sudah seminggu gak dientot, menggoyang-goyangkan pantatnya begitu merasakan batang kontolku menyeruak masuk lubang memeknya dan perlahan-lahan batang kontolku melesak masuk kedalam lubang memek Eva. Rongga memek Eva berkedut-kedut akibat merasakan kenimatan tersebut.

Kemudian aku mengayunkan pantatku maju mundur sehingga kontolku keluar masuk lubang memek Eva. Gerakan maju mundur pantatku kadang perlahan, kadang cepat. Sesekali aku mendiamkan seluruh batang kontolku di dalam lubang memek Eva sambil menikmati nikmatnya empotan didalam lubang memek Eva.

Kemudian aku enjot lagi kontolku perlahan-lahan lalu semakin cepat. Enjotan kontolku yang berirama didalam lubang memek Eva itu membuatkan nafas Eva terengah-engah. Aku terus mengayun pantatku maju mundur dengan mantap sehingga kontolku terus keluar masuk menyodok lubang memek Eva. Eva merasakan kenikmatan yang tak terkira.

“Oooohhhh….. aaabbbanngg….. Evvvaaa….. dah tak tahan…..” Eva mengerang merasakan kenikmatan enjotan batang kontolku membuat rongga memeknya seolah-olah menggenggam erat batang kontolku dan meremas-remas batang kontolku. Aku menghentikan enjotan kontolku didalam memek Eva untuk menikmati empotan memek Eva tersebut. Aku merunduk menjilat-jilat tengkuk Eva. Eva menggeliat kegelian.

CROK….. CROK….. CROK….. CROK….. terdengar bunyi yang tibul saat aku mengenjotkan batang kontolku didalam memek Eva yang makin becek dan licin.

“Ahhh….. ooohhh….. aaaabbbbaangggg….. nnnniiiikkkmaattnya….. eeerrghhh…..” Eva mengerang.

“Abanggg….. oohhh….. enjot yang kuuuaatttt….. baaaaang….. goyang baaaaang….. ssssshhhh….. ooooohhhh….. Evvvaaa….. keeeellluuuuaaaarr….. laggggiiiii….. aaaahhhhh…..” jerit Eva. Tubuhnya mengejang sambil menekan kuat2 pantatnya hingga pangkal kon toku menempel diantara bongkahan pantatnya yang bahenol.

Seeeerrrr….. seeerrr….. seerr….. cairan hangat menyembur dari dalam memek Eva. Eva kembali mencapai puncak kenikmatannya. Kedutan memeknya semakin kuat meremas-remas batang kontolku. Aku diamkan sebentar kontolku yang amblas seluruhnya didalam lubang memek Eva sambil menikmati nikmatnya empotan memek Eva.

Setelah itu menyadari bahwa ejakulasiku juga hampir sampai, aku langsung mempercepat enjotan kontolku didalam memek Eva. Seakan tahu bahwa aku akan segera mencapai ejakulasiku, Eva menggoyang-goyangkan pinggang dan pantatnya mengikuti enjotan kontolku.

“Oooohhh….. sssshhhhh…… aaahhh…..….. abbaaaanggg….. gaakk tttaaahhannnn Vaaa….. abbaaaanggg….. keeeellluuuuaaaarr….. aaaahhhhh…..!!!!!” Aku melenguh, dengan kuat aku hentakkan pantatku hingga pangkal kontolku membentur pantat bahenol Eva.

Croott… crot… croot… crooot… pejuhku menyemprot di dalam rongga memek Eva. Seketika rongga memek Eva dipenuhi oleh pejuhku yang hangat. Semburan pejuhku yang hangat dan pekat itulah yang Eva rindukan siang dan malam selama ini.

“Eva suka semprotan pejuh Abang didalam memek Eva. Apalagi barusan kita keluar bersamaan… nikmat banget Bang…..” ujar Eva saat istirahat melepas lelah setelah persetubuhan kami.

Eva bangun dan berjalan ke dapur mengambil air minum untuk kami berdua. Saat Eva melangkah menuju dapur, cairan pejuhku yang sudah bercampur dengan dengan cairan orgasme Eva mengalir keluar dari dalam memek Eva, meleleh ke pahanya. Eva menoleh dan melihat kearahku yang tersenyum melihat cairan tersebut keluar membasahi pahanya.

Kami duduk di sofa sambil minum air dingin yang diambil oleh Eva barusan.

“Bang kita lanjutin di kamar Eva saja yuk…?” ajak Eva sambil menarik tanganku dan membimbingku menuju kamarnya. Sesampai di kamarnya, Eva menarik tubuhku hingga tubuhku dan tubuh Eva rebah di atas ranjang.

Di atas ranjang, aku dan Eva berpelukkan dan saling menikmati hangatnya tubuh masing-masing.

“Hebat kamu Bang….. belum-belum Eva udah keluar dua kali… kayaknya Eva malam ini akan puas banget dapat ngentot dengan Abang sampai pagi….” kata Eva.

“Sini aku bikin bangun kontol Abang yang masih lemes…..” lanjut Eva sambil tangannya mengelus-elus kontolku.

“Tenang saja Va… kalau Eva yang bangunin sebentar lagi kontolku juga akan bangun dan keras seperti tadi tapi…” kataku tersenyum.

Darahku berdesir ketika mataku menatap tetek montok Eva dengan putingnya yang merah kecoklatan. Entah bagaimana awalnya dan siapa yang mengawali tiba2 bibirku sudah dalam lumatan bibir Eva.

Nafsu birahi Eva semakin tak terkendali saat tanganku mulai meremasan lembut kedua tetek Eva dan gelitikan lidah nakalku pada puting tetek Eva membuat tubuh Eva menggeliat erotis disertai erangan manja Eva.

Eva tak menyangka kali ini ketika aku menyurukkan wajahku di selangkangan Eva dan mencumbui bibir memeknya.

“Baaaaang….. sssshhh….. ooooohhhh….. ammpuunn….. nikmaaaatnyaa…..” desah Eva merasakan nikmat cumbuan lidahku pada itil Eva membuat Aku tambah semangat. Menghadapi seranganku pada memek Eva membuat Eva mengerang, merintih bahkan menjerit setengah histeris untung suara hujan yang lebat di timpa suara guruh meredam suara Eva.

Luluh lantak tubuh Eva akibat aksiku tersebut tapi buat Eva adalah sebuah sensasi seksual yg sangat luar biasa.

“Bang jujur sama Eva ya? Setelah ngentot dengan Eva waktu itu, Abang sudah ngentot dengan siapa lagi?” tanya Eva datar namun penuh hati2.

“Oh itu… jujur setelah ngentot dengan kamu waktu itu, sampai sekarang aku belum pernah sekalipun ngentot dengan perempuan lain. Justru aku ingin mengulangi lagi ngentot dengan kamu” jawabku sambil tersipu saat mengakui bahwa aku ingin ngentoti dirinya.

“Mmmmm….. kaciaaan….. Abang tentunya kangen pingin ngentoti Eva ya…..” bisik Eva sambil mendaratkan kecupan di bibirku tubuh Eva bergerak menindih tubuh atletisku. Tubuh Eva kurengkuh dan tubuh kami menempel ketat.

Kemudian dengan telaten tanganku yang nakal menggerayangi setiap inchi tubuh Eva. Jilatan dan kecupanku merambah setiap bagian tubuh Eva yang sensitif. Tubuh Eva menggeliat erotis kadang menggelepar liar. Rintihan Eva mulai terdengar.

“Ayo….. Baaaaanngg….. ssssshhhhh….. Eva udah gak tahaaaan…..” bisik Eva lembut setelah dirinya nggak tahan lagi merasakan kuluman dan jilatanku pada itilku.

“Cepat masukin kontolnya Bang! Buruan entoti Eva… Eva udah nggak tahan lagi pingin dientot…..” Eva sudah tak bisa tahan lagi ingin segera dientot olehku.

Kemudian aku mulai menindih tubuh Eva. Perlahan aku mendorong pantatku, sehingga kepala kontolkupun perlahan mulai membelah celah diantara bibir memek Eva dan perlahan masuk kedalam liang memeknya.

“Aoooouuuhhh….. Baaaannnggg….. sssshhhhhhh….. aaaaahhhh…..” suara Eva terdengar bergetarMata Eva meredup sayu menatap wajahku manakala liang memeknya untuk kesekian kalinya ditembus batang kontol besar milikku.

Kali ini aku menekan kontolku pelan sekali memasuki liang memek Eva, sehingga hal tersebut memberikan sensasi yang sungguh nikmaaaaat bagi Eva akibat lamanya gesekan batang kontolku pada dinding2 liang memek Eva. Kedua kaki Eva yang melingkari pinggangku seakan mengejang tak tahan menahan kenikmatan yang luar biasa.

“Enaaak Vaaa…..” bisikku lembut sambil tersenyum manis ketika liang memek Eva sudah tak ada tempat lagi bagi batang kontolku.

Eva menjawab dengan mengangkat alis matanya. Bibirnya kembali menyambar bibirku. Dengan penuh nafsu dilumatnya mulutku. Dorongan gelegak birahi kami memang luarbiasa. Permainan semakin panas dan semakin liar. Tanpa kendali kembali tubuh Eva dihentak hentak olehku dengan garangnya. Jeritan dan rintihan Eva silih berganti dengan dengus nafas birahiku yang mendengus buas.

“Aaaahhhkkk….. bbaaaaang….. aammppuuunn….. ooowww….. ssshhh….. niiikmaaat….. banggeet ssiih…..” rengek Eva dengan suara memelas namun goyangan pinggulnya dengan gemulai masih dengan sengit mengimbangi enjotan batang kontolku di liang memeknya.

CROK….. CROK….. CROK….. CROK….. bunyi decak di selangkangan Eva kembali terdengar. Sensasi malam itu sungguh luar biasa kami rasakan.

“Baaanggg….. aaaaahhh….. Eva hampiir….. nyampaiiii….. sssshhh…..” desis Eva dengan suara bergetar matanya garang menatapku, mengerikan tapi aku sangat menyukai ekspresi tersebut.

“Ayoooo….. Vaaa….. keluarkan bareng Abang….. ooouuuuhhhh…..” erangku. Tubuh Eva terguncang guncang hebat akibat hentakan tubuhku saat kontolku menghajar liang memeknya pada detik2 menjelang puncak kenikmatan kami berdua.

“Hmmhh……. keluarin aja Baaaaang… keluarin pejuh Abang di dalam memek Eva…. memek Eva siap menampung…. Eva udah nggak tahan Baaaaang….. tusuk yang kuat……. mmhh…. uuuuuuh… sodok yang kuat Baaang….. masukin yang dalam kontolnya….. mmmmhhhhh….. adduuh Baaaaang….. Eva….. keellluuuaaaar lagi…. aaaagghhh….!!” teriak Eva. Mulutnya menganga lebar tanpa suara, tangannya mencengkeram erat seprei yang sudah tidak beraturan keadaannya. Tubuh Eva mengejang.

Seeeerrrr….. seeerrr….. seerr….. pada saat itu cairan orgasme Evapun menyembur dahsyat.

“Vaaa….. mmmmhhhhhh…… ssssshhhh….. aaaaaahhhh….. aduuh….. Abang keluuuuaaaaaarrrr….. aagghh…..!!” akupun berteriak.

Croott… crot… croot… crooot… semburan dahsyat pejuhku memenuhi rongga memek Eva menyertai kenikmatan orgasmeku.

Entah berapa lama suasana hening hanya suara nafas kami terengah engah yang terdengar. Hingga hampir tengah malam aku dan Eva saling bergumul malam itu hingga akhirnya kami tenggelam dalam kenikmatan orgasme masing2. Tampak Eva tergolek kelelahan disampingku, dia tersenyum penuh kepuasan. Sementara itu pejuhku tampak mulai menetes dari celah memek Eva.

Akupun terbaring lemas, kontolku tampak mulai lemas. Tiba-tiba aku merasa sangat haus dan lapar. Aku bangkit lalu mengambil sekaleng soft drink dan menyantap sebungkus roti yang ada di kulkas Eva untuk mengembalikan tenagaku yang telah terkuras akibat ngentoti Eva. Setelah itu aku kembali ke kamar Eva. Aku membaringkan tubuhku disamping tubuh Eva yang tampak sudah tertidur pulas. Sebentar kemudian akupun tertidur sambil memeluk tubuh Eva.

Pagi itu aku terbangun, sayup-sayup kudengar suara adzan subuh. Tapi aku merasakan ada sesuatu yang aneh. Ternyata Eva sudah bangun lebih dulu dan dia sedang asyik mengulum kontolku.

“Aduh… Eva… pagi-pagi udah sarapan pisang…” candaku sambil tertawa.

“Hmm… sorry ya Bang… Eva tadi bangun duluan terus Eva nggak tahan liat kontol Abang. Eva langsung ngebayangin kayaknya enak banget kalau pagi-pagi gini dientot lagi sama Abang… nggak apa-apa khan Bang…?” Kulihat kontolku sudah berdiri tegak akibat ulah Eva. Tampaknya Eva sudah sangat bernafsu, nafasnya memburu tak teratur dan pandangan matanya menunjukkan dirinya sedang berada pada puncak birahinya.

“Abang sayang… Eva pengen ngerasain kontol Abang lagi yaa… sebelum Abang pulang… jadi sekarang Eva pengen dientot lagi sama Abang… mau khan…?” pinta Eva.

“Masukin aja Va… Aku juga suka ngentoti Eva… pokoknya pagi ini Aku mau ngentot sampai kita bener-bener udah nggak kuat lagi… Eva mau khan?” ajakku.

“Hhhhmmmmm… dengan senang hati Abang sayang… ssssshhhhh… oooohhhhh…” sambut Eva

“Ah… kali ini aku akan memberikan sesuatu yang lain untuk Eva. Aku akan membuatnya mengalami orgasme berkali-kali tanpa sempat istirahat. Aku rasa ini tidak terlau sulit karena tampaknya Eva tipe wanita yang sangat sensitif dan mudah mengalami orgasme. Lagi pula semalam aku sudah dua kali orgasme, aku yakin bisa bertahan lebih lama lagi sekarang” batinku.

Kubiarkan Eva menaiki diriku dan memasukkan kontolku ke dalam memeknya. Seperti biasa dia mulai menaik-turunkan pinggulnya sehingga kontolku meluncur keluar-masuk memeknya. Dengan sengaja kusentakkan pinggulku untuk mengimbangi gerakan Eva sehingga membuatnya makin terangsang. Benar saja tidak sampai lima menit Eva mulai kehilangan kontrol dan melenguh kuat, ia mengalami orgasmenya yang pertama pagi ini.

“Aahh… Baaaang…. Evaaaa… keluuuaaaarrar… mmhh… adduuuuhh… aaaaaaghh…!!!” Eva menjerit. Seeeerrrr….. seeerrr….. seerr….. memeknya menyemburkan cairan orgasmenya yang pertama.

Liang memeknya berkedut-kedut dengan kuat. Sungguh nikmat empotan memek Eva tersebut. Empotan memek itulah yang bikin aku ketagihan untuk selalu ngentoti memek Eva yang legit dan nikmat.

Aku tidak memberi Eva kesempatan beristirahat. Setelah tubuhnya melemas aku langsung membaringkan Eva dan membuka pahanya, tanpa basa-basi aku langsung menancapkan kontolku ke dalam memeknya.

Dan kali ini aku menusukkan kontolku dengan kuat dan cepat. Benar saja, Eva tampak kaget dan tidak siap dengan serangan tiba-tiba ini. Tidak sampai tiga menit kemudian tubuhnya mulai bergetar hebat.

“Adduhh… Baaaaaaang… Eva keluuuuaaaauar… laaaggii…. aaaaahhhhh…!!!” Kurasakan badan Eva mengejang dan kemudian lemas, ini orgasmenya yang ke-2 di pagi ini. Seeeerrrr….. seeerrr….. seerr….. memek Eva kembali menyemburkan cairan orgasme yang ke-2.

Sementara itu kontolku masih keras dan besar kudiamkan sejenak di dalam memeknya sambil menikmati empotan memek Eva saat mencapai orgasmenya tersebut. Kemudian tanpa memberinya kesempatan istirahat bagi Eva, aku kembali memompa kontolku dengan kuat dan ganas di liang memek Eva.

Eva yang belum sempat istirahat untuk memulihkan tenaganya, tubuhnya kembali tergetar dan terangsangan akibat enjotan kontolku di liang memeknya.

“Ooooohhh… Baaaaang nakal… Eva bisa keluar lagi nih… aduuhh… mmmhhh… aaaaahhhhh… mmmhhh… Baaaaaang… Eva mau keluar lagii… aduuhh… aaaaahhhhh… dorong yang keras Bang… iya… tusuk yang dalam… iya gitu… terus… terus…. jangan berhenti… aaaaahhhhh… enak sekali Bang… mmmhhh… Baaaaaaaang… Eva keeeluuuaaar… laaagiii… aaaaahhhhh…!!!” Eva mendapatkan orgasmenya yang ke-3.

Kembali aku tidak memberi kesempatan Eva istirahat, kali ini kuangkat kedua kakinya dan pantatnya kuganjal dengan bantal sehingga kontolku masuk semakin dalam hingga menyentuh dasar memeknya.

Kutusukkan kontolku ke dalam memek Eva berulang-ulang dengan cepat dan kuat. Hanya berselang satu atau dua menit dari orgasme sebelumnya kembali tubuh Eva bergetar hebat untuk mengalami orgasmenya yang ke-4.

“Aahh… Baaaaaang… uuuggghhh… masukin yang dalam Bang…. masukin sampai mentok… aaaaahhhhh… enak banget… aaaaahhhhh… gimana nih… Eva bisa keluar lagi… mmmhhh… aaaaahhhhh… aduuuuuuhh… Eva keeeluuuaaar… lagi Baaaaang… aaaaahhhhh…” kali ini tubuh Eva menggelinjang cukup lama, pinggulnya berkedut-kedut tidak beraturan, matanya terpejam rapat-rapat dan giginya terkatup menahan kenikmatan yang luar biasa. Begitu selesai orgasme yang ke-5, kembali aku meneruskan tusukan kontolku.

Kali ini Eva mulai merasa tidak kuat lagi, matanya memelas memintaku untuk berhenti.

“Udah dong Bang… Eva capek banget… memek Eva mulai perih Bang, jangan cepet-cepet dong… sakit… udah Bang… Eva istirahat dulu… sebentar aja… nanti kita lanjutin lagi… kasih kesempatan Eva istirahat dulu Bang…” katanya sambil mencoba menahanku.

Tapi aku tidak peduli, namun gerakanku kuperlambat supaya Eva tidak merasa sakit saat aku menusukkan kontolku ke dalam memeknya. Aku sendiri sekarang mulai terangsang berat melihat pandangan sayu tanpa daya seorang wanita yang haus kenikmatan seperti Eva. Setelah beberapa saat tampaknya Eva mulai kehilangan rasa sakitnya dan berubah menjadi rasa nikmat kembali, dia mulai menggerak-gerakkan pinggulnya mengikuti gerakanku.

Sekarang aku ubah sedikit posisiku, hanya kaki kiri Eva yang kuangkat sementara kaki kanannya tergeletak di kasur dan kaki kiriku kuletakkan diatas paha kanannya. Kelihatan Eva menikmati sekali posisi ini, dia mulai bergairah lagi dan gerakan pinggulnya mengganas kembali.

Tak lama kemudian iapun mengalami orgasmenya yang ke-6.

“Aaaaahhhhh…ooohhh… Baaaaaang… Abang pinter banget sih… aaahhh… tusuk memek Eva yang kuat Bang… ooooohhhhh… Eva keeeluuaauar laaagiii… aaaaahhhhh…!!!” Teriakan Eva kali begitu keras dan panjang. Aku menekan kontolku dalam-dalam di memek Eva sambil menunggunya kembali siap.

“Udah Bang… Eva udah capek… Eva nggak kuat lagi Bang… udah ya Bang… memek Eva udah ngilu sekali… please… Eva udah nggak sanggup lagi…” pinta Eva.

“Ssssshhhh… hhhmmm… Abang masih pengen terus ngentoti Eva… khan sebentar lagi pulang… Abang mau menikmati tubuh Eva hari ini sepuas-puasnya…” kataku sambil memulai lagi tusukan kontolku.

“Ayo dong Bang… udah dulu… kapan-kapan kita khan bisa ngentot lagi… Eva janji deh… tapi sekarang udah dulu Eva capek banget… tenaga Eva udah abis….” rengek Eva agar aku membiarkan dirinya istirahat barang sejenak.

“Tanggung… Vaaa… ini terakhir Eva… Abang juga udah mau keluar kok… boleh yaa…” rayuku sambil mengecup bibir Eva.

Eva terdiam dan berusaha menikmati permainan kontolku yang terus mengganas nyaris tanpa henti. Sementara itu aku sudah merasakan diriku mulai mendekati orgasme juga. Kontolku terasa membesar dan memenuhi memek Eva. Tampaknya Eva juga merasakan hal yang sama, iapun segera terangsang berat serta mulai mendesah-desah untuk orgasmenya yang ke-7.

“Aaaaahhhhh… Baaaaaaaang… keluarin pejuhnya sekarang Bang… tusuk memek Eva yang kuat… Sssssshhhhh… Oooohhh… Baaaaang… Eva mau keeeluuuaaar sekarang… ooooohhhh..!!” erang Eva

“Ooooohhhh Viiiiii… Ayo kita barengan… ssshhh… aaaaahhhhh… Abang keeeluuuaaarrr… Viiiiiiii… ssssshhhhh… aaaaagggghh…!!!” teriakku. Croott… crot… croot… crooot… aku menyemprotkan pejuhku yang pertama pagi ini di dalam memek Eva. Sementara tubuh Eva menggelinjang hebat menahan nikmat orgasmenya yang ke-8.

“Aaaaahhhhh… mmmmmhhhhh… Eva juga keluar Baaaaaang… adduhh maakk… enak bangeett… aaaaaggghhh…!” teriak Eva keras sekali mengiringi orgasmenya yang ke-8 sepanjang pagi ini.

Akhirnya kali itu persetubuhan kami benar-benar terhenti dan kamipun berpelukan lemas. Kukecup bibir Eva dan perlahan-lahan kulepaskan kontolku dari dalam memeknya. Kulihat memek Eva sudah sangat merah dan Eva sendiri masih memejamkan matanya kehabisan energi.

Tampak pejuhku yang bercampur dengan cairan orgasme Eva meleleh keluar dari dalam memek Eva akibat rongga memeknya tidak dapat menampung lagi cairan orgasmenya yang berkali-kali keluar dan juga semburan pejuhku barusan.

“Terima kasih ya Abang sayaang. Abang emang benar2 hebat. Eva sangat2 puas.” kata Eva sambil menciumku kemudian turun dari tempat tidur menuju kamar mandi yang ada di kamarnya.

Sementara aku masih menikmati sisa2 kenikmatan ngentoti memek Eva. Sebentar kemudian Eva keluar dari kamar mandi dengan berbalut baju tidur yang seksi. Melihat Eva telah selesai membersihkan dirinya, akupun bergegas ke kamar mandi untuk bersih2 diri.

“Kalau selesai mandinya, Eva tunggu di ruang makan Bang. Kita sarapan dulu sebelum Abang pulang” teriak Eva sambil berlalu dari kamar menuju dapur menyiapkan sarapan buat dirinya dan aku.

Baca juga : Cerita Sex Bercinta Dengan Penarik Gerobak Sayur

Akhirnya sehabis sarapan aku minta ijin pulang dan sebelum pulang Eva memintaku untuk sering ngentoti dirinya. Akupun berjanji akan ngentoti Eva kapanpun dia ingin, karena sejujurnya akupun ketagihan dengan empotan memek Eva yang luar biasanya tersebut.

 

Bagikan ke yang lainnya
Telegram
Tutup
Tutup