Lensa69

Perselingkuhan Saat Perjalanan Dinas Yang Tak Terlupakan

Perselingkuhan Saat Perjalanan Dinas Yang Tak Terlupakan

Seliana adalah salah seorang manager pada bagian Treasury di sebuah bank asing. Seliana berumur 28 tahun, dia adalah seorang Sunda yang berasal dari daerah Bogor. Seliana telah bersuami dan mempunyai seorang anak yang baru berumur 7 tahun. Tubuh Seliana dapat dikatakan kurus dengan tinggi badan kurang lebih 163 cm, dengan berat badannya kurang lebih 49 kg. Buah dadanya berukuran kecil tetapi padat, pinggangnya sangat ramping dengan bagian perut yang datar. Kulitnya kuning langsat dengan raut muka yang manis. Dia mendapatkan tugas untuk melakukan perjalanan dinas ke semarang dengan team.

Setibanya di Semarang, setelah check in di hotel mereka langsung mengadakan kunjungan pada beberapa nasabah, yang dilakukan sampai dengan setelah makan malam. Setelah selesai berurusan dengan nasabah, mereka kembali ke hotel, dimana Ron dan Nita melanjutkan acara mereka dengan duduk-duduk di bar hotel sambil mengobrol dan minum-minum. Seliana pada awalnya diajak juga, tapi karena merasa sangat lelah, dan di samping itu ia juga merasa tidak enak mengganggu mereka, maka ia lebih dulu kembali ke kamar hotel untuk tidur.

Menjelang tengah malam, Seliana tiba-tiba terbangun dari tidurnya, hal ini disebabkan karena ia merasa tempat tidurnya bergerak-gerak dan terdengar suara-suara aneh. Dengan perlahan-lahan Seliana membuka matanya untuk mengintip apa yang terjadi. Hatinya terkesiap melihat Ron dan Nita sedang bergumul. Keduanya berada dalam keadaan polos sama sekali.

Nita yang bertubuh kecil itu, sedang berada di atas Ron seperti layaknya seseorang yang sedang menunggang kuda, dengan pantatnya yang naik turun dengan cepat. Dari mulutnya terdengar suara mendesis yang tertahan,

“Ssshhh…, sshhh…”, karena mungkin takut membangunkan Seliana.

Kedua tangan Ron sedang meremas-remas kedua buah dada Nita yang kecil tetapi padat berisi itu. Seliana sangat panik dan berada dalam posisi yang serba salah. Jadi dia hanya bisa terus berlagak seperti sedang tidur. Seliana mengharapkan mereka cepat selesai dan Ron segera kembali ke kamarnya. Besok dia akan menegur Nita agar tidak melakukan hal seperti itu lagi di kamar mereka. Seharusnya mereka dapat melakukan hal itu di kamar Ron sehingga mereka dapat melakukannya dengan bebas tanpa terganggu oleh siapa pun. Dari bau whisky yang tercium, rupanya keduanya masih berada dalam keadaan mabuk. Seliana berusaha keras untuk dapat tidur kembali, walaupun sebenarnya ia merasa sangat terganggu dengan gerakan dan suara-suara yang ditimbulkan oleh mereka.

Pada saat Seliana mulai terlelap, tiba-tiba ia merasakan sesuatu sedang merayap pada bagian pahanya. Seliana sangat terkejut dan tubuhnya mengejang, karena pada saat dia perhatikan, ternyata tangan kanan Ron sedang mencoba untuk mengusap-ngusap kedua pahanya yang masih tertutup selimut. Seliana berpura-pura masih terlelap dan mencoba mengintip apa yang sebenarnya sedang terjadi. Rupanya permainan Ron dan Nita sudah selesai dan Nita dalam keadaan kelelahan serta mengalami kepuasan yang baru dinikmatinya, sudah tergolek tidur.

Ron yang masih berada dalam keadaan polos dengan posisi badan setengah tidur disamping Seliana, sambil bertumpu pada siku-siku tangan kiri, tangan kanannya sedang berusaha menyingkap selimut yang dipakai Seliana. Seliana menjadi sangat panik, pada awalnya dia akan bangun dan menegur Ron untuk menghentikan perbuatannya, akan tetapi di pihak lain dia merasa tidak enak karena pasti akan membuat Ron malu, karena dipikirnya Ron melakukan hal itu lebih disebabkan karena Ron masih berada dalam keadaan mabuk. Akhirnya Seliana memutuskan untuk tetap berpura-pura tidur dengan harapan Ron akan menghentikan kegiatannya itu.

Akan tetapi harapannya itu ternyata sia-sia belaka, bahkan secara perlahan-lahan Ron bangkit dan duduk di samping Seliana. Tangannya menyingkap selimut yang menutupi tubuh Seliana dengan perlahan-lahan dan dari mulutnya menggumam perlahan,

“Psssttt sayang, mari kubantu menikmati sesuatu yang baru…, nih.., kubantu melepaskan celana dalammu…, nggak baik kalau tidur pakai celana dalam”, sambil tangannya yang tadinya mengelus-elus bagian atas paha Seliana bergerak naik dan memegang tepi celana dalam Seliana, kemudian menariknya dengan perlahan-lahan ke bawah meluncur di antara kedua kaki Seliana.

Badan Seliana menjadi kaku dan dia tidak tahu harus berbuat bagaimana. Seliana seakan-akan berubah menjadi patung, pikirannya menjadi gelap dan matanya dirasakannya berkunang-kunang. Ron melihat kedua gundukan bukit kecil dengan belahan sempit di tengahnya, yang ditutupi oleh rambut hitam kecoklatan halus yang tidak terlalu lebat di antara paha atas Seliana. Jari-jari Ron membuka satu persatu kancing daster Seliana, sambil tangannya bergerak terus ke atas dan sekarang ia menyingkapkan seluruh selimut yang menutupi tubuh Seliana, sehingga terlihatlah payudara Seliana yang membukit kecil dengan putingnya yang kecil berwarna coklat tua.

Sekarang Seliana tergolek dengan tubuhnya yang tanpa busana, tungkai kakinya yang panjang dan pantat yang penuh berisi, serta buah dada yang kecil padat dan belahan di antara paha atas yang membukit kecil, benar-benar sangat merangsang nafsu birahi Ron. Ron sudah tidak sanggup menahan nafsunya, penisnya yang baru saja terpuaskan oleh Nita, sekarang bangkit lagi, tegang dan siap tempur.

Sejak saat itu Ron bertekad untuk tidak akan membebaskan Seliana. Ia terlalu berharga untuk di biarkan, Ron akan menikmati tubuh Seliana berulang-ulang pada malam ini. Kemolekan tubuh Seliana terlalu sayang untuk disimpan oleh Seliana sendiri pikir Ron. Ron mendorong tubuh Seliana dan mulai meremas-remas payudara Seliana yang telah terbuka itu,

“Dengerin sayang, you akan saya ajarin menikmati sesuatu yang nikmat, asal you baik-baik nurutin apa yang akan saya tunjukkan”.

Kesadaran Seliana mulai kembali secara perlahan-lahan dan dengan tubuh gemetar Seliana perlahan-lahan membuka matanya dan memperhatikan Ron yang sedang merangkak di atasnya. Seliana mencoba mendorong badan Ron sambil berkata,

“Ron, apa yang sedang kau lakukan ini?”, “Sadarlah Ron, aku khan sudah bersuami, jangan kau teruskan perbuatanmu ini!”. Karena menganggap Ron berada dalam keadaan mabuk, Seliana mencoba membujuk dan menggugah kesadaran Ron.

Akan tetapi Ron yang telah sangat terangsang melihat tubuh Seliana yang molek halus mulus dan bugil di depan matanya mana mau mengerti, apalagi penisnya telah dalam keadaan sangat tegang.

“Gila! Cakep banget! Lihat buah dadamu, padat banget. Cocok sama seleraku! You emang pinter menjaga tubuhmu, sayang!”, kata Ron sambil menekan tubuhnya ke tubuh Seliana.

Seliana berusaha bangun berdiri, akan tetapi tidak bisa dan dia tidak berani terlalu bertindak kasar, karena takut Ron akan membalas berlaku kasar padanya.

Sedangkan dalam posisinya itu saja ia sudah tidak ada lagi kemungkinan untuk lari.

Sambil menjilat bibirnya Ron berbaring di sisi Seliana.

“Lin, lebih baik you mengikuti kemauanku dengan manis, kalau tidak saya akan maksa you dan saya perkosa you habis-habisan. Kalau you nurutin, you akan merasakan kenikmatan dan tidak akan sakit”. Lalu tangannya ditangkupkan di buah dada Seliana, sambil meremas-remasnya dengan sangat bernafsu, sambil merasakan kehalusan dan kepadatan buah dada Seliana. “Bodi you oke banget!”, kata Ron. “Coba you berputar Seliana!”. Perlahan-lahan dengan perasaan yang putus asa Seliana berputar membelakangi Ron. Dan dirasakanya tangan Ron sekarang ada di pantatnya meremas dan meraba-raba.

Kemudian Ron menyibakkan rambut Seliana, dan dihirupnya leher Seliana dengan hidungnya sementara lidahnya menelusuri leher Seliana. Sambil melakukan hal itu tangan Ron berpindah menuju kemaluan Seliana. Pada bagian yang membukit itu, tangannya bermain-main, mengelus-elus dan menekan-nekan, sambil berkata,

“Kasihan you, Seliana, pasti suami you tidak tahu cara membahagiakan you?”,

“Tapi tenang aja sayang, dengan saya, you nggak bakalan bisa lupa seumur hidup, you bakalan merasakan bagaimana menjadi wNita sejati!”. Sambil memutar kembali tubuh Seliana.

Setelah itu Ron mengambil tangan Seliana dan meletakkannya di kemaluannya yang telah sangat tegang itu.

Ketika merasakan tangannya menyentuh benda hangat yang besar lagi keras itu, tubuh Seliana tersentak, belum sempat Seliana dapat berpikir dengan jelas, terasa badannya telah ditelentangkan oleh Ron dan dengan cepat Ron telah berjongkok di antara kedua kakinya yang dengan paksa terkangkang akibat tekanan lutut Ron. Dengan sebelah tangannya menuntun penisnya yang besar, Ron lalu menempelkan ujung penisnya ke bibir vagina Seliana,

Perselingkuhan Saat Perjalanan Dinas Yang Tak Terlupakan 2

“Apa you mau saya masukin itu?”,

“Aaahhh…, jangaaann…, jaaangaaann…, Roon…”, Seliana dengan suara mengiba-iba masih berusaha mencoba menghalangi niat Ron.

Seliana mencoba mengeser pinggulnya ke samping, berusaha menghindari penis Ron agar tidak dapat menerobos masuk ke dalam liang kewNitaannya.

Sambil tersenyum Ron berkata lagi,

“You tidak dapat kemana-mana lagi, lebih baik you diam-diam saja dan menikmati permainan saya ini..!”. Ron lalu memajukan pinggulnya dengan cepat dan menekan ke bawah, sehingga penis besarnya yang telah menempel pada bibir kemaluan Seliana dengan cepat menerobos masuk ke dalam liang vagina Seliana dengan tanpa dapat dihalangi lagi.

Testis Ron mengayun-ayun menampar bagian bawah vagina Seliana, sementara Seliana megap-megap karena dorongan keras Ron.

Seliana belum pernah merasakan saat seperti ini, setiap bagian tubuhnya serasa sangat sensitif terhadap rangsangan. Buah dadanya terangsang saat ditindih oleh dada Ron. Dirinya sudah lupa kalau sedang diperkosa, ia tidak peduli pada tubuh besar Ron yang sedang bergerak naik turun menindih tubuhnya yang langsing. Seliana mulai merasakan suatu sensasi kenikmatan yang menggelitik di bagian bawah tubuhnya, vaginanya yang telah terisi oleh penis besar dan panjang milik Ron, terasa menggelitik dan menyebar ke seluruh tubuhnya, sehingga Seliana hanya bisa menggeliat-geliat dan mendesis mirip orang kepedasan.

Seliana hanya berusaha menikmati seluruh rasa nikmat yang dirasakan tubuhnya. Sekarang Seliana mencoba untuk berusaha aktif dengan ikut menggerakkan pinggulnya mengikuti irama gerakan Ron di atasnya. Ron melihat Seliana mengerang, merintih dan mengejang setiap kali ia bergerak. Dan Seliana sudah mulai terbiasa mengikuti gerakannya. Ron merasakan tangan Seliana merangkul erat pada punggung bawahnya mengelus-elus ke bawah dan meremas-remas pantatnya serta menariknya ke depan agar semakin merapat pada tubuh Seliana. Ron terus menggosok-gosokkan penisnya pada klitoris Seliana.

Ron sekarang ingin membuat Seliana orgasme terlebih dahulu. Seliana semakin terangsang dan tak terkendali lagi setiap kali bagian tubuhnya bergerak mengikuti tekanan dan sodokan Ron, sekarang wajahnya terbenam di dada bidang Ron, mulutnya megap-megap seperti ikan terdampar di pasir, dengan perlahan-lahan mulutnya bergeser pada dada Bossnya dan sambil terus menjilat akhirnya tiba pada puting susu Ron.

Sekarang Seliana secara refleks mulai menyedot dan menghisap puting susu Ron, sehingga badan Ron mulai bergetar juga saking merasa nikmatnya. Penis Ron terasa semakin keras, sehingga Ron semakin ganas saja menggerakkan pantatnya menekan pinggul Seliana dalam-dalam. Seliana merasakan vaginanya berkontraksi, sambil berusaha menahan rasa geli yang tidak terlukiskan menggelitik seluruh dinding liang kemaluannya dan menjalar ke seluruh tubuhnya.

Perasaan itu makin lama makin kuat menguasainya sehingga seakan-akan menutupi kesadarannya dan membawanya melayang-layang dalam kenikmatan yang tidak pernah dialaminya selama ini dan tidak dapat dilukiskan ataupun diuraikan dengan kata-kata. Kenikmatan yang dialami Seliana tercermin pada gerakan tubuhnya yang meronta-ronta liar tanpa terkendali bagaikan ikan yang menggelepar-gelepar terdampar di pasir. Desahan panjang penuh kenikmatan keluar dari mulutnya yang mungil,

“Ooohhhh…., aagghh…, adduhhh..!”.

Kedua pahanya melingkari pantat Ron dan dengan kuat menjepit serta menekan ke bawah, disertai tubuhnya yang mengejang dan kedua tangannya mencengkeram alas tempat tidur dengan kuat, benar-benar suatu orgasme yang dahsyat telah melanda Seliana. Ron merasakan penisnya terjepit dengan kuat oleh dinding kemaluan Seliana yang berdenyut-denyut disertai isapan kuat seakan-akan hendak menelan batang penisnya. Terasa benar jepitan dinding vagina Seliana dan di ujung sana terasa ada “tembok” yang mengelus kepala penisnya.

Setelah beristirahat sejenak dan melihat Seliana sudah agak tenang, Ron mulai memompa lagi. Pompaan Ron kali ini segera dibalas oleh Seliana, pinggulnya bergerak-gerak “aneh” tapi efeknya luar biasa. Penis Ron serasa dilumat dari pangkal sampai kepalanya. Lalu masih ditambah dengan variasi, ketika pinggul Seliana berhenti dari gerakan aneh itu, tiba-tiba Ron merasakan penisnya terjepit dengan kuat dan dinding-dinding kemaluan Seliana berdenyut-denyut secara teratur, sekitar 4-5 kali denyut menjepit, baru kemudian bergoyang aneh lagi.

Wah, suatu sensasi melanda perasaan Ron, suatu hubungan kelamin yang belum pernah dinikmatinya dengan wanita manapun juga selama ini. Menyesal Ron karena tidak dari dulu-dulu menikmatinya. Gerakan aneh di dalam liang kemaluan Seliana makin bervariasi. Terkadang Ron malah meminta Seliana berhenti bergoyang untuk sekedar menarik nafas panjang. Lumatan dinding kemaluan Seliana pada penis Ron membuatnya geli-geli dan serasa akan ‘meledak’.

Ron tidak ingin cepat-cepat sampai, karena masih ingin menikmati

“elusan” vagina Seliana. Tetapi gerakan-gerakan di dalam liang kewNitaan Seliana semakin menggila dan semakin liar.

Hingga akhirnya Ron harus menyerah, tak mampu menahan lebih lama lagi perasaan nikmat yang melandanya, semakin cepat Ron bergerak mengimbangi goyangan pinggul Seliana, semakin terasa pula rangsangan yang akan meletupkan lahar panas yang sedang menuju klimaks, mendaki puncak, saat-saat yang paling nikmat. Dan akhirnya, pada tusukan yang terdalam, Ron menyemprotkan maninya kuat-kuat di dalam liang kewanitaan Seliana, sambil mengejang, melayang, bergetar. Pada detik-detik saat Ron melayang tadi, tiba-tiba kaki Seliana yang pada awalnya mengangkang, diangkatnya dan menjepit pinggul Ron kuat-kuat. Amat sangat kuat.

Lalu tubuhnya ikut mengejang beberapa detik, mengendor dan terus mengejang lagi, lagi dan lagi…, Seliana pun tidak sanggup menahan dorongan orgasme yang melandanya lagi, punggungnya melengkung ke atas, matanya terbeliak-beliak, serta keseluruhan tubuhnya bergetar dengan hebat tanpa terkendali, seiring dengan meledaknya kenikmatan orgasme di vaginanya. Orgasme kedua dari Seliana.

“Rooonn, aduuuh, Roon, aahhhhh…, aaduuhh…, nikmaaatt.., Roon….!”.

Ron tersenyum puas melihat tubuh Seliana terguncang-guncang karena orgasme selama 15 detik tanpa henti-hentinya. Kemudian tangan Seliana dengan eratnya menekan pantat Ron ke arah selangkangannya sambil kakinya menggelepar-gelepar ke kiri kanan. Ron pun terus menggerakkan penisnya untuk menggosok klitoris Seliana. Setelah orgasmenya selesai, tubuh Seliana langsung terkulai lemas tak berdaya, terkapar, dengan kedua tangan dan kakinya terbentang melebar ke kiri kanan. Seliana merasa bagian-bagian tubuhnya seolah terlepas dan badannya tidak dapat digerakkan sama sekali.

Setelah gelombang dahsyat kenikmatan yang melandanya surut, Seliana kembali ke alam nyata dan menyadari bahwa dia sedang terkapar di bawah tindihan badan kekar lelaki bule berkulit putih yang bukan suaminya yang baru saja memberikan kepuasan yang tiada tara padanya. Suatu perasaan malu dan menyesal melandanya, bagaimana dia bisa begitu gampang ditaklukkan oleh lelaki tersebut. Tanpa terasa air mata penyesalannya bergulir keluar dan Seliana mulai menangis tersedu-sedu. Dengan tubuhnya yang masih menghimpit badan Seliana, Ron mencoba membujuknya dengan memberikan berbagai alasan antara lain karena ia terlalu banyak minum sehingga tidak dapat mengontrol dirinya.

Sambil membujuk dan mengelus-elus rambut Seliana dengan perlahan-lahan penisnya mulai tegang lagi dan dengan halus penisnya yang memang telah berada tepat di depan kemaluan Elis ditekan perlahan-lahan agar masuk ke dalam kewanitaan Seliana. Pada saat merasakan penis Ron mulai menerobos masuk ke dalam kewantaannya, Seliana bereaksi sedikit dengan mencoba memberontak lemah tapi akhirnya diam pasrah dan membiarkan penis besar tersebut masuk sepenuhnya ke dalam liang kewantaannya.

Dengan perlahan-lahan Ron menggerakkan badannya naik-turun, sehingga lama-kelamaan tubuh Seliana mulai terangsang kembali dan bereaksi, dan pergumulan kedua insan tersebut semakin lama semakin seru mendaki puncak kepuasan dan kenikmatan, terlupa akan segala penyesalan. Pertarungan mereka terus berlanjut sepanjang malam dan baru berhenti menjelang fajar menyingsing keesokan harinya.

Cerita Sex : Kenikmatan Yang Tidak Pernah Kulupain Dengan Istri Dan Anak Gadisku

Pukul 10 pagi keduanya baru terbangun dan terlihat Nita telah berpakaian rapi, sedang menikmati sarapan paginya sambil mengerling ke arah mereka dengan senyum-senyum rahasia. Pada mulanya Seliana merasa sangat malu terhadap Nita, tapi melihat reaksi Nita yang seperti itu, seakan-akan mengajak bersekutu, akhirnya Seliana menjadi terbiasa.

Bagikan ke yang lainnya
Telegram
Tutup
Tutup