Lensa69

Perselingkuhan Dengan Sahabat Suami

Perselingkuhan Dengan Sahabat Suami

Saat itu Cindy yang sedang meletakan bayinya di atas ranjang, karena wajah lelahnya dia rebahan di atas sofa ruang tamu suaminya Cindy yang bernama Didi berbicara katanya nanti ada temanku yang mau datang kesini dan rencanaya dia mau menginap. Jadi pekerjaan Cindy selain menjaga bayi dia harus mempersiapkan kamar untuk sahabat suaminya bernama Galih.

Galih adalah sahabat lama suaminya saat kuliah dulu. Dia cukup akrab dengan mereka. Cindy sudah cukup mengenal Galih, lebih dari cukup untuk menyadari bahwa hatinya selalu berdesir bila bertatapan mata dengannya.

Sebuah perasaan yang tumbuh semakin besar yang tak seharusnya ada dalam hatinya yang sudah terikat janji dengan Didi waktu itu. Dan perasaan itu tetap hidup di dasar hatinya hingga mereka berpisah, Cindy  akhirnya menikah dengan Didi dan sekarang mereka mempunyai seorang bayi pria.

Ada sedikit pertentangan yang berkecamuk dalam hatinya.

Di satu sisi meskipun dia dan suaminya saling menjunjung tinggi kepercayaan dan berpikiran terbuka, tapi dia tetap merasa sebagai seorang istri yang wajib menjaga kesucian perkawinan mereka dan kesetiaannya pada sang suami.

Tapi di sisi lain Cindy tak bisa pungkiri bahwa ada rasa yang lain tumbuh di hatinya terhadap Galih hingga saat ini. Seorang pria menarik yang berumur sekitar tiga puluhan, berpenampilan rapi, dan matanya yang tajam selalu membuat jantungnya berdebar kencang saat bertemu mata. Sosoknya yang tinggi tegap membuatnya sangat menawan.

Cindy seorang wanita ayu yang bisa dikatakan sedikit pemalu dan selalu berpegang teguh pada sebuah ikatan. Dan dia tak kehilangan bentuk asli tubuhnya setelah melahirkan. Mungil, payudara yang jadi sedikit lebih besar karena menyusui dan sepasang pantat yang menggoda.

Rambutnya lurus panjang dengan mata indah yang dapat melumerkan kokohnya batu karang. Semua yang ada pada dirinya membuat dia mempunyai daya tarik seksual terhadap lawan jenisnya meskipun dia tak pernah menunjukkannya.

Ah… seandainya saja dia mengenal Galih jauh sebelum suaminya datang dalam kehidupannya!

Cindy pejamkan matanya mencoba meredam pergolakan dalam hatinya dan hati kecilnya menuntun tangannya bergerak ke bawah tubuhnya.

Vaginanya terasa bergetar akibat membayangkannya dan saat dia menyentuh dirinya sendiri yang masih terhalang celana jeansnya, sebuah ombak kenikmatan menerpa tubuhnya. Jemarinya yang lentik bergerak cepat melepas kancing celananya lalu menurunkan resleitingnya.

Tangannya menyelinap di balik celana dalam katunnya yang berwarna putih, melewati rambut kemaluannya hingga sampai pada gundukan daging hangatnya. Nafasnya terasa terhenti sejenak saat jarinya menyentuh kelentitnya yang sudah basah, membuat sekujur tubuhnya merasakan sensasi yang sangat kuat.

Dia terdiam beberapa waktu. Didi pulang 2 jam lagi, dan Galih juga datang kira-kira dalam waktu yang sama. Kenapa tidak? Dia tak bisa mencegah dorongan hati kecilnya.

Toh dia tak mengkhianati suaminya secara lahiriah, hanya sekedar untuk memuaskan dirinya sendiri dan 2 jam lebih dari cukup, sisi lain hatinya mencoba beralasan membenarkan kobaran gairahnya yang semakin membesar dalam dadanya.

Cindy menurunkan celana jeansnya dan mengeluarkan kakinya satu persatu dari himpitan kain celana jeansnya. Melepaskan celana dalamnya juga, lalu dia kembali rebah di atas sofa. Dari pinggang ke bawah telanjang, kakinya terbuka.

Pejamkan matanya lagi dan tangannya kembali bergerak ke bawah, menuju ke pangkal pahanya, membuat dirinya merasa senyaman yang dia inginkan.

Dia nikmati waktunya, menikmati setiap detiknya. Dia membayangkan Galih sedang memuaskannya, deru nafasnya semakin cepat. Cindy tak pernah berselingkuh selama ini, membayangkan dengan pria lain selain Didi saja belum pernah, semua fantasinya hanya berisikan suaminya. Tapi sekarang ada sesuatu dari pria ini yang menyeretnya ke dalam fantasi barunya.

“Ups! Maaf!” terdengar sebuah suara. Matanya langsung terbuka, dan dia tercekat. Dia melihat bayangan seorang pria menghilang di sudut ruangan. Dia baru sadar kalau dia sudah melakukan masturbasi selama lebih dari 10 menit, dan dia benar-benar tenggelam dalam alam imajinasinya hingga tak menyadari ada seseorang yang masuk ke dalam rumah.

Dan dia sadar kalau bayangan pria itu adalah Galih, dengan terburu-buru dia mengambil pakaiannya dan segera memakainya lagi.

“Mafkan aku Cindy,” kata Galih, “Nggak ada yang menjawab ketukanku dan pintunya terbuka.” dia berada di sudut ruangan jauh dari pandangan, tapi dia sudah melihat banyak! Pemandangan yang disaksikannya saat dia memasuki ruangan ini membakar pikirannya.

Istri sahabatnya berbaring dengan kaki terpentang lebar di atas sofa itu, tangannya bergerak berputar pada kelentitnya. Pahanya yang lembut dan kencang tebuka lebar, rambut kemaluannya yang hitam mengelilingi bibir vaginanya. Penisnya mengeras dengan cepat dalam celana jeansnya.

“Nggak apa-apa,” jawab Cindy dari ruang keluarga,

“Kamu boleh masuk sekarang.” dia sudah berpakaian lengkap sekarang, dan dia berbaring di atas sofa, menyembunyikan wajahnya dalam telapak tangannya.

“Aku sangat malu.” katanya kemudian.

“Ah, kita semua pernah melakukannya, Cindy!” jawab Galih. 

Dia berdiri tepat di samping Cindy, seperti ingin agar Cindy dapat melihat seberapa kerasnya milik dia.

Dia tak dapat mencegahnya, wanita ini sangat menggoda. Dia merasa kalau dia ingin agar wanita ini bergerak padanya!!!

“Tetap saja memalukan!” katanya, menyingkirkan tangannya dari wajahnya. Vaginanya berdenyut sangat hebat, dia hampir saja mendapatkan orgasme tadi! Sebuah desiran yang lain terasa saat dia melihat tonjolan menggelembung pada bagian depan celana Galih.

Dengan cepat dia memalingkan wajahnya, tapi masih saja pria ini memergokinya. Sekarang Galih menjadi lebih terbakar lagi, ini lebih dari cukup.

“Nggak ada yang harus kamu permalukan, setidaknya itu pendapatku setelah apa yang sudah aku lihat tadi!” katanya tenang. Cindy menatapnya penuh dengan tanda tanya.

“Aku jadi benar-benar terangsang melihatmu seperti itu,” dia menjelaskan, “Sebuah perasaan yang belum pernah ku alami sebelumnya.” kata-katanya, adalah kenyataan bahwa dia sangat menginginkannya, membuat Cindy semakin basah.

Dia menyadari betapa istri sahabatnya ini tertarik akan perkataannya tersebut dan Galih memutuskan untuk lebih menekannya lagi.

“Lihat akibatnya padaku!” katanya, tangannya bergerak mengelus tonjolan pada bagian depan celananya. Ini masih dalam batas yang bisa dikatakan wajar belum ada batas yang dilanggar.

Saat Galih melihat noda basahnya di atas permukaan sofa itu dan mata Cindy yang tak berpaling dari seputar pinggangnya, Galih memutuskan akan melanggar batas tersebut.

 Cindy hanya melihat dengan diam saat sahabat suaminya ini membuka kancing dan menurunkan resleiting celananya. Cindy tak bisa mengingkari bahwa dia menjadi lebih terangsang, dan dia tak menemukan kata yang tepat untuk mencegah pria ini.

Dan saat dia menyaksikan pria di depannya ini memasukkan tangannya dalam celana dalamnya sendiri, vaginanya terasa semakin basah. Galih mengeluarkan penis kedua dalam hidup Cindy yang dilihatnya secara nyata, disamping penis para bintang film porno yang pernah dilihatnya bersama suaminya dulu.

Nafas Cindy tercekat, matanya terkunci memandangi penis dihadapannya. Dia belum melihat keseluruhannya, dan ini benar-benar sangat berbeda dengan milik suaminya. Tapi ternyata perbedaan itulah yang semakin membakar nafsunya semakin lapar.

“Suka apa yang kamu lihat?” tanyanya pelan. Cindy mengangguk, memberanikan diri memandang ke atas pada mata Galih sebelum melihat kembali pada penisnya yang keras. Galih mengumpat betapa beruntungnya sahabatnya. Dia ucapkan sebuah kata.

Perselingkuhan Dengan Sahabat Suami

“Sentuhlah!”

Ragu-ragu, dengan hati berdebar kencang, Cindy pelan-pelan menyentuh dengan tangannya yang kecil dan melingkari penis pria di depannya ini dengan jarinya. Penis pertama yang dia pegang dengan tangannya, selain milik suaminya, dalam enam tahun belakangan.

Perasaan dan emosi yang bergolak di dadanya terasa menegangkan, dan dia inginkan lebih lagi. Galih melihat penisnya dalam genggaman tangan istri sahabatnya yang kecil, dan dia hanya melihat saat Cindy pelan-pelan mulai mengocokkan tangannya.

Terasa sangat panas dan keras dalam genggaman tangannya, dan Cindy tak dapat hentikan tangannya membelai kulitnya yang lembut dan berurat besar itu. Galih bergerak mendekat dan membuat batang penisnya menjadi hanya beberapa inchi saja dari wajah Cindy.

Galih menyentuh tubuh Cindy, tangannya meremas pahanya yang masih terbungkus celana jeans. Tanpa sadar Cindy membuka kakinya sendiri melebar untuknya, dan tangan Galih bergerak semakin dalam ke celah paha Cindy.

Terasa desiran kuat keluar dari vaginanya saat tangan Galih mulai mengelusi dari luar celana jeansnya, Cindy menggelinjang dan meremas penisnya semakin kencang.

Dengan tangannya yang masih bebas, dipegangnya belakang kepala Cindy dan mendorongnya semakin mendekat. Cindy tak berusaha berontak. Matanya masih terpaku pada penis Galih, dia menunduk ke depan dan dengan lembut mencium ujung kepalanya.

Lidahnya terjulur keluar dan Cindy kemudian mulai menjilat dari pangkal hingga ujung penis barunya tersebut.

Sekarang giliran Galih, tangannya bergerak melucuti pakaian Cindy. Cindy yang sedang asik dengan batang keras dalam genggaman tangannya tak menghiraukan apa yang dilakukan Galih. Diciumnya kepala penis Galih, menggodanya seperti yang disukai suaminya (hanya itulah seputar referensi yang dimilikinya).

Tangan Galih menyelinap dalam celana dalam Cindy, tangannya meluncur melewati rambut kemaluannya. Cindy melenguh pelan saat tangan Galih menyentuh kelentitnya. Dia membuka lebar mulutnya dan memasukkan mainan barunya tersebut ke dalam mulutnya, lidahnya berputar pelan melingkari kepala penis dalam mulutnya.

Galih mengerang, merasakan kehangatan yang membungkus kejantanannya. Dia menatapnya dan melihat batang penisnya menghilang dalam mulut Cindy, bibirnya mencengkeram erat di sekelilingnya dan matanya terpejam rapat.

Galih menjalankan jarinya pada kelentit Cindy, menggoda tombol kecilnya, mulut Cindy tak bisa bebas mengerang saat tersumpal batang penis Galih. Dorongan gairah yang hebat membuat Cindy semakin bernafsu mengulum naik turun batang penis Galih. Pinggulnya dengan reflek bergerak memutar merespon tarian jari Galih pada kelentit sensitifnya.

Jari Galih mengeksplorasi lubang hangatnya Citra, membuat lenguhannya semakin sering terdengar dalam bunyi yang aneh karena dia tak juga mau melepaskan mulutnya dari batang penis Galih. Cindy tak lagi memikirkan apa yang dia perbuat, dia hanya mengikuti nalurinya.

Ini benar-benar lain dengan dia dalam keseharian, sesuatu yang akan membuat suaminya mati berdiri bila dia melihatnya saat ini. Semuanya meledak begitu saja.

Sesuatu yang dimiliki pria ini yang membuka pintu dari sisi lain dirinya dan Galih sangat menikmati perbuatannya. Masing-masing masih tetap asik dengan kemaluan pasangannya. Dan Cindy menginginkan lebih dari ini. Mereka berdua menginginkan lebih dari sekedar begini.

Cindy menelan seluruh batang penis Galih, menahannya di dalam mulutnya untuk memenuhi kehausan gairahnya sendiri. Hidungnya sampai menyentuh rambut kemaluan Galih, ujung kepala penisnya menyentuh langit-langit tenggorokannya, hampir membuatnya tersedak.

Galih mengeluarkan tangannya dari balik celana dalam Cindy yang membuatnya sedikit kecewa, ada sesuatu yang terasa hilang. Diraihnya tepian celana jeans Cindy dan dengan cepat Cindy mengangkat sedikit pantatnya dari atas sofa, yang mau tak mau membuatnya melepaskan batang penis itu dari mulutnya, dan mempermudah sahabat suaminya ini melepaskan celananya dari kakinya yang halus.

Nafasnya tercekat, dada terasa berat saat dia melihat Galih menarik celana dalamnya. Dengan sedikit memaksa dia menurunkannya melewati kakinya dan Cindy menendangnya menjauh dari kakinya sendiri. Membantu Galih menelanjangi tubuh bawahnya. Galih sekarang berlutut di lantai dan menatap takjub pada segitiga menawan dari rambut kemaluan Citra.

Dia menyentuh vagina Cindy dengan tangan kirinya, menjalankan jari tengahnya pada kelentitnya sambil tangan yang satunya menggenggam batang penisnya sendiri.

Cindy mendesah pelan, pinggulnya bergetar. Matanya terpejam rapat, dia sangat meresapi rasa yang diberikan selangkangannya. Galih mengoleskan kepala penisnya pada pipi dan hidung Citra. Saat sampai di mulutnya, Cindy membuka mulutnya segera dan Galih langsung mendorong penisnya masuk.

Tangannya yang kecil menggenggam buah zakarnya dan Cindy membuka matanya perlahan saat dia mulai menggerakkan kepalanya naik turun pada batang penisnya.

Galih semakin melesakkan jarinya ke dalam vagina Citra, membuat Cindy memejamkan matanya lagi, mengerang. Vaginanya terasa sangat basah! Jarinya bergerak di seluruh rongga lubang itu, bergerak keluar masuk saat ibu jarinya mengerjai kelentit Citra.

Kini, celana jeans dan celana dalam Galih sudah jatuh merosot di atas lantai, Galih menarik penisnya keluar dari mulut Cindy dan langsung menendang pakaian bawahnya menjauh.

Dia menunduk, tangannya bergerak ke bawah bongkahan pantat Citra, mengangkatnya dari atas sofa agar bagian bawah tubuh istri sahabatnya ini lebih terekspose ke atas. Cindymeraih penisnya dan segera memasukkannya kembali ke dalam mulutnya. Galih mendekatkan kepalanya pada daging nikmat Citra.

Masih tetap menahan pantat Cindy ke atas, mulutnya mencium bibir vagina Cindy, mencicipi rasa dari istri sahabatnya untuk pertama kalinya. Mulut Cindy langsung mengerang merespon, sejenak menikmati sensasi yang diberikan Galih sebelum kembali meneruskan pekerjaan mulutnya. Lidah Galih melata pada dinding bagian dalam dari vagina Citra, menjilati sari buah gairah yang dikeluarkannya.

Cindy merasa bibir Galih menjepit tombol sensitifnya dan lidahnya bergerak pelan pada sasarannya. Erangan semakin tak terkendali lepas dari mulutnya akibat perlakuan Galih kali ini. Batang penisnya terlepas keluar dari cengkeraman mulut Cindy. Galih semakin menaikkan pantat Cindy, menekan vagina Cindy pada wajahnya dan lidahnya semakin bergerak menggila.

Jantung Cindy serasa mau meledak, nafasnya terasa berat… sangat dekat…

Jantungnya berhenti berdenyut, orgasmenya datang. Pinggulnya mengejat di wajah Galih dengan liar. Cindy merasa jiwanya melayang entah kemana! Pria ini memberinya sebuah oral seks terhebat yang pernah didapatkan dalam hidupnya!

Akhirnya, Cindy kembali ke bumi. Galih melepaskan pantatnya, mengangkat kepalanya dari selangkangan Cindy. Batang penisnya terasa sangat keras, dan nafasnya terdengar memburu tak beraturan.

Cindy pikir dia tak mungkin dapat menghentikan pria ini sekarang meskipun dia menginginkannya. Galih naik ke atas sofa, menempatkan dirinya diantara paha Citra, yang tetap Cindy biarkan terbentang lebar hanya untuknya.

Terlintas dalam pikirannya jika dia tetap meneruskan ini terjadi, milik Galih adalah penis kedua yang akan memasuki tubuhnya dalam hidupnya.

Sedikit gelembung rasa bersalah melayang dalam benaknya. Yang dengan cepat meletus menguap saat ujung kepala penis Galih menyentuh bibir vaginanya, membuat sekujur tubuhnya seakan tersengat aliran listrik.

Dengan perlahan Galih memasukkan penisnya menembus ke dalam tubuh Cindy. Pada pertengahan perjalanannya dia menghentikan sejenak gerakannya, menikmati gigitan bibir vagina Cindy pada batang penisnya dan tiba-tiba dia menghentakkan kedalam dengan satu tusukan.

Dinding vaginanya terbuka menyambutnya, dan pelan-pelan Cindy dapat merasakan dirinya menerima sesuatu yang lain memasuki tubuhnya kini. Tubuhnya merinding, perasaan menakjubkan ini merenggut nalarnya.

Galih mengeluarkan separuh dari batang penisnya dan menghujamkannya kembali seluruhnya ke dalam vagina Cindy.

Erangan keduanya terdengar saling bersahutan dan Galih menahan penisnya sejenak di dalam vagina Cindy, meresapi sensasinya. Manahan berat tubuhnya dengan kedua lengannya, dia menatap ke bawah pada istri sahabatnya ini sambil menggerakkan penisnya keluar masuk dalam vagina Cindy dengan gerakan lambat.

Cindy pejamkan matanya, mendesah lirih saat dia rasakan kejantanan Galih keluar masuk dalam tubuhnya. Galih melihat batang penisnya menghilang lalu muncul kembali dalam daging hangat basah milik Cindy lagi dan lagi, dan gerakannya perlahan semakin cepat.

Nafas keduanya semakin berat, Galih bergerak semakin cepat, Cindy menggelinjang, mengerang, kakinya terangkat keatas.

Kedua kakinya akhirnya jatuh dibelakang pantat Galih yang mengayun keluar masuk. Tubuh Galih menindih tubuh kecil wanita di bawahnya saat dia mengocok vaginanya semakin keras. Dia menciumi leher Cindy, dan menghisap lubang telinganya dengan mulutnya, erangan keduanya terdengar mengiringi setiap gerakan tubuh mereka.

Lengan Cindy melingkari tubuh Galih, kukunya tertancap pada punggung Galih saat kakinya terayun-ayun oleh gerakan pantat Galih. Mulut Cindy menyusuri leher Galih, mencari bibirnya. Saat bibir mereka bertemu, mereka berciuman untuk pertama kalinya.

Lidah Cindy merangsak masuk ke dalam mulut Galih mengiringi batang penisnya yang menggenjot tubuhnya berulang-ulang. Bibir keduanya saling melumat, saling mengerang dalam mulut masing-masing di atas sofa di ruang tengah itu. Sofa itu sedikit berderit akibat gerakan Galih yang bertambah liar.

Cindy dapat merasakan orgasmenya mulai tumbuh, dan dia menghentikan ciumannya, tak mampu menahan erangannya lagi. Mulut mungilnya mengeluarkan erangan yang sangat keras dan semakin keras saat penis keras Galih semakin melebarkan vaginanya dan Galih memasukinya bertambah dalam.

Seorang pria baru! Cindy tak pernah melakukannya dengan pria lain selain Didi sebelumnya dan pria baru ini melakukannya dengan sangat hebat! Semuanya terasa bergerak cepat. Orgasmenya meledak, Cindy mencoba menahan erangannya dengan menggigit bibir bawahnya.

Dinding-dinding vaginanya berkontraksi mencengkeram batang penis pria baru ini dengan kuat, dan Cindy menghentakkan pinggulnya keatas berlawanan dengan gerakan Galih di atas tubuhnya, berusaha agar batang penis Galih tenggelam semakin dalam pada tubuhnya saat ombak orgasme mengambil alih kesadarannya.

Galih memandangi Cindy saat dia dilanda orgasme, masih tetap mengocok penisnya dengan kecepatan yang dia mampu. Dia tak menyangka wanita pemalu dan pendiam ini akan begitu mudah ditaklukannya! Dia merasakan miliknya juga segera tiba, gerakannya semakin dipercepat.

Dalam beberapa tusukan kemudian, dan lalu meledaklah. Sejenak setelah orgasme Cindy mereda, orgasme Galih datang.

Tusukan terakhirnya membuat penisnya terkubur semakin jauh dalam vagina Citra. Dia menggeram, penisnya berdenyut hebat. Semburan demi semburan yang kuat keluar dari ujung penisnya mendarat dalam rahim Cindy seakan tanpa jeda.

Cindy menggoyangkan pantatnya naik ke atas, memeras semua sperma dari penis Galih. Galih tak bisa menahan tubuhnya lebih lama, dia jatuh menindih tubuh Cindy di bawahnya, mencoba bernafas dengan susah payah.

Tangan Cindy membelai punggung Galih saat sperma terakhirnya keluar dari penisnya menyirami vaginanya. Keduanya masih berusaha untuk mengatur nafas.

Kedua bibir mereka merapat, berciuman dengan lembut. Lidahnya menggelitik rongga mulut Cindy dan ciuman mereka berubah menjadi liar saat penis Galih mulai mengecil dalam vagina Citra. Tangan dan paha Cindy mencengkeramnya erat, menahannya agar tetap berada dalam tubuhnya.

Dia mendapatkan pengalaman lain dengan pria ini. Pria kedua yang bercinta dengannya dalam 29 tahun usianya. Akhirnya mereka hentikan ciumannya. Galih mengeluarkan penisnya yang setengah ereksi dari vagina Cindy.

Keduanya mengenakan pakaiannya masing-masing tanpa saling berkata-kata. Cindy terlalu malu untuk mengucapkan sesuatu dan Galih tak tahu harus berkata apa.

Didi pulang 30 menit kemudian dia pulang lebih awal, tapi tak lebih awal (beruntunglah mereka). Ketiganya lalu makan malam, dan Cindy tak dapat menyingkirkan pikirannya dari bayangan Galih sepanjang waktu itu.

Didi dan Galih kemudian sibuk dengan urusan pria yang tak begitu dimengerti oleh Cindy. Dan malam berikutnya, mereka berdua duduk di meja makan bersama Cindy. Para pria sedang bermain catur. Cindy menghabiskan sepanjang harinya mengasuh bayi mereka.

Kapanpun saat dia sedang sendiri, dia tak mampu hentikan dirinya memikirkan pengalamannya bersama Galih kemarin. Dia merasa gairahnya menyala-nyala sepanjang hari itu, dan dia mempunyai beberapa menit untuk memuaskan dirinya dengan tangannya sendiri.

Saat menuangkan minuman pada suaminya dan Galih malam itu, dia sangat bergairah, dan sangat basah. Setiap kali dia melirik Galih, ada desiran halus pada vaginanya. Sekarang dia telah mencoba seorang pria lain, dan dia merasa ketagihan!

Galih tak jauh beda. Dia bermasturbasi membayangkan istri sahabatnya ini kemarin malam, sebelum tidur. Bayangan tubuh telanjangnya memenuhi benaknya sepanjang hari. Saat Didi pergi ke kamar mandi, Galih beringsut mendekati Citra.

“Apa kamu menikmati waktu kita kemarin?” tanyanya berbisik.

“Ya.” Cindy tersenyum manis. Sifatnya yang malu-malu membuat birahi Galih terbakar.

“Apa kamu menginginkannya sekarang?” dia bertanya memastikan. Penisnya sudak mengeras sekarang. Cindy terkejut dengan pertanyaannya yang sangat berani itu, malu-malu, lalu mengangguk.

Galih memutuskan akan sedikit menggodanya. Membuat Cindy semakin menginginkannya agar kesempatan mendapatkannya lagi semakin terbuka lebar. Dia menurunkan resleiting celananya dan melepaskan kancingnya, tangannya masuk ke dalam pakaian dalamnya.

Dia mengeluarkan penisnya, yang sudah ereksi penuh. Nafas Cindy tercekat di tenggorokan, denyutan di vaginanya memberinya sebuah sensasi. Batang penis itu berada dalam tubuhnya kemarin. Dia menginginkannya lagi sekarang.

Mereka mendengar pintu kamar mandi terbuka dan Galih segara memasukkan penisnya kembali ke dalam celananya. Didi masuk ke dalam ruangan, tak mengira sahabatnya baru saja memperlihatkan penisnya yang ereksi pada istrinya.

Tak lama berselang, entah kenapa dewa kemujuran selalu berpihak pada mereka, Didi lagi-lagi mau ke kamar mandi. Saat dia berdiri dan bergegas ke kamar mandi, vagina istrinya berdenyut membutuhkan penis Galih.

Begitu Didi menghilang dari pandangan keduanya, Galih langsung bangkit dari kursinya. Mata Cindy berbinar terfokus pada tonjolan di celana Galih saat mereka mendengar pintu kamar mandi ditutup.

Dia langsung menurunkan resleitingnya, dan mengeluarkan batang penisnya. Dengan cekatan Galih mengocok penisnya sampai ereksi penuh, sangat dekat di wajah Citra. Galih berdiri di depan Citra, dan Cindy langsung berlutut di hadapan sahabat suaminya.

Kepala penisnya menyentuh kulit pipinya, dan perlahan bergerak ke mulutnya. Saat Galih merasa bibir lembut Cindy menyentuh ujung kepala penisnya, dia merasa mulut itu membuka.

Segera saja kepala penis itu lenyap ke dalam mulut Cindy, dan Galih melihat bibir itu bergerak membungkus seluruh batang penisnya.

Tangannya membelai rambut panjang Cindy dengan lembut, menahan kepalanya saat seluruh bagian batang penisnya lenyap dalam mulut Cindy.

Kepalanya segera bergerak maju mundur pada batang penis itu, suara basah dari hisapan mulutnya segera terdengar.

Kembali, mereka mendengar pintu kamar mandi dibuka, dan Galih mengeluarkan penisnya dari mulut Cindy dengan cepat. Agak kesulitan dia memasukkan penisnya kembali dalam celananya dan segera duduk kembali di kursinya, menutupi perbuatan mereka. Didi duduk dan memberi Cindy ciuman kecil, tak tahu kalau istrinya baru saja mendapatkan sebuah batang penis yang lain dalam mulutnya.

Mereka kembali mendapatkan kesempatan sekali lagi di malam itu, dan mereka berusaha memanfaatkannya semaksimal mungkin.

Bayi mereka menangis di lantai atas, Didi berinisiatif untuk pergi melihatnya. Cindy lebih dari senang mengijinkannya. Dia sangat menginginkan penis itu, tapi dia tak mampu berbuat apa-apa. Meskipun mendapatkannya di dalam mulutnya tak mampu meredakan gairahnya.

Mereka dapat mendengar bunyi langkah kaki Didi yang menaiki tangga, dan Cindy langsung berdiri. Dia tak pernah se agresif ini! Tapi kehausan akan penis itu mampu merubah tabiatnya. Hanya sekedar untuk segera melihatnya lagi! Dia langsung berlutut di antara paha Galih, dan Galih segera membukanya untuknya…

Tangan mungilnya dengan cekatan melepaskan kancing dan resleitingnya, dan dia langsung membukanya dalam sekejap. Cindy meraih ke dalam celana dalam Galih dan mengeluarkan penis kerasnya.

Vaginanya langsung basah hanya dengan memandangnya saja. Tangannya yang kecil mengocoknya, saat lidahnya menjilati dari pangkal batang penis Galih hingga ke ujung.

Sekali lagi, dia kembali memasukkannya ke dalam mulutnya. Menghisapnya dengan rakus hingga mengeluarkan bunyi, tak menghiraukan resiko kepergok suaminya. Galih mendengarkan dengan seksama gerakan dari lantai atas, memastikan Didi tidak turun ke bawah.

Galih menatapnya. Bibirnya membungkus batang penisnya dengan erat, kepala penisnya tampak bekilatan basah terkena lampu ruangan ini saat itu keluar dari mulutnya, mata Cindy terpejam menikmati. Dia ternyata begitu pintar memberikan blow job! Galih sangat ingin menyetubuhi wanita ini, meskipun hanya sesaat.

Gairahnya sudah tak terbendung lagi, dan dia memegang pipi Citra, batang penisnya keluar dari mulutnya. Galih berdiri, penisnya mengacung tegang, dan Cindy berdiri bersamaan, memandangnya dengan api gairah yang sama.

Galih menciumnya, lembut, melumat bibirnya. Dia menciumnya lagi, dan lidah mereka saling melilit. Lalu ciuman itu berakhir. Galih memutar tubuh Cindy membelakanginya. Cindy merasakan tangan Galih berada pada vaginanya, berusaha melepaskan kancing celananya.

“Jangan…” desahan lirih keluar dari mulutnya. Dia tak tahu kenapa kata itu keluar dari mulutnya saat dia ingin mengucapkan kata lainnya. Celananya jatuh hingga lututnya, memperlihatkan pantatnya yang dibungkus dengan celana dalam katun berwarna putih.

Galih merenggut kain itu dan langsung menyentakkannya ke bawah, membuat pantat Cindy terpampang bebas di hadapannya. Galih masih dapat mendengar suara gerakan di lantai atas jadi dia tahu dia aman untuk beberapa saat, dia hanya perlu memasukkan penisnya ke dalam vaginanya, walaupun untuk se detik saja!

Nafas keduanya memburu, dan Cindy sedikit menundukkan tubuhnya ke depan, tangannya bertumpu pada meja makan, membuka lebar kakinya. Galih jauh lebih tinggi darinya, penisnya berada jauh di atas bongkahan pantatnya.

Dia sedikit menekuk lututnya agar posisinya tepat. Dia semakin menekuk lututnya, sangat tidak nyaman, tapi dia sadar kalau dia terlalu tinggi untuk Cindy. Dia tahu dia akan merasa kesulitan dalam posisi ini, tapi hasratnya semakin mendesak agar terpenuhi segera.

Dia menggerakkan pinggulnya ke depan, ujung kepala penisnya menyentuh bibir vaginanya. Cindy sudah teramat basah! Dan itu semakin mengobarkan api gairah Galih. Saat bibir vagina Cindy sedikit mencengkeram ujung kepala penisnya, Galih tahu jalan masuknya sudah tepat.

Dia mendorong ke depan vagina Cindy menghisapnya masuk ke dalam, separuh dari penisnya masuk ke dalam dengan cepat.

Cindy mendesah, merasa Galih memasukinya. Galih mencengkeram pantat Cindy dan memaksa memasukkan penisnya semakin ke dalam. Batang penisnya sudah seluruhnya terkubur ke dalam cengkeraman hangatnya.

Galih mulai menyetubuhinya dari belakang, menarik penisnya separuh sebelum mendorongnya masuk kembali, lagi dan lagi. Serasa berada di surga bagi mereka berdua. Galih berada di dalam vaginanya hanya beberapa detik, tapi bagi keduanya itu sudah dapat meredakan gelora api gairah yang membakar.

Tiba-tiba Galih mendengar gerakan dari lantai atas. Cindy tak menghiraukannya, dia sudah tenggelam jauh dalam perasaannya. Galih mengeluarkan penisnya dari vagina Citra. Sebenarnya Cindy ingin teriak melampiaskan kekesalannya, tapi segera dia sadar akan bahaya yang mengancam mereka berdua, segera saja dia menarik celana dan celana dalamnya sekaligus ke atas. Saat Didi datang, mereka berdua sudah duduk kembali di kursinya masing-masing, gusar.

Galih dan Cindy menghabiskan sisa malam itu dengan gairah yang tergantung. Saat malam itu berakhir, Galih segera bergegas pergi ke kamarnya dan langsung mengeluarkan penisnya. Hanya dibutuhkan 3 menit saja baginya bermasturbasi dan legalah.

Tapi bagi Cindy, tidaklah semudah itu. Kamar tidurnya berada di lantai yang berlainan dengan kamar tamu yang dihuni Galih, dan dia tak punya kesempatan untuk melakukan masturbasi. Bahkan Didi tak mencoba untuk bercinta dengannya malam itu! Seperempat jam ke depan dilaluinya dengan resah. Cindy memberi beberapa menit lagi untuk suaminya sebelum dia tak mampu membendungnya lagi.

Dia turun dari tempat tidur, setelah memastikan suaminya sudah tertidur lelap. Dia mengendap-endap menuju ke kamar tamu. Malam itu dia hanya memakai kaos putih besar hingga lututnya dan celana dalam saja untuk menutupi tubuh mungilnya.

Dengan hati-hati dia membuka pintu kamar Galih, menyelinap masuk, dan menutup perlahan pintu di belakangnya. Galih sudah tertidur beberapa menit yang lalu. Cindy berdiri di samping tempat tidur, memandang pria yang tertidur itu, memutuskan bahwa dia akan melakukannya. Ini tak seperti dirinya! Dia tak pernah seagresif ini! Dia tak pernah berinisiatif! Tapi sekarang, terjadi perubahan besar.

Ditariknya selimut yang menutupi tubuh Galih, Galih tergolek tidur di atas kasur hanya memakai celana dalamnya. Cindy mencengkeram bagian pinggirnya dan dengan cepat menariknya turun hingga lututnya, membebaskan penis Galih yang masih lemas. Dengan memandangnya Cindy merasakan desiran halus pada vaginanya. Dia tak percaya Galih tak terbangunkan oleh perbuatannya tadi! Yah, baiklah, dia tahu bagaimana cara membangunkannya.

Cindy duduk di samping Galih, dengan perlahan membuka kaki Galih ke samping. Tangan mungilnya meraih penis Galih yang masih lemas menuju ke mulutnya. Rambut panjangnya jatuh tergerai di sekitar pangkal paha Galih. Galih setengah bangun, merasa nyaman. Penisnya membesar dalam mulut Citra, dan sebelum ereksi penuh, dia akhirnya benar-benar terjaga. Tak membutuhkan waktu lama baginya untuk mengetahui apa yang sedang terjadi pada istri sahabatnya sedang menghisap penisnya!

Dia mendesah, tangannya meraih ke bawah dan mengelus rambut panjang Cindy saat dengan pasti penisnya semakin mengeras dalam mulut Citra. Merasakan penisnya yang semakin membesar dalam mulutnya membuat celana dalam Cindy basah, dan dia mulai menggerakkan kepalanya naik turun. Dia menghisap dengan berisik, lidahnya menjalar naik turun seperti seorang professional.

Galih dapat mendengar bunyi yang dikeluarkan mulut Cindy saat menghisap penisnya, dan dia dapat melihat bayangan tubuh Cindy yang diterangi cahaya bulan yang masuk ke dalam kamarnya yang gelap. Cindy sedang memberinya blow job yang hebat. Untunglah dia bermasturbasi sebelum tidur tadi, kalau tidak pasti dia tak akan dapat bertahan lama.

Cindy tak mampu menahannya lagi. Dia ingin vaginanya segera diisi. Dia sangat terangsang, dia sangat membutuhkan penis itu dalam vaginanya seharian tadi. Dikeluarkannya penis Galih dari dalam mulutnya, dan berdiri dengan bertumpukan lututnya di atas tempat tidur itu.

Tangannya menarik bagian bawah kaosnya ke atas dan menyelipkan kedua ibu jarinya di kedua sisi celana dalamnya dan mulai menurunkannya.

Diangkatnya salah satu kakinya untuk melepaskan celana dalam itu dari kakinya. Kaki yang satunya lagi dan kemudian merangkak naik ke atas kasur setelah menjatuhkan celana dalamnya ke atas lantai. Nafasnya sesak, menyadari apa yang menantinya.

Diarahkannya batang penis Galih ke atas dengan tangannya yang kecil dan bergerak ke atas Galih, memposisikan vaginanya di atasnya. Galih dapat merasakan bibir vagina Cindy yang basah menyentuh ujung kepala penisnya saat Cindy mulai menurunkan pinggulnya.

Daging dari bibir vaginanya yang basah membuka dan kepala penis Galih menyelinap masuk. Cindy mengerang lirih, tubuhnya yang disangga oleh kedua lengannya jadi agak maju ke depan. Cindy semakin menekan ke bawah, membuat keseluruhan batang penis Galih akhirnya tenggelam ke dalamnya.

Erangan Cindy semakin terdengar keras. Dia merasa sangat penuh! Galih benar-benar membukanya lebar! Cindy semakin menekan pinggulnya ke bawah dan dia mulai menciumi leher Galih, berusaha menahan Galih di dalam tubuhnya.

Bibir mereka bertemu dan saling melumat dengan bernafsu. Lidah Cindy menerobos masuk ke dalam mulut Galih, menjalar di dalam rongga mulutnya saat dia tetap menahan batang penis Galih agar berada di dalam vaginanya.

Galih membalas lilitan lidah Cindy, tangannya bergerak masuk ke balik kaos yang dipakai Cindy, bergerak ke bawah tubuhnya hingga akhirnya tangan itu mencengkeram bongkahan pantat Cindy. Tangannya mengangkat pantat Cindy ke atas, membuat tubuhnya naik turun di atasnya Cindy tetap tak membiarkan batang penis Galih terangkat terlalu jauh dari vaginanya!

Tak menghiraukan keberadaan Didi yang masih terlelap tidur di kamarnya, mereka berdua berkonsentrasi terhadap satu sama lainnya. Tangan Galih naik ke punggung Cindy, menarik kaos yang dipakai Cindy bersamanya.

Ciuman mereka merenggang, Cindy mengangkat tubuhnya, tangannya mengangkat ke atas saat Galih melepaskan kaosnya lepas dari tubuhnya. Payudaranya terbebas. Galih melihatnya untuk pertama kalinya. Di dalam keremangan cahaya, Galih masih dapat menangkap keindahannya. Payudaranya yang tak begitu besar dengan puting susu yang keras menantang, dan dia menggoyangkannya dihadapan Galih, menggodanya.

Galih mengangkat tubuhnya, tangannya yang besar menahan punggung Cindy saat dia menghisap putingnya ke dalam mulutnya. Cindy menggelinjang kegelian saat lidahnya bergerak melingkari sebelah payudaranya sebelum mencium yang satunya lagi.

Pada waktu yang bersamaan Galih mengangkat pantatnya, masih berusaha agar tetap tenggelam dalam vaginanya, tapi bergerak keluar masuk dengan pelan. Tangannya meremas payudara Cindy yang bebas, sedangkan mulutnya terus merangsang payudara yang satunya dengan mulutnya.

Cindy memandang Galih yang merangsang payudaranya, tangannya membelai rambut Galih dengan lembut. Cindy merasa penis Galih bergerak keluar sedikit tapi tak lama kemudian masuk kembali ke dalam vaginanya. Dia merasa sangat nyaman, sangat berbeda di dalam tubuhnya. Dia mulai menggoyang, mengimbangi kocokan Galih yang mulai bertambah cepat.

Galih melepaskan mulut dan tangannya dari payudara Cindy dan rebah kembali ke atas kasur. Cindy mulai mengangkat pinggulnya naik ke atas hingga batang penis Galih nyaris terlepas ke luar seluruhnya sebelum menghentakkan pinggulnya ke bawah lagi.

Tangan Galih kembali pada pantat Cindy, meremasnya sambil memandangi wanita yang telah menikah ini menggoyang tubuhnya tanpa henti. Dengan tanpa bisa dibendung lagi erangan demi erangan semakin sering terdengar keluar dari mulut Citra.

Orgasme yang sangat dinantikannya seharian ini mulai terbangun dalam tubuhnya. Dengan meremas pantatnya erat, Galih menggerakkan tubuh Cindy naik turun semakin keras dan keras. Hentakan tubuh mereka saling bertemu. Nafas Cindy semakin berat, Penis Galih menyentak dalam tubuhnya berulang kali.

Dengan cepat orgasmenya semakin mendekat. Cindy mempercepat kocokannya pada penis Galih, menghentakkan bertambah cepat seiring orgasmenya yang mendesak keluar. Cindy tak mampu membendungnya lebih lama lagi, pandangannya mulai menjadi gelap.

Jantungnya berdegup semakin kencang, otot vaginanya berkontraksi, seluruh sendi tubuhnya bergetar saat dia keluar dengan hebatnya. Mulutnya memekik melepaskan himpitan yang menyumbat aliran nafasnya.

Melihat pemandangan itu gairah Galih semakin memuncak, dia tak memberi kesempatan pada Cindy untuk menikmati sensasi orgasmenya. Diangkatnya tubuh mungil wanita itu, dan membaringkan di sampingnya. Dia bergerak ke atas tubuh Cindy dan Cindy membuka pahanya melebar menyambutnya secara refleks.

Galih memandangi kepala penisnya yang menekan bibir vagina Cindy. Dengan pelan dia mulai masuk, dan mendorongnya masuk ke dalam lubang hangatnya. Cindy mengangkat kakinya ke udara, membukanya lebar lebar untuknya.

Galih menahan berat tubuhnya dengan kedua lengannya. Galih memberinya satu dorongan yang kuat. Cindy memekik, ombak kenikmatan menggulungnya saat batang keras itu memasuki tubuhnya. Galih mulai menyetubuhinya tanpa ampun, Cindy telah sangat membakar gairahnya. Galih mengocokkan penisnya keluar masuk dalam vagina istri sahabatnya yang berada di bawah tubuhnya dengan cepat, kedua kaki Cindy terayun-ayun di atas pantatnya yang menghentak.

Tempat tidur sampai bergoyang karena hentakan Galih. Cindy menggigit bibirnya untuk meredam erangannya yang semakin bertambah keras.

Galih mulai kehilangan kontrol. Penisnya keluar masuk dalam vagina Cindy sebelum akhirnya, dia menarik keluar batang penisnya dengan bunyi yang sangat basah.

Galih mengerang, batang penisnya berdenyut hebat dalam genggaman tangannya. Sebuah tembakan yang kuat dari cairan kental putih keluar dari ujung kepala penisnya dan menghantam perut Cindy, beberapa darinya bahkan sampai di payudaranya.

Cindy menarik nafas, dadanya terasa sesak saat dia melihat tembakan demi tembakan sperma yang kuat keluar dari penis Galih, dan mendarat di atas perutnya. Terasa sangat panas pada kulit perutnya, tapi semakin membakar gairahnya menyadari bahwa itu bukan semburan sperma suaminya, tapi dari seorang pria lain.

Akhirnya, sperma terakhir menetes dari penis Galih, menetes ke atas rambut kemaluan Cindy yang terbaring di depannya dengan kaki terpentang lebar. Dengan mata yang terpejam, Cindy tersenyum puas.

“Aku membutuhkannya” bisiknya. Mereka terdiam beberapa saat meredakan nafas yang memburu sebelum akhirnya mulai membersihkan tubuh basah mereka. Galih mencium dengan lembut bibir Cindyyang tersenyum.

Cindy memakai kaosnya dan menggenggam celana dalamnya dalam tangan, melangkah keluar dari kamar itu dengan perasaan yang sangat lega.

Galih bangun di keesokan harinya. Peristiwa semalam langsung menyergap benaknya, penisnya mulai mengeras. Dikeluarkannya batang penisnya dan perlahan mulai mengocoknya.

Dia merasa sangat senang saat mendengar ada seseorang yang sedang mandi. Dimasukkannya penisnya kembali kedalam celana dalamnya, bergegas memakai celana jeansnya dan bergegas keluar kamar dengan bersemangat, turun ke lantai bawah.

Dia berharap yang sedang mandi adalah Didi dan Cindy ada di lantai bawah. Dia mendengar seseorang sedang membuat kopi di dapur. Dia segera ke sana dan ternyata.

Cindy masih dengan pakaian yang dikenakannya malam tadi, sebuah kaos besar hingga lutut, dan sebuah celana dalam saja di baliknya. Dia menoleh saat mendengar ada yang mendekat, dan langsung tersenyum saat mengetahui siapa yang datang. Terasa ada desiran halus di vaginanya saat memandang Galih.

Cindy terkejut saat tangan Galih melingkar di pinggangnya memeluknya erat dan mencium bibirnya. Lalu Cindy sadar ada seseorang yang sedang mandi di lantai atas dan Didi lah yang sedang berada di kamar mandi itu. Bibirnya membalas lumatan Galih dengan menggebu saat tangan Galih menyusup ke dalam kaosnya untuk menyentuh payudaranya.

Cindy melenguh di dalam mulut Galih yang memeluknya merapat ke tubuhnya. Desiran gairah memercik dari payudaranya langsung menuju ke vaginanya, membuatnya basah. Wanita mungil itu tak berdaya dalam dekapan Galih, tangan Cindy melingkari leher Galih.

Mereka berciuman dengan penuh gairah, lidah saling bertaut, perlahan Galih mendorong tubuh Cindy merapat ke dinding. Tangannya meremas bongkahan pantat Cindy di balik kaosnya. Dan Cindy sangat merasakan tonjolan pada bagian depan celana jeans Galih yang menekan perutnya.

Ciuman Cindy turun ke leher Galih, lidahnya melata menuju putting Galih. Cindy membiarkan Galih mengangkat tubuhnya ke atas meja, memandangnya dengan pasif saat Galih menyingkap kaosnya hingga dadanya. Cindy mengangkat kakinya bertumpu pada tepian meja, mempertontonkan celana dalam putihnya.

Vaginanya berdenyut tak terkontrol, menantikan apa yang akan terjadi berikutnya. Galih berlutut di hadapannya, dia dapat mencium aroma yang kuat dari lembah surganya saat hidungnya bergerak mendekat.

Perlahan diciumnya vagina Cindy yang masih tertutupi kain itu, Cindy mendesah, kenikmatan mengaliri darahnya. Untuk pertama kalinya, Cindy merasa gembira saat Didi berada lama di dalam kamar mandi!

Dengan tak sabar, tangannya menuju ke pangkal pahanya. Galih hanya menatapnya saat tangan Cindy menarik celana dalamnya sendiri ke samping, memperlihatkan rambut kemaluannya, dan kemudian bibir vaginanya yang kemerahan.

Cindy menatap pria yang berlutut di antara pahanya, api gairah tampak berkobar dalam matanya, menahan celana dalamnya ke samping untuknya. Galih menatap matanya seiring bibirnya mulai mencium bibir vaginanya. Membuat lebih banyak desiran kenikmatan mengguyur tubuhnya dan dia mendesah melampiaskan kenikmatan yang dirasakannya.

Lidah Galih mulai menjilat dari bagian bawah bibir vagina Cindy sampai ke bagian atasnya, mendorong kelentitnya dengan ujung lidahnya saat dia menemukannya. Diselipkannya lidahnya masuk ke dalam lubang vaginanya, merasakan bagaimana rasanya cairan gairah Citra.

Dihisapnya bibir vagina itu ke dalam mulutnya dan dia mulai menggerakkan lidahnya naik turun di sana, membuat Cindy semakin basah.

Desahannya terdengar, menggoyangkan pinggulnya di wajah Galih. Galih melepaskan bibirnya, lidahnya bergerak ke kelentitnya. Dirangsangnya tonjolan daging sensitif itu menggunakan lidahnya dalam gerakan memutar.

Cindy menaruh kakinya pada bahu Galih, duduknya jadi tidak tenang. Tiba-tiba, Galih menghisap kelentitnya ke dalam mulutnya, menggigitnya diantara bibirnya.

Cindy memekik agak keras saat serasa ada aliran listrik yang menyentak tubuhnya. Lidah Galih bergerak berulang-ulang pada kelentit Cindy yang terjepit diantara bibirnya, tahu bahwa titik puncak Cindy sudah dekat. Dilepaskannya kelentit itu dari mulutnya dan tangannya menggantikan mengerjai kelentit Cindy dengan cepat.

“Oh Tuhan… ” bisiknya mendesah, merasakan orgasmenya mendekat. Jari Galih bergerak tanpa ampun, pinggul Cindy terangkat karenanya. Cindy menggigit bibirnya berusaha agar suara jeritannya tak terdengar sampai kepada suaminya yang berada di kamar mandi saat orgasmenya datang dengan hebatnya. Dadanya sesak, nafasnya terhenti beberapa saat, dinding-dinding vaginanya merapat.

Kedua kakinya terpentang lebar di belakang kepala Galih. Cindy mendesah hebat, akhirnya nafasnya kembali mengisi paru-parunya mengiringi terlepasnya orgasmenya.

Galih berdiri dan langsung mengeluarkan penisnya. Cindy memandang dengan lapar pada batang penis dalam genggaman tangan Galih. Sebelah tangan Cindy masih memegangi celana dalamnya ke samping saat tangannya yang satunya lagi meraih batang penis Galih. Tangan kecil itu menggenggamnya saat Galih maju mendekat.

Dengan cepat Cindy menggesek-gesekkannya pada bibir vaginanya yang basah, berhenti hanya saat itu sudah tepat berada di depan lubang masuknya. Mereka berdua mendengarkan dengan seksama suara dari kamar mandi di lantai atas yang masih terdengar.

Galih melihat ke bawah pada kepala penisnya yang menekan bibir vagina Citra.

Galih mendorong ke depan dan menyaksikan bibir itu membuka untuknya, mengijinkannya untuk masuk. Desahan Cindy segera terdengar saat dia mersa terisi. Galih terus mendorong, vagina Cindy terus menghisapnya sampai akhirnya, Galih berada di dalamya dalam satu dorongan saja.

Cindy sangat panas dan mencengkeramnya, dan Galih membiarkan penisnya terkubur di dalam sana untuk beberapa saat, meresapi perasaan yang datang padanya. Tangan Cindy masih menahan celana dalamnya ke samping, tangan yang satunya meraih kepala Galih mendekat padanya.

Lidahnya mencari pasangannya dalam lumatan bibir yang rapat. Dengan pelan Galih menarik penisnya. Dia mendorongnya masuk kembali, keras, dan Cindy mengerang dalam mulutnya seketika. Tubuh mereka saling merapat, kaki Cindy terjuntai terayun dibelakang tubuh Galih dalam tiap hentakan.

Didi yang masih berada di kamar mandi tak mengira di lantai bawah penis sahabatnya sedang terkubur dalam vagina istrinya.

Sementara itu Cindy, sedang berada di ambang orgasmenya yang lain. Penis pria ini menyentuhnya dengan begitu berbeda! Terasa sangat nikmat saat keluar masuk dalam tubuhnya seperti itu! Dia orgasme, melenguh, melepaskan ciumannya.

Galih mundur sedikit dan melihat batang penisnya keluar masuk dalam lubang vaginanya yang kemerahan, tangannya yang kecil menahan celana dalamnya jauh-jauh ke samping yang membuat Galih heran karena kain itu tak robek. Dia mulai menyutubuhinya dengan keras, menyadari kalau mungkin saja dia tak mempunyai banyak waktu lagi.

Jika Didi masuk ke sudut ruangan itu, dia akan melihat ujung kaki istrinya yang terayun dibelakang pantat Galih. Celana jeans Galih merosot hingga mata kakinya, celana dalamnya berada di lututnya, dan pantatnya mengayun dengan kecepatan penuh diantara paha Cindy yang terbuka lebar. Didi mungkin mendengar suara erangan kenikmatan istrinya.

Galih terus mengocok, dia dapat merasakan kantung buah zakarnya mengencang dan dia tahu itu tak lama lagi. Dia menggeram, memberinya beberapa kocokan lagi sebelum dilesakkannya batang penisnya ke dalam vagina wanita bersuami itu dan menahannya di dalam sana.

Dia menggeram hebat, penisnya menyemburkan spermanya yang panas di dalam sana. Begitu banyak sperma yang tertumpah di dalam vagina Citra.

Erangan keduanya terdengar saling bersahutan untuk beberapa saat hingga akhirnya mereka tersadar kalau suara dari dalam kamar mandi sudah berhenti, dan tak menyadari sudah berapa lama itu tak terdengar.

Bibir Galih mengunci bibirnya dan mereka saling melumat untuk beberapa waktu seiring kejantanan Galih yang melembut di dalam tubuhnya. Kemudian mereka saling merenggang dan Galih mengeluarkan penisnya yang setengah ereksi itu dari vagina Citra. Dengan cekatan dia mengenakan pakaiannya kembali.

Baca juga : Kupuaskan Ibu Sexy Dari Murid Lesku

Cindy membiarkan celana dalamnya seperti begitu. Dia merasa celananya menjadi semakin basah saat ada sperma Galih yang menetes keluar dari vaginanya saat dia berdiri.

Didi turun tak lama berselang, siap untuk sarapan.

Bagikan ke yang lainnya
Telegram
Tutup
Tutup