Lensa69

Kisah Sex Diperkosa Tapi Nikmat

Kisah Sex Diperkosa Tapi Nikmatt

Pertemanan adalah suatu hal yang sangat penting dalam hidup seseorang dimana kita bisa saling berbagi dan saling menolong dalam kesulitan. Tapi arti pertemanan tidaklah seindah yang sering dibicarakan orang bagi Shindy, saya sebut saja demikian namanya.

Kisah nyata ini dipaparkan oleh responden yang bersangkutan dilengkapi dengan foto diri dan foto lainnya yang terjadi sebagai bukti penguat.

Tapi karena etika yang harus saya pegang teguh, maka data-data pendukung tersebut tidak akan pernah saya ekspose untuk dan kepada siapapun. Menurut pengakuan Shindy, kejadian berikut ini terjadi beberapa bulan yang lalu ketika liburan sekolah anaknya tiba..

Sebagai keluarga dari kalangan atas, menghabiskan waktu liburan berbintang lima di Nusa Dua Bali bukanlah masalah bagi keluarga Shindy. Selama beberapa hari Shindy menghabiskan waktu liburan dengan suami dan dua orang anaknya disana.

Setelah beberapa hari, suami Shindy mengajaknya untuk ke Lombok. Tapi dengan alasan Shindy merasa bosan dengan tempat itu, juga perjalanan dengan kapal fery yang yang cukup makan waktu, maka Shindy menolak ajakan suaminya itu.

Akhirnya suami dan kedua anaknya segera menuju Lombok tanpa Shindy. Shindy, 30 tahun, walau sudah punya anak dua orang tapi penampilan dan gayanya mirip dengan layaknya gadis kota masa kini. Wajah sangat cantik, putih, dan tubuh sintal selalu membuat lelaki manapun akan tertarik. Salah satu nilai lebih dari rumah tangga Shindy adalah kebebasan yang diberikan suaminya kepada Shindy untuk boleh bergaul atau jalan dengan siapa saja asal Shindy selalu jujur kepada suaminya itu.

Hal ini terjadi karena suaminya sangat tahu akan libido Shindy yang sangat tinggi hingga suaminya agak kewalahan dalam melayani kebutuhan seksual Shindy. Dan nilai lebih dari Shindy adalah kejujuran kepada suaminya bila dia jalan dan main dengan pria lain.

Pagi itu di restoran hotel, ketika Shindy sedang makan pagi..

“Hei..!”, terdengar suara diiringi dengan tepukan tangan di pundak Shindy.

“Hei, Dilla.. Bima.. Pak Dika..”, sahut Shindy senang ketika melihat mereka bertiga.

“Mana suamimu?”, tanya Dilla.

“Sedang ke Lombok dengan anak-anak”, jawab Shindy.

“Duduklah di sini, temani aku makan..”, kata Shindy.

Mereka pun segera duduk dan makan pagi bersama satu meja. Dilla dan Bima adalah teman bisnis suami Shindy di Jakarta, sedangkan Dika adalah seorang dokter, duda, yang jadi dokter keluarga Shindy. Dika dikenalkan kepada keluarga Shindy oleh Dilla dan Bima dulunya.

“Nanti malam kita turun yuk? Kita habiskan malam bersama di diskotik”, ajak Bima kepada Shindy.

“Entahlah..”, kata Shindy.

“Loh kenapa? Ayolah Bu Shindy, kita sekali-sekali bergembira bersama”, kata Dika ikut menyela sambil tersenyum menatap Shindy.

“Ikutlah, Shindy.. Masa cuma aku seorang ceweknya..”, kata Dilla.

“Baiklah kalau begitu.. Aku ikut”, kata Shindy sambil tersenyum.

“Kamu tinggal di kamar berapa?”, tanya Bima kepada Shindy.

“Aku di suite room..”, kata Shindy sambil menyebutkan nomor kamarnya.

“Ha? Kalau begitu kita bersebelahan dong..”, kata Dilla sambil menyebutkan nomor kamar mereka.

“Yee.. Kok aku tidak tahu, ya? Kapan kalian check in?”, tanya Shindy.”Semalem. Tadinya kami mau tinggal di kamar lain, tapi karena sudah penuh, akhirnya kami ditunjukkan kamar yang masih pada kosong..”, kata Bima.

“Tau nggak kalau kamar kita terhubung oleh connecting door, Ni?”, kata Shindy kepada Dilla.

“Iya? Berarti kita bisa kumpul-kumpul nih..”, kata Dilla girang.

“Oke deh, Shindy.. Nanti malam kita pergi bareng ke Diskotik, ya?’, ujar Bima.

“Aku bawa minuman enak dari Perancis nanti..”, kata Bima lagi.

“Baiklah. Kalian pada mau kemana?”, tanya Shindy.

“Kami ada keperluan dulu. Bye..”, kata Dilla sambil bangkit diikuti Bima dan Andi, lalu mereka pergi.

Malamnya, dengan memakai T-shirt ketat plus rok katun sangat mini sehingga paha mulusnya tampak dengan indah, Shindy berangkat dengan mereka ke diskotik.

“Kita minum dulu deh agar hangat”, kata Bima sambil menuang minuman bawaannya ke dalam gelas dan disodorkan kepada Shindy.

“Okay.. Siapa takut..”, kata Shindy sambil meneguk minumannya.

“Hm.. Enak.. Manis.. Give me more, please.”, kata Shindy kepada Bima. Bima pun segera menuang lagi minuman ke gelas Shindy yang sudah kosong.

“Jangan terlalu banyak, Shindy.. Nanti kamu jadi hot, loh..”, kata Dilla sambil tertawa. Mereka tertawa-tawa sambil menikmati minuman berakohol diiringi lagu yang diputar DJ.

“Turun, yuk..”, ajak Dika kepada Shindy.

“Ayo..”, kata Shindy sambil bangkit.

Perasaannya sudah mulai terpengaruh alkohol. Akhirnya Dilla dan Bima serta Shindy dan Dika melantai mengikuti hentakan irama yang cepat. Sampai akhirnya ketika lagu berganti ke irama slow, Shindy dan Dika saling berangkulan dan berdansa mengikuti alunan irama lagu.

“Mmhh..”, Shindy mendesah hampir tak tedengar ketika dadanya bersentuhan dengan dada Dika.

Entah karena pengaruh alkohol atau memang karena libido Shindy yang tinggi, puting susu Shindy mengeras dan makin mengeras ketika dadanya bersentuhan dengan badan Dika. Gairah Shindy bangkit karenanya. Tapi Shindy masih bisa menahan dirinya. Mereka terus menikmati waktu yang ada sambil meneguk minuman hingga wajah mereka memerah. Shindy benar-benar menikmati malam itu selagi bisa bebas dari beban pekerjaan dan anak-anaknya. Sampai ketika waktu menunjukkan jam 1.00 pagi mereka segera pulang ke hotel.

“Kita ngobrol di kamar saja, yuk?”, kata Bima.

“Okay.. Nanti aku buka connecting door-nya”, kata Shindy sambil berlalu menuju kamarnya.

Sementara Dilla, Bima dan Dika masih duduk-duduk di lobby. Sesampai di kamar, Shindy segera membuka connecting door-nya, lalu dia ketuk pintu sebelahnya. Tidak ada jawaban.

“Ah, masih pada di bawah barangkali..”, pikir Shindy sambil merebahkan badannya di ranjang.

Hampir setengah jam menunggu, ternyata mereka tidak datang juga. Akhirnya Shindy memutuskan untuk berendam air hangat dan mandi selama beberapa menit.

“Hei.. Sorry kami kelamaan..”, suara Dilla yang tiba-tiba masuk kamar mandi mengagetkan Shindy yang baru saja memakai kimono.

“Bima dan Dika di ruang tengah..”, kata Dilla lagi sambil agak sempoyongan.

“Kamar kamu enak juga ada ruang tamunya.. Kita bisa ngobrol disini..”, kata Dilla lagi.

“Shit!! Ngapain kumpul di kamar aku?”, bisik hati Shindy.

“Hei perempuan! Cepatlah kemari.. Kita habiskan sisa minuman tadi”, terdengar suara Bima memanggil. Akhirnya mereka berempat lagi-lagi meneguk bergelas alkohol yang dibawa Bima.

“Ohh.. Gawat! Kenapa aku jadi pengen..”, hati Shindy berbisik ketika pengaruh alkohol mulai menjalar di tubuhnya.

Terasa oleh Shindy buah dada serta puting susunya mulai mengeras lagi, sementara memeknya terasa berdenyut basah menahan gairah..

“Aku akan hirup udara segar dulu..”, kata Shindy sambil bangkit agak terhuyung menuju teras. Dihirupnya udara malam dalam-dalam untuk mengurangi sesuatu di dalam tubuhnya yang mulai menggoda imannya.

“Ohh..”, tiba-tiba terdengar suara Bima mendesah keras dari dalam. Shindy segera melongokan kepalanya untuk melihat apa yang terjadi.

“Oh my God!”, batin Shindy ketika melihat apa yang terjadi. Gairah dan denyutan memeknya semakin terasa menggoda.

Di depan matanya, Shindy melihat bagaimana Dilla berciuman dengan suaminya di kursi sambil tangannya mengocok kontol Bima yang sudah tegak. Celana Bima hanya di buka dan diperosotkan sebatas pahanya saja.

“Ohh.. Cepat hisap kontol aku, bitch!”, kata Bima kepada Dilla. Dengan serta merta Dilla menurunkan kepalanya, lalu dengan segera kontol Bima sudah dilahapnya sambil tetap dikocok pelan.

“Ooh..”, desah Bima ketika lidah Dilla menjilati kepala kontolnya sambil batangnya tetap dikocok tangan Dilla.

“Apa yang harus aku lakukan?”, batin Shindy ketika melihat kontol Bima yang basah di jilat dan dihisap mulut Dilla.

Gairahnya semakin memuncak. Dengan mata agak nanar terus dilihatnya Dilla dan Bima. Antara sadar dan tidak, tak terasa oleh Shindy ketika Dika menempelkan tubuhnya dari belakang. Tangan Dika menyusuri kaki Shindy dari betis sampai paha lalu naik ke pantat Shindy yang belum sempat memakai pakaian dalam sejak selesai mandi tadi..

“Hei! Pak Dika ngapain?!”, kata Shindy kaget sambil menepis tangan Dika dari pantatnya.

“Kita sama-sama tahu sama-sama mau kan..”, kata Dika sambil mendekati Shindy.

Shindy segera menghindar dan berlari menuju kamarnya melewati Dilla dan Bima yang sedang asyik melakukan oral seks. Dilla dan Bima sampai kaget dan menghentikan cumbuan mereka ketika melihat Shindy melintas. Di dalam kamarnya Shindy masih bingung dan teringat akan oral seks Dilla dan Bima serta perlakuan Dika kepadanya. Sebetulnya gairah Shindy sudah sangat memuncak saat itu, tapi entah kenapa masih ada rasa ragu di hatinya.

“Ada apa, Shindy?”, tiba-tiba Dilla masuk kamar dan menghampiri Shindy yang masih berdiri.

“Entahlah, An.. Aku.. Aku aku tak tahu..”, kata Shindy sambil melepas kimono lalu segera memakai celana dalamnya.

Tapi ketika Shindy akan memakai memakai Bra, tiba-tiba Dilla memeluknya dari belakang hingga Shindy tidak jadi memakai Bra tersebut.

“Ayolah Shindy, kita nikmati malam ini..”, bisik Dilla ke telinga Shindy.

“Mmhh..”, desah Shindy ketika tangan Dilla mengusap seluruh badannya. Usapan dan belaian tangan Dilla kembali mengobarkan gairah Shindy yang sempat surut.

“Kapan lagi kita bisa bersama seperti ini?”, bisik Dilla lagi sambil tangannya meremas kedua buah dada Shindy dari belakang.

“Ohh..”, desah Shindy sambil terpejam menikmati sensasi jari tangan Dilla ketika memainkan dan memelintir puting susunya.

“Mmhh.. Ohh..”, desah Shindy makin keras ketika lidah dan bibir Dilla menyusuri telinga, tengkuk dan lehernya sembari tangannya tetap meremas dan memainkan puting susu Shindy.

“Nikmati saja malam ini..”, bisik Dilla sambil membalikan badan Shindy dan merebahkannya di ranjang.

“Oww..”, jerit lirih Shindy ketika lidah dan bibir Dilla menciumi dan menjilati buah dada serta puting susunya.

Kisah Sex Diperkosa Tapi Nikmat

“Dillaihh.. Oohhsshh..”, jerit Shindy makin keras ketika jari Dilla masuk ke celana dalam dan menggosok memeknya.

Tubuh Shindy menggeliat terbawa rasa nikmat dan terlepasnya himpitan gairah yang tertahan sebelumnya.

“Kamu menyukai ini?”, bisik Dilla sambil lidah dan mulutnya turun menyusuri perut sementara tangannya melepas celana dalan yang dipakai Shindy.

“Ohh.. Anniihh..”, jerit Shindy ketika ada rasa nikmat yang menjalar ketika lidah Dilla dengan liar menyusuri belahan memeknya.

“Ohh Dilla.. Enakkhh”, desah Shindy waktu lidah Dilla menjilati kelentit dan sesekali mengulumnya.

“Anniihh.. Akku.. Keluarrhh..!”, jerit Shindy sambil menggelinjang dan mendesakan kepala Dilla ke memeknya ketika ada semburan hangat terasa di memeknya yang disertai rasa nikmat yang luar biasa.

Dilla tersenyum sambil bangkit lalu memeluk dan melumat bibir Shindy.

“Aku baru kali ini merasakan bercumbu dengan wanita.. Ternyata memuaskan..”, bisik Shindy sambil sesekali mengecup bibir Dilla. Ketika Shindy dan Dilla saling lumat bibir, terasa oleh Shindy ada tangan yang menjamah, membelai dan meremas pelan buah dadanya.

“Sayang, kamu layani si Dika..”, Bima menyuruh dan menarik tubuh Dilla dari atas tubuh Shindy.

“Kamu menyukai permainan istriku, Shindy?”, kata Bima yang sudah telanjang bulat sambil menindih tubuh Shindy serta mulai menciumi leher lalu turun ke buah dada Shindy.

“Jangaann!! “, teriak Shindy sambil meronta menjauhkan wajah Bima dari buah dadanya. Tapi Bima dengan cepat memegang kedua tangan Shindy, lalu lidah dan mulutnya kembali meneruskan menjilati buah dada dan puting susu Shindy

“Ohh.. Jangaannhh.. Janghh.. Jangannhh..”, rintih Shindy diantara rasa malu, rasa terhina, serta rasa nikmat ketika lidah Bima bisa memberikan rasa itu. Apalagi ketika kontol Bima yang tegang dan tegak mengesek-gesek memeknya yang sudah basah. Bahkan ketika lidah Bima turun ke perut, turun lagi hingga mencapai memeknya, Shindy kembali menggelepar dalam kenikmatan walau hatinya menolak diperlakukan demikian.

“Jangannhh, Bim..!”, jerit lirih Shindy ketika Bima mulai mengarahkan kontol ke lubang memeknya. Dilla-pun yang sedang asyik disetubuhi Dika, sempat menghentikan persetubuhannya lalu bangkit dan mencoba memegang kontol Bima agar tidak menyetubuhi Shindy.

“Sudah! Kamu nikmati saja kontol si Dika sana!”, kata Bima aga keras sambil mendorong tubuh Dilla.

“Sudahlah, Dilla.. Sini!”, kata Dika sambil menarik dan merebahkan tubuh Dilla di karpet lalu kembali menyetubuhi istri temannya itu.

“Ohh..!”, terdengar desah Shindy ketika kontol Bima masuk ke memeknya lalu dengan kasar dan cepat Bima menggenjotnya.

“Jangan, Biemm.. Lepaskan aku!”, jerit lirih Shindy di sela rasa sakit dan nikmat ketika kontol Bima keluar masuk memeknya.

“Fuck you, bitch!”, kata Bima sambil mengangkat satu kaki Shindy dan di tahan oleh pundaknya.

“Ohh.. Memekmu nikmat, Shindy..”, kata Bima sambil memompa kontolnya lebih dalam dengan posisi demikian.

“Ohh.. Mmhh..”, desah Shindy sambil terpejam. Rasa sakit yang ada kini berganti rasa nikmat yang luar biasa.

“Bagaimana rasanya, sayang..”, terdengar suara Dilla di samping Shindy ketika Dilla mengganti posisi dengan doggy style di atas ranjang.

“Kamu nikmati saja malam ini, Shindy.. Kapan lagi kita bisa bersama seperti ini..”, Dika menyela sambil mengenjot memek Dilla dalam posisi menungging.

“Mmhh.. Sshh.. Ohh”, Shindy hanya menjawab dengan desahan pertanda sedang menikmati suatu kenikmatan ketika Bima dengan ganas mengeluarmasukkan kontol ke memeknya.

“Ooww.. Ohh..!”, terdengar suara Shindy menjerit sambil memegang tangan Bima dengan kencang. Sementara tubuhnya menggeliat serta mendesakkan memeknya ke kontol Bima dan menggoyangnya dengan cepat.

“Serr! Serr! Serr!”, kembali memek Shindy mengeluarkan air mani yang menyembur hangat di dalam memeknya.

“Ohh.. Fuck you! Fuck you!”, kata Bima sambil menggenjot kontolnya makin cepat dan makin cepat.

“Crott! Croott! Crott!”, air mDilla Bima menyembur banyak di dalam memek Shindy.

“Oohh..!!”, desah Bima sambil merebahkan tubuhnya menindih tubuh Shindy.

Shindy hanya bisa memejamkan mata setelahnya. Rasa lelah serta pengaruh alkohol yang masih ada membuatnya tak mempedulikan lagi keadaan disekelilingnya. Yang sempat terdengar oleh telinga Shindy adalah teriakan kenikmatan yang keluar dari mulut Dilla dan Dika yang sedang asyik bersetubuh di depan suami Dilla sendiri. Mata Shindy sedikit demi sedikit makin berat. Hanya rasa nyaman dan sisa-sisa kenikmatan di memek Shindy yang membuat memeknya berdenyut-denyut hingga Shindy tertidur..

Shindy tertidur sampai siang hari dalam kedaan telanjang bulat. Tubuhnya tertidur hanya diselimuti oleh bed cover. Tak terdengar olehnya ketukan pintu oleh cleaning service. Sehingga ketika cleaning service membuka pintu dengan kunci cadangan yang dia bawa, dia begitu terkejut melihat tubuh molek tergolek di ranjang.

“Eh.., maaf, Bu.. Saya kira tidak ada siap-siapa di dalam”, kata petugas kebersihan tersebut.

“Tidak apa-apa.. Kembali lagi saja dan bereskan kamar saya nanti agak siang..”, kata Shindy sambil menyelimuti tubuhnya lebih rapat.

Setelah petugas itu keluar, Shindy hanya bisa merenungi apa yang terjadi semalam. Shindy sendiri merasa heran, dirinya tidak mau dipaksa, diperkosa, entah apapun namanya, tapi yang jelas dirinya begitu menikmati perlakuan orang lain yang begitu kasar pada dirinya pada akhirnya..

Cerita sex : Kisah Sex Dengan Anak Pemilik Kost

Shindy memang sangat suka berpetualang seks dari sebelum menikah sampai sekarang, tapi belum pernah merasakan sensasi kenikmatan seperti yang dirasakan semalam.. Ingin rasa hati Shindy menceritakan hal ini kepada suaminya, tapi pertentangan batin terjadi dalam hatinya karena hal ini menyangkut kepada teman-teman baik suaminya. Bahkan terbersit keinginan Shindy untuk kembali ingin mendapatkan sensasi kenikmatan dengan menjadi objek pemaksaan seksual..

Bagikan ke yang lainnya
Telegram
Tutup
Tutup